Judul: PSAB Terbang 17 Persen, Spekulasi atau Rebound Nyata?
JAKARTA — Saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melonjak tajam sebesar 17,31 persen ke level Rp366 pada perdagangan Senin (2/6), didorong lonjakan volume perdagangan yang mencapai 534 juta lembar, dua kali lipat dari rata-rata harian. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam sebulan terakhir dan mengundang spekulasi di pasar mengenai potensi kebangkitan saham tambang emas yang sempat tertidur ini.
Reli harga PSAB terjadi di tengah minimnya rilis aksi korporasi baru, memunculkan dugaan bahwa lonjakan ini lebih bersifat teknikal ketimbang didorong fundamental jangka pendek. Namun, sentimen jelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan berlangsung pada 28 Juni 2025 tetap menjadi perhatian pelaku pasar.
Data keuangan terbaru menunjukkan perbaikan signifikan. PSAB membukukan laba bersih sebesar USD17,67 juta pada tahun 2024, melonjak dari hanya USD581 ribu pada 2023. Pendapatan juga meningkat menjadi USD304,27 juta dari USD263,61 juta di tahun sebelumnya. Meski demikian, arus kas dari aktivitas operasi hanya mencapai USD9 juta dan belanja modal (capex) meningkat menjadi USD12 juta. Hal ini menunjukkan perbaikan laba belum sepenuhnya diikuti oleh penguatan arus kas.
Secara valuasi, PSAB saat ini diperdagangkan pada PER trailing 32,4 kali dan PBV 1,86 kali. Metrik ini menunjukkan saham sudah berada di area premium dibanding rerata sektor barang baku. Meski demikian, PEG ratio berada di level rendah 0,14, mengindikasikan bahwa valuasi tinggi masih bisa diterima jika pertumbuhan laba konsisten berlanjut.
Jika dibandingkan dengan emiten sejenis seperti BRMS dan PBID, posisi PSAB berada di tengah. BRMS misalnya, memiliki PER jauh lebih tinggi di 57,5 kali dan PBV 2,7 kali, namun masih mencatat net profit margin lebih tinggi sebesar 22,8 persen. Sementara PBID lebih efisien dari sisi valuasi, dengan PER hanya 10,5 kali, namun memiliki skala usaha yang lebih kecil dari PSAB.
Dari sisi teknikal, PSAB berhasil breakout dari zona konsolidasi yang berlangsung sejak April. Secara musiman (seasonality), bulan Juni-Juli kerap menjadi momen reli untuk saham ini. Rata-rata return bulan Juli dalam lima tahun terakhir tercatat +15,46 persen dengan probabilitas kenaikan 60 persen.
Namun demikian, reli harga yang cepat membuka ruang untuk koreksi teknikal jangka pendek, terutama mengingat valuasi saat ini belum ditopang oleh arus kas yang kuat maupun pembaruan proyek eksplorasi strategis. Posisi utang juga masih menjadi perhatian. Total liabilitas PSAB tercatat USD464,2 juta per akhir 2024 atau setara 53,6 persen dari total aset.
Investor juga menantikan arah kebijakan perusahaan pasca-RUPS akhir Juni. Sejauh ini, belum ada pengumuman resmi terkait ekspansi tambang, restrukturisasi utang, atau aksi korporasi strategis lainnya yang bisa menjadi katalis lanjutan. Dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp12,7 triliun dan prospek harga emas dunia yang masih fluktuatif, setiap sentimen eksternal bisa menjadi pemicu volatilitas baru.
Secara keseluruhan, reli PSAB ke level Rp366 mencerminkan kombinasi dari momentum teknikal, seasonality yang mendukung, serta optimisme terbatas atas pemulihan kinerja. Bagi investor yang sudah mengoleksi di bawah Rp330, ini bisa menjadi momentum untuk mengamankan keuntungan sebagian. Sementara bagi yang belum masuk, disarankan menunggu konfirmasi konsolidasi sehat di kisaran Rp340–Rp350, sembari mencermati arah korporasi pasca-RUPS mendatang. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      