Logo
>

Saham-saham Big Caps Rontok usai Paparan Kinerja

Ditulis oleh KabarBursa.com
Saham-saham Big Caps Rontok usai Paparan Kinerja

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasca pengungkapan kinerja selama tiga bulan pertama tahun 2024, saham-saham dalam industri perbankan mengalami penurunan secara seragam. Bahkan, saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) menunjukkan koreksi yang tajam.

    Di antara bank-bank big caps, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tercatat mengalami koreksi paling dalam. Pada penutupan perdagangan Kamis 2 Mei 2024 kemarin, BMRI mengalami penurunan hingga 8,33 persen menjadi Rp 6.325 per saham.

    Meskipun demikian, harga saham BMRI masih menunjukkan kenaikan sejak awal tahun, dengan pertumbuhan sekitar 4,96 persen, mencapai level tertinggi di tahun ini sebesar Rp 7.500 per saham.

    Sementara itu, koreksi pada saham BMRI terjadi setelah laporan kinerja kuartal I-2024 diumumkan. Meski laba Bank Mandiri mengalami kenaikan sekitar 1,13 persen secara tahunan menjadi Rp 12,7 triliun, namun hal ini tidak mampu menghindari koreksi harga saham.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "IDX:BMRI",

    "interval": "D",

    "timezone": "Asia/Jakarta",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "enable_publishing": false,

    "hide_top_toolbar": true,

    "allow_symbol_change": false,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga terpengaruh dengan koreksi pasar, mengalami penurunan hingga 8 persen pada penutupan perdagangan Kamis 2 Mei 2024. Saat ini, BBNI diperdagangkan di level Rp 4.830 per saham.

    Koreksi tersebut menambah tingginya penurunan harga saham BBNI sejak awal tahun, mencapai 10,14 persen. Bahkan dalam satu bulan terakhir, saham bank ini mengalami koreksi hingga 18,48 persen.

    PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga terpengaruh dengan koreksi pasar, mengalami penurunan harga saham hingga 3,79 persen menjadi Rp 2.540 per saham. Meski demikian, kinerja BRIS selama tiga bulan pertama tahun ini menunjukkan pertumbuhan laba bersih sebesar 17 persen YoY menjadi Rp 1,71 triliun.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "IDX:BRIS",

    "interval": "D",

    "timezone": "Asia/Jakarta",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "enable_publishing": false,

    "hide_top_toolbar": true,

    "allow_symbol_change": false,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga mengalami koreksi sebesar 3,64 persen menjadi Rp 4.750 per saham. Koreksi ini menambah dalamnya penurunan harga saham BBRI sejak awal tahun, mencapai 16,86 persen year to date.

    Terakhir, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat koreksi yang relatif kecil, sebesar 2,55 persen menjadi Rp 9.550 per saham. Meski mengalami koreksi, saham BBCA masih menunjukkan pertumbuhan sekitar 1,60 persen year to date. BCA menutup kuartal I-2024 dengan pertumbuhan laba sebesar 11,7 persen menjadi Rp 12,8 triliun.

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi