KABARBURSA.COM - Harga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) saat ini menghadapi tantangan akibat minimnya katalis positif dalam jangka pendek. Salah satu faktor utama yang menjadi perhatian investor adalah potensi penghapusan saham dari indeks MSCI dalam tinjauan Februari 2025.
Berdasarkan evaluasi kapitalisasi pasar yang dilakukan MSCI, terdapat kemungkinan sekitar 70 persen bahwa MDKA akan dikeluarkan dari indeks tersebut. Sementara, Keputusan resmi akan diumumkan pada 12 Februari mendatang.
Dalam riset yang dipaparkan IndoPremier Sekuritas pada Senin, 3 Februari 2025, melihat data historisnya, dampak negatif dari penghapusan saham dari MSCI biasanya sudah tercermin dalam harga saham sebelum pengumuman resmi, sehingga potensi penurunan lebih lanjut cenderung terbatas.
Dalam beberapa kasus, saham yang telah dikeluarkan dari MSCI justru mampu menunjukkan kinerja sejalan dengan atau bahkan lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam tiga bulan setelah penghapusan.
Salah satu tantangan terbesar bagi MDKA adalah beban bunga yang semakin tinggi di tengah penurunan EBITDA PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), yang merupakan anak usahanya.
Kombinasi kedua faktor ini diperkirakan akan berdampak pada pembukuan rugi bersih bagi MDKA dalam waktu dekat. Selain itu, proyek AIM yang sebelumnya dijadwalkan beroperasi penuh pada akhir 2024 kini mengalami penundaan hingga akhir 2025.
Hal ini semakin memperburuk prospek kinerja keuangan MDKA dalam jangka pendek karena perusahaan kehilangan sumber pendapatan yang diharapkan mampu mendukung profitabilitasnya.
Sementara itu, situasi ekonomi di Amerika Serikat yang masih mempertahankan suku bunga tinggi turut menjadi tekanan bagi perusahaan pertambangan yang masih membutuhkan pendanaan untuk pengembangan proyeknya.
Meskipun harga emas dan tembaga berada dalam tren positif, pergerakan saham MDKA ternyata tidak menunjukkan korelasi yang kuat dengan harga kedua komoditas tersebut. Hal ini berbeda dengan perusahaan tambang emas dan tembaga lainnya yang lebih kecil, yang biasanya bergerak seiring dengan fluktuasi harga emas dan tembaga.
Korelasi saham MDKA dengan para pesaingnya di industri yang sama juga semakin melemah, karena investor domestik lebih memfokuskan perhatian pada laporan laba bersih perusahaan yang masih mencatatkan rugi dalam beberapa kuartal terakhir.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, target harga saham MDKA direvisi turun dari sebelumnya Rp3.100 per saham menjadi Rp2.400 per saham. Revisi ini juga dipengaruhi oleh penyesuaian target harga MBMA menjadi Rp560 per saham, yang berdampak pada valuasi induk usahanya.
Meskipun demikian, rekomendasi beli terhadap saham MDKA tetap dipertahankan, karena mayoritas tekanan terhadap harga saham saat ini dinilai sudah tercermin di pasar.
Namun, dalam jangka pendek, harga saham MDKA diperkirakan masih akan bergerak stagnan hingga terdapat perkembangan signifikan dari proyek AIM dan proyek emas Pani, yang baru diharapkan mulai memberikan kontribusi terhadap laba bersih perusahaan paling cepat pada paruh kedua tahun 2025.
Kedua proyek ini berpotensi menjadi katalis yang dapat mendorong pemulihan kinerja keuangan MDKA dalam jangka menengah.
Koreksi Terus-Menerus
Harga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengalami tekanan signifikan dengan penurunan sebesar 6,71 persen ke level Rp1.460 per saham pada perdagangan siang ini. Pelemahan terjadi setelah sebelumnya saham MDKA dibuka pada harga Rp1.565 dan sempat menyentuh level tertinggi Rp1.570, sebelum akhirnya melemah hingga titik terendah di Rp1.455.
Dengan total volume transaksi mencapai 221 ribu lot dan nilai perdagangan sebesar Rp32,9 miliar, saham ini menunjukkan volatilitas tinggi di tengah sentimen negatif yang masih membayangi pasar.
Dalam sepekan terakhir, saham MDKA telah mengalami koreksi sebesar 9,06 persen, sementara dalam satu bulan terakhir penurunannya mencapai 8,78 persen. Secara lebih luas, kinerja saham ini dalam tiga bulan terakhir mencatat penurunan yang cukup tajam sebesar 38,09 persen.
Jika ditarik lebih jauh ke enam bulan terakhir, harga sahamnya sudah terpangkas hingga 40,37 persen. Sementara itu, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, MDKA telah kehilangan 42,26 persen dari nilainya.
Performa jangka panjangnya juga mengalami tekanan, dengan koreksi sebesar 59,03 persen dalam tiga tahun terakhir. Meskipun demikian, dalam lima tahun terakhir, saham ini masih membukukan kenaikan sebesar 27,52 persen, menunjukkan bahwa investor jangka panjang masih mendapatkan keuntungan meskipun tekanan dalam beberapa tahun terakhir cukup berat.
Penurunan harga saham MDKA ini sejalan dengan berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan, termasuk kemungkinan penghapusan dari indeks MSCI, yang berpotensi mengurangi daya tarik sahamnya bagi investor institusional.
Selain itu, penundaan proyek AIM yang sebelumnya dijadwalkan beroperasi penuh pada akhir 2024 menjadi faktor lain yang memperburuk sentimen pasar.
Dengan kondisi suku bunga tinggi di Amerika Serikat yang berpotensi meningkatkan biaya pendanaan, prospek bagi perusahaan tambang seperti MDKA semakin menantang, terutama karena perusahaan masih membutuhkan pendanaan besar untuk proyek-proyek ekspansinya.
Meskipun harga emas dan tembaga dalam tren positif, saham MDKA tidak menunjukkan korelasi yang kuat dengan harga kedua komoditas tersebut. Investor tampaknya lebih fokus pada laporan laba bersih perusahaan yang dalam beberapa kuartal terakhir masih mencatatkan rugi akibat tingginya beban bunga dan keterlambatan proyek.
Dengan kondisi ini, tekanan terhadap saham MDKA dalam jangka pendek masih berlanjut, meskipun ada potensi pemulihan jika proyek AIM dan Pani Gold mulai beroperasi penuh pada 2025 dan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan.(*)