KABARBURSA.COM - Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih (net buy) di beberapa saham unggulan pada perdagangan Rabu, 4 Juni 2025. Saham sektor logam, teknologi, dan konsumsi menjadi sasaran utama dana asing.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi yang paling banyak dibeli asing. Nilai pembelian bersih mencapai Rp236,90 miliar dengan total transaksi sebesar Rp1,50 triliun.
Volume perdagangan ANTM menyentuh 422,55 juta lembar saham. Frekuensi transaksi tercatat 63.110 kali dengan harga penutupan Rp3.550, naik 5,65 persen dibanding hari sebelumnya.

Di posisi kedua, investor asing mengoleksi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan net buy senilai Rp97,95 miliar. Nilai transaksi saham teknologi ini mencapai Rp308,32 miliar dengan volume 4,93 miliar saham.
Meskipun tidak mengalami kenaikan harga, GOTO bertahan di level Rp62 per saham. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 16.940 kali.
Selanjutnya, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga menarik perhatian investor asing. Pembelian bersih asing tercatat sebesar Rp33,20 miliar dari total transaksi Rp160,43 miliar.
INDF ditutup menguat 5,11 persen ke level Rp8.225 per saham. Saham sektor konsumsi ini diperdagangkan sebanyak 19,74 juta lembar dengan frekuensi 9.850 kali.
Saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) juga mengalami lonjakan pembelian asing sebesar Rp32,38 miliar. Nilai transaksinya mencapai Rp643,17 miliar dengan volume perdagangan 1,54 miliar saham.
MBMA mencatat kenaikan harga tertinggi dalam daftar, yaitu 24,86 persen ke level Rp452 per saham. Frekuensi perdagangan menyentuh 66.380 kali.
Saham kelima yang paling banyak dikoleksi asing adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Investor asing mencatat net buy sebesar Rp31,18 miliar dengan nilai transaksi Rp353,78 miliar.
Harga saham TLKM menguat tipis 0,71 persen ke Rp2.820 per saham. Volume perdagangan mencapai 125,01 juta saham dengan 16.610 kali transaksi.
Sementara itu, sejumlah saham unggulan lainnya justru dilepas oleh investor asing. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatat net sell terbesar sebesar Rp414,7 miliar.
BBRI dilepas sebanyak 1 juta lot dalam 29.000 transaksi dengan harga rata-rata Rp4.130 per saham. Disusul oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatat net sell Rp231,4 miliar.
Investor asing juga mencatatkan aksi jual pada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp112,0 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp76,2 miliar. Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (WIFI) juga masuk daftar jual dengan net sell Rp42,1 miliar.

Secara keseluruhan, saham-saham yang dikoleksi asing didominasi oleh emiten logam, teknologi digital, barang konsumsi, dan telekomunikasi. Sementara sektor keuangan menjadi target aksi jual.
Di sisi broker, Mandiri Sekuritas mencatatkan total transaksi tertinggi dengan nilai mencapai Rp2,9 triliun. Namun broker berkode CC ini justru mencatat net sell sebesar Rp128,3 miliar.
UBS Sekuritas Indonesia (AK) mencatatkan net buy sebesar Rp143,0 miliar dari total transaksi Rp2,5 triliun. Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) juga membukukan net buy Rp146,6 miliar dengan nilai transaksi Rp2,3 triliun.
Maybank Sekuritas Indonesia (ZP) dan CGS International Sekuritas Indonesia (YU) masing-masing mencatat net buy tipis sebesar Rp8,5 miliar dan Rp6,5 miliar. Kelima broker ini mendominasi aktivitas perdagangan harian bursa.
Dengan pergerakan ini, investor asing menunjukkan minat terhadap saham-saham sektor riil dan digital yang memiliki likuiditas tinggi. Namun di sisi lain, aksi jual asing di sektor perbankan memberi sinyal adanya rotasi portofolio.
Pergerakan dana asing pada hari ini menjadi indikator penting bagi pelaku pasar dalam menentukan strategi jangka pendek. Data aliran modal harian tetap menjadi salah satu acuan utama di tengah fluktuasi pasar yang dinamis. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.