KABARBURSA.COM - Kasus ojek mematok harga tinggi kepada wisatawan di Bromo tengah jadi perbincangan publik. Hal ini diketahui setelah sebuah video yang memperlihatkan segerombolan wisata viral usai mengaku dipatok harga senilai Rp400 ribu.
Dalam video yang beredar, sejumlah wisata tersebut mengatakan awalnya mereka dimintai uang sebesar Rp100 ribu, namun sesampainya di lokasi mereka malah dipatok harga Rp400 ribu.
"Kalau naik ojek ke sini, jangan sampai ketipu ya guys. Tadi perjanjian cepek (seratus ribu rupiah). Sampai sini kita ditembak empat ratus (ribu)," jelas video tersebut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno angkat bicara mengenai kejadian ini. Ia mengatakan hal seperti ini seharusnya tidak digeneralisir.
Sandiaga mengultimatum jika hal semacam ini terus terulang, pihaknya tidak segan untuk memberikan tindakan tegas guna memberikan efek jera kepada para oknum.
"Jangan digeneralisir, karena upaya kami adalah memberikan pembinaan, penertiban. Tapi jika ini terus berulang, ini akan ditindak tegas," ujarnya dalam acara Weekly Brief with Sandi Uno, di Jakarta, Senin 27 Mei 2024.
Sandiaga menyatakan ulah oknum ojek tersebut bisa mencoreng nama baik tempat wisata. Menurutnya, seluruh ekosistem hingga destinasinya bakal terkena dampak negatif dari kejadian ini.
"Sanksi ini harusnya diberikan oleh komunitasnya sendiri, karena akan tercoreng namanya oleh kegiatan ilegal seperti yang tukang ojek lakukan ini," ungkapnya.
Lebih lanjut mantan wakil Gubernur Jakarta itu menyampaikan pihaknya memiliki rencana dalam memanfaatkan digitalisasi guna mematok harga ojek sesuai standar.
Dengan adanya penerapan digitalisasi, Sandiaga menyebut para wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi, nantinya telah mengetahui harga jasa ojek yang telah ditentukan.
"Kami mendorong digitalisasi agar para wisatawan juga tahu dari informasi yang tersebar, bahwa inilah standar harganya," ucapnya.
Kejadian adanya ojek yang mematok harga mahal, sedikit mencoreng capaian Indonesia yang baru saja bertengger di peringkat ke-22 dalam ranking Travel and Tourism Development Index (TTDI) tahun 2024.
Kata Sandiaga, raihan tersebut membuat Indonesia berada di atas negara-negara seperti Belgia, Selandia Baru, hingga Turki.
Untuk di Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan kedua, hanya kalah dari Singapura, dan berhasil mengungguli Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.
“Di asia saingan kita Korea Selatan, Jepang, Dan China,” jelas Sandiaga.
Sandiaga menjelaskan, penilaian indeks pariwisata berdasarkan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan suatu negara untuk sektor pariwisata.
“Indeks ini negara-negara yang melakukan kebijakan-kebijakan yang tepat bagi sektor pariwisatanya dan kita melihat bahwa indonesia sudah masuk di level dunia,” jelasnya.
Dia kemudian membeberkan penopang suksesnya Indonesia bertengger di posisi ke-22 TTDI tahun 2024. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah adanya libur bersama.
Praktik Pariwisata Berkualitas
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut bahwa praktik-praktik pariwisata yang berkualitas menjadi dasar utama dalam pengembangan ekonomi Indonesia ke depan.
Sandiaga mengatakan melalui ekonomi berbasis pengetahuan, juga ekonomi hijau dan biru, serta ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, maka Indonesia akan dapat membuka potensi besarnya sebagai tujuan pariwisata global.
“Perekonomian Indonesia saat ini cukup baik dengan rata-rata pertumbuhan tahunan PDB melebihi 5 persen dalam satu dekade terakhir,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu 24 April 2024.
Komitmen akan menjalankan praktik-praktik tersebut sebelumnya juga telah disuarakan Indonesia dalam forum-forum internasional lainnya. Seperti pada saat Presidensi G20 Indonesia 2022 serta Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.
Dua event tersebut menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam pemulihan ekonomi global. Selain juga menjelaskan pencapaian Indonesia yang mengesankan kepada dunia dan menjadi titik awal untuk memulihkan kepercayaan ekonomi pascapandemi di dalam dan luar negeri.
Sandiaga menjelaskan, komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan ditunjukkan melalui berbagai program kementerian yang telah dilaksanakan sepanjang tahun.
Beberapa di antaranya adalah program CHSE, Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), penghitungan jejak karbon, dan pendampingan serta bantuan pengelolaan sampah.
“Kami juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang tersebar di seluruh tanah air dengan berbagai peluang investasi yang ditawarkan seperti akomodasi, makanan dan minuman, wellness and health tour yang berkonsep regeneratif berkelanjutan, juga hal-hal menarik lainnya di sektor ekonomi kreatif dan digital,” pungkas Sandiaga.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.