KABARBURSA.COM - Pasar saham Indonesia pekan lalu mencatat pergeseran minat yang cukup mencolok ke kelompok saham berkapitalisasi kecil dan menengah. Sejumlah emiten mencatat kenaikan harga di atas 60 persen, ditopang oleh lonjakan nilai transaksi serta tingginya partisipasi investor ritel.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun KabarBursa.com, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) tampil sebagai pemimpin dengan lonjakan hampir 94 persen dalam sepekan. STAR menguat 93,8 persen dengan nilai transaksi mencapai Rp1,9 triliun, salah satu yang terbesar di antara saham berkapitalisasi kecil.
Aktivitas perdagangan yang intens menempatkan saham ini di posisi teratas penguatan mingguan. Pelaku pasar mencermati bahwa minat ritel terhadap STAR meningkat signifikan, sejalan dengan melonjaknya frekuensi transaksi.
Sementara untuk saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) menempati posisi kedua setelah naik 76,7 persen. Nilai transaksi yang stabil setiap sesi memperlihatkan arus dana yang relatif konsisten, berbeda dari pola penguatan jangka pendek yang kerap muncul pada saham-saham berkapitalisasi kecil.
Di sektor teknologi dan agrikultur mikro, Sunson Textile Manufacturer (SSTM) mencatat kenaikan 70,1 persen, menjadikannya salah satu saham yang paling sering diburu pelaku pasar momentum.
Begitu juga dengan PT Red Planet Indonesia (PSKT) juga masuk daftar lima besar setelah meningkat 68,4 persen. Saham ini beberapa pekan terakhir terus muncul dalam daftar penguatan harian dan mingguan, seiring frekuensi transaksi yang tetap tinggi.
Sementara itu, saham Bank Oke Indonesia (DNAR) membukukan kenaikan 66,4 persen setelah keluar dari fase stagnan dan mencatat lonjakan volume perdagangan.
PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) menjadi salah satu sorotan pekan ini. Selain naik 66,3 persen, saham ini mencatat frekuensi transaksi tertinggi dengan 839 ribu kali dan nilai transaksi Rp2,7 triliun.
Likuiditas besar tersebut menempatkan MINA sebagai salah satu saham paling aktif di pasar, dengan pergerakan yang cenderung mengikuti pola aktivitas ritel yang meluas.
Begitu juga dengan PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) dan Nusa Raya Cipta (NRCA) mengikuti dengan penguatan masing-masing 66,2 persen dan 61,3 persen. NRCA mencatat nilai transaksi mendekati Rp772 miliar, yang menunjukkan minat tidak hanya datang dari ritel tetapi juga pelaku pasar institusi.
Dua saham lain, PT Minna Padi Aset Manajemen (PADI) dan PT Intan Buana Baru (IRFN), melengkapi daftar penguat setelah mencatat kenaikan masing-masing 60,5 persen dan 57,5 persen dalam sepekan.
Kontras dengan pergerakan agresif kelompok penguat, sejumlah saham berkapitalisasi besar mencatat nilai transaksi jumbo tanpa diikuti penguatan harga.
BUMI memimpin kategori ini dengan nilai transaksi mingguan Rp26,3 triliun, tetapi tidak masuk daftar penguat. Frekuensi perdagangan yang tinggi belum cukup mengangkat harga, menandakan tekanan jual masih mewarnai pergerakan saham tersebut.
Di sektor perbankan, saham BBRI dan BMRI mencatat nilai transaksi masing-masing Rp10,2 triliun dan Rp6,1 triliun, namun harga saham keduanya bergerak terbatas.
Kondisi serupa terlihat pada BBCA yang juga membukukan value besar. Sebagian analis melihat stagnasi ini sejalan dengan arus keluar investor asing yang terjadi pada beberapa sesi perdagangan.
BRMS dan RAJA turut mencatat nilai transaksi besar, masing-masing Rp9,5 triliun dan Rp8 triliun. Namun pergerakan harganya tidak berada dalam jajaran penguat mingguan.
Pergerakan yang berlawanan arah antara besarnya aktivitas perdagangan dan terbatasnya kenaikan harga membuat sejumlah saham tersebut masuk kelompok saham yang cenderung tertekan sepanjang pekan.
Perbandingan kinerja antara dua kelompok saham ini menunjukkan dinamika pasar yang kontras: saham-saham small–mid cap bergerak agresif dengan dukungan likuiditas ritel, sementara saham-saham unggulan mencatat arus transaksi besar namun bergerak dalam rentang harga yang sempit.
Pelaku pasar akan mencermati apakah minat tinggi terhadap saham berkapitalisasi kecil akan berlanjut pada pekan-pekan berikutnya di tengah perubahan sentimen domestik maupun global.(*)