KABARBURSA.COM – Bursa saham Asia menutup perdagangan dengan pergerakan yang bervariasi pada sesi awal pekan ini, Senin, 20 Oktober 2025. Sejumlah indeks utama mencatatkan arah berbeda, mencerminkan beragam sentimen di kawasan mulai dari optimisme pemulihan ekonomi Jepang hingga tekanan berlanjut di pasar Hong Kong.
Secara umum, pelaku pasar masih bersikap hati-hati terhadap arah kebijakan suku bunga global dan prospek permintaan ekspor Asia. Kinerja kuat sektor teknologi di Tokyo menjadi pendorong utama penguatan regional, sementara saham properti dan keuangan di Hong Kong kembali menekan sentimen.
Jepang
Indeks Nikkei 225 menguat signifikan ke level 48.483,86, naik 901,71 poin atau 1,90 persen. Kenaikan tajam ini didorong oleh aksi beli di saham teknologi dan otomotif, setelah yen melemah terhadap dolar AS. Kondisi tersebut mendorong optimisme pasar atas peningkatan daya saing ekspor Jepang.
Investor juga merespons positif prospek penyesuaian kebijakan moneter Bank of Japan yang diperkirakan tetap longgar untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
Korea Selatan
Berbanding terbalik, indeks Kospi Korea Selatan ditutup melemah tipis ke 3.744,91, turun 3,98 poin atau 0,11 persen. Tekanan terutama datang dari saham chip dan eksportir besar yang tertekan oleh penguatan dolar AS.
Sentimen investor juga cenderung menunggu rilis data perdagangan dan arah kebijakan suku bunga Bank of Korea yang akan menjadi penentu pergerakan pasar pada pekan ini.
Tiongkok Daratan
Di pasar Tiongkok daratan, indeks Shanghai Composite mencatatkan penguatan moderat ke level 1.871,00, naik 6,50 poin atau 0,35 persen. Kenaikan terbatas ini menandakan optimisme hati-hati investor terhadap efektivitas langkah pemerintah dalam menstabilkan pasar properti dan memperkuat konsumsi domestik.
Meskipun tekanan di sektor real estat belum sepenuhnya mereda, pelaku pasar mulai melihat sinyal positif dari sejumlah data produksi industri yang menunjukkan perbaikan bertahap.
Hong Kong
Sementara itu, indeks Hang Seng (HSI) anjlok tajam ke 25.247,10, turun 641,41 poin atau 2,48 persen. Sektor teknologi dan properti menjadi penekan utama setelah laporan kinerja kuartalan beberapa emiten besar di bawah ekspektasi.
Koreksi ini juga dipicu aksi ambil untung investor setelah reli singkat pekan sebelumnya, memperlihatkan sentimen pasar Hong Kong yang masih rentan terhadap fluktuasi ekonomi Tiongkok.
Secara keseluruhan, pasar Asia menunjukkan pola perdagangan campuran di tengah ketidakpastian global. Pelaku pasar kini menantikan kejelasan arah kebijakan moneter utama di kawasan serta sinyal suku bunga dari Federal Reserve AS yang akan menjadi katalis utama bagi pergerakan pasar pekan ini. (*)