Logo
>

Saham Perbankan Menggeliat, Mana yang Menarik Dikoleksi

Saham-saham berkapitalisasi besar, khususnya di sektor perbankan, menjadi motor penggerak utama indeks Ubah dalam bahasa inggris

Ditulis oleh Yunila Wati
Saham Perbankan Menggeliat, Mana yang Menarik Dikoleksi
Seseorang melintas di area main hall Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan Kamis, 20 Maret 2025, dengan catatan positif. Dibuka di level 6.373, indeks langsung menguat dan pada pukul 09.14 WIB tercatat naik 1,05 persen atau bertambah 66 poin ke level 6.378. Penguatan ini melanjutkan tren positif yang terjadi sejak kemarin, di mana IHSG berhasil menutup sesi dengan kenaikan 1,42 persen.

    Optimisme investor terlihat jelas di pasar, didorong oleh sentimen global yang membaik serta ekspektasi terhadap kebijakan ekonomi yang lebih akomodatif. Saham-saham berkapitalisasi besar, khususnya di sektor perbankan, menjadi motor penggerak utama indeks. 

    Empat emiten dengan nilai transaksi tertinggi sementara ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatat transaksi senilai Rp281,95 miliar, diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan Rp203,47 miliar. Selanjutnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat nilai transaksi Rp125,05 miliar, disusul oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan Rp87,73 miliar.

    Beli BBCA

    Saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan pergerakan positif dengan kenaikan 0,60 persen ke level 8.375 pada perdagangan terbaru. Berdasarkan analisis teknikal, terdapat sentimen campuran antara indikator teknikal dan pergerakan rata-rata harga yang memberikan sinyal berbeda.

    Dari segi indikator teknikal, BBCA menunjukkan sinyal "Sangat Beli." Beberapa indikator utama, seperti Stochastic (9,6), Williams %R, dan Commodity Channel Index (CCI), menunjukkan bahwa saham ini berada dalam kondisi beli yang kuat. Stochastic Relative Strength Index (STOCHRSI) bahkan mencapai 100, yang mengindikasikan kondisi overbought atau beli berlebih. 

    Selain itu, indikator Average Directional Index (ADX) di level 40,016 juga mendukung tren positif, mengindikasikan bahwa tren saat ini memiliki kekuatan yang cukup signifikan.

    Namun, ada beberapa indikator yang memberikan sinyal jual. Relative Strength Index (RSI) berada di level 41,471, yang masih di bawah level netral 50, memberikan indikasi bahwa momentum kenaikan belum terlalu kuat. Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) berada di -105,031, yang menandakan tekanan jual masih ada di pasar. Rate of Change (ROC) juga berada di zona negatif, mencerminkan potensi koreksi harga dalam jangka pendek.

    Sementara itu, berdasarkan analisis Moving Average, BBCA memberikan sinyal jual untuk jangka menengah hingga panjang. Rata-rata pergerakan 50 hari, 100 hari, dan 200 hari menunjukkan posisi harga saat ini masih berada di bawah tren jangka panjang, yang mengindikasikan adanya tekanan jual dalam periode lebih panjang. Namun, dalam jangka pendek, pergerakan rata-rata 5 hari dan 10 hari masih memberikan sinyal beli, yang berarti ada potensi kenaikan dalam waktu dekat.

    Analisis pivot point menunjukkan bahwa level support utama berada di kisaran 8.259 hingga 8.359, sementara level resistance berada di sekitar 8.459 hingga 8.559. Jika harga BBCA berhasil menembus level resistance, ada peluang untuk melanjutkan tren kenaikan. Sebaliknya, jika turun ke bawah level support, saham ini bisa mengalami koreksi lebih lanjut.

    Secara keseluruhan, BBCA masih memiliki prospek positif dalam jangka pendek, tetapi tekanan jual dari tren jangka menengah hingga panjang masih perlu diperhatikan. Investor disarankan untuk mencermati pergerakan harga dan indikator teknikal lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi.

    Jual BBRI

    Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengalami tekanan jual pada perdagangan 20 Maret 2025. Harga sahamnya turun 0,54% ke level Rp3.690, menunjukkan tren negatif yang telah berlangsung dalam beberapa sesi terakhir. Secara teknikal, sinyal yang muncul masih mengarah pada potensi pelemahan lebih lanjut.

    Indikator teknikal secara keseluruhan mengindikasikan momentum jual yang cukup kuat. Indikator Relative Strength Index (RSI) berada di level 45, yang masih dalam zona netral, sementara indikator Stochastic juga berada di kisaran 47, mengindikasikan belum ada pergerakan signifikan ke arah overbought atau oversold. Namun, indikator MACD menunjukkan nilai negatif, yang menandakan tren penurunan masih mendominasi. Williams %R berada di level -28, yang menunjukkan bahwa saham ini sudah berada dalam kondisi jenuh beli, tetapi belum cukup kuat untuk membalikkan tren.

    Dari sisi Moving Average, seluruh periode mulai dari MA5 hingga MA200 masih menunjukkan sinyal jual. Harga saham BBRI saat ini berada di bawah seluruh garis rata-rata pergerakan tersebut, mengindikasikan bahwa tekanan jual masih tinggi. MA5 dan MA10 yang berada di kisaran Rp3.709 hingga Rp3.714 memperlihatkan bahwa dalam jangka pendek, saham ini masih berpotensi bergerak dalam tren melemah.

    Pivot points menunjukkan bahwa level support terdekat berada di kisaran Rp3.660, sementara resistance utama berada di Rp3.750. Jika saham ini terus bergerak di bawah level support, potensi pelemahan lebih lanjut masih terbuka, sementara jika mampu menembus resistance, ada peluang pembalikan arah dalam jangka pendek.

    Secara keseluruhan, saham BBRI masih berada dalam tekanan jual dengan dominasi sentimen negatif. Para investor dan trader perlu mencermati apakah harga akan mampu bertahan di level support atau justru terus melanjutkan tren turun.

    Beli BMRI

    Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada perdagangan terkini tercatat mengalami sedikit pelemahan sebesar 0,21 persen ke level 4.670. Meskipun mengalami koreksi tipis, sinyal teknikal menunjukkan kecenderungan yang beragam, dengan indikator teknikal memberikan sinyal beli yang kuat, sementara indikator moving average lebih cenderung pada sinyal jual.

    Dari indikator teknikal, BMRI mendapatkan dorongan positif dengan delapan indikator utama memberikan sinyal beli, sementara hanya satu indikator yang menunjukkan sinyal jual. Indeks Kekuatan Relatif (RSI) berada di level 53,6, yang mengindikasikan kondisi pasar yang netral dan belum memasuki wilayah overbought atau oversold. Stochastic menunjukkan momentum positif dengan level 70,74, sedangkan indikator Stochastic RSI berada di 94,1, menandakan saham berada dalam kondisi beli berlebih. Indikator lain seperti ADX, Williams %R, dan CCI juga memberikan sinyal beli, mengindikasikan adanya potensi penguatan lebih lanjut.

    Di sisi lain, analisis moving average menunjukkan sinyal yang lebih beragam. Lima dari indikator moving average mengarah pada sinyal beli, sedangkan tujuh lainnya menunjukkan sinyal jual. Moving average jangka pendek seperti MA5 dan MA10 masih berada di area beli, tetapi MA50, MA100, dan MA200 berada di bawah harga saat ini, yang dapat menjadi sinyal bahwa tren jangka panjang masih mengalami tekanan.

    Berdasarkan pivot point, level support utama berada di 4.597 dan 4.534, sementara level resistance berada di 4.734 dan 4.797. Jika harga saham mampu bertahan di atas level pivot 4.697, ada kemungkinan pergerakan positif akan terus berlanjut. Namun, jika tekanan jual meningkat dan harga turun di bawah support, potensi koreksi lebih dalam bisa terjadi.

    Secara keseluruhan, saham BMRI menunjukkan indikasi netral dengan potensi kenaikan, tetapi masih perlu konfirmasi lebih lanjut dari pergerakan harga dalam beberapa sesi ke depan. Jika momentum positif berlanjut, ada peluang untuk saham ini kembali ke level yang lebih tinggi, namun investor juga perlu waspada terhadap potensi tekanan jual dalam jangka menengah.

    Jual BBNI

    Saham Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengalami tekanan jual yang cukup signifikan, terlihat dari indikator teknikal yang menunjukkan sinyal negatif secara keseluruhan. Pada perdagangan terbaru, saham BBNI turun 10 poin atau 0,24 persen ke level 4.160. Secara teknikal, baik indikator momentum maupun tren harga saat ini masih mengarah ke pelemahan.

    Indeks Kekuatan Relatif (RSI) berada di level 35,588, yang menandakan kondisi mendekati area jenuh jual. Sementara itu, indikator Stochastic (9,6) juga menunjukkan sinyal jual, dengan nilai 36,157. Meskipun demikian, Stochastic RSI berada di 93,47 yang mengindikasikan kondisi beli berlebih, tetapi hal ini tidak cukup kuat untuk membalikkan sentimen negatif yang mendominasi. Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan angka -57,795, mengonfirmasi tren bearish yang masih berlanjut.

    Dari sisi tren harga, hampir semua rata-rata pergerakan saham (Moving Average) menunjukkan sinyal jual, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Rata-rata MA5, MA10, MA20, MA50, MA100, hingga MA200 semuanya berada dalam posisi jual, mencerminkan tekanan turun yang masih kuat. Ini juga diperkuat oleh indikator Bull/Bear Power yang berada di -48,128, menandakan dominasi sentimen bearish.

    Level support dan resistance saham ini juga memberikan gambaran lebih lanjut tentang potensi pergerakan harga ke depan. Berdasarkan pivot point klasik, titik support berada di 4.110 dan 4.050, sementara resistance terdekat berada di 4.250 dan 4.330. Jika tekanan jual terus berlanjut, harga saham BBNI berpotensi menguji level support terendah. Namun, apabila terjadi pembalikan arah, kenaikan di atas 4.250 dapat membuka peluang untuk penguatan lebih lanjut.

    Secara keseluruhan, sentimen teknikal untuk saham BBNI masih cenderung bearish dengan tekanan jual yang kuat. Investor dan trader yang ingin masuk ke saham ini perlu mencermati pergerakan harga di level support dan melihat apakah ada tanda-tanda pembalikan tren sebelum mengambil keputusan investasi.

    Daya tarik saham perbankan yang masih kuat menunjukkan kepercayaan investor terhadap fundamental sektor keuangan di tengah ekspektasi stabilitas suku bunga. Dengan tren ini, para pelaku pasar terus mencermati pergerakan IHSG, terutama terhadap potensi penguatan lebih lanjut atau adanya koreksi setelah reli yang terjadi dalam beberapa sesi terakhir.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79