KABARBURSA.COM - Langkah pemerintah membentuk satuan tugas (satgas) untuk menurunkan harga tiket pesawat dinilai membawa angin segar bagi emiten di sektor penerbangan.
Head of Customer and Education Kiwoom Sekuritas, Octavianus Audi, mengatakan pihaknya memandang evaluasi memang sangat diperlukan secara menyeluruh untuk dapat menekan tarif maskapai penerbangan di Indonesia.
"Meski demikian, memang ada beberapa faktor yang membuat harga tergolong tinggi dibandingkan negara tetangga, seperti pengenaan PPN, fluktuasi avtur dan biaya retribusi bandara," ujar Audi kepada Kabar Bursa, Rabu 17 Juli 2024.
Audi menuturkan Kiwoom Sekuritas melihat adanya potensi pemangkasan batasan biaya penerbangan akan sangat positif untuk maskapai jika penurunan disebabkan dari regulasi pajak atau biaya retribusi operasional bandara.
"Karena kami melihat potensi pengguna angkutan pesawat dapat bergairah seiring dengan harga yang lebih rendah," tutur dia.
Akan tetapi, Audi menyatakan pihaknya belum bisa memberikan rekomendasi untuk sektor penerbangan ini.
Adanya satgas untuk menurunkan harga tiket pesawat tentu menjadi angin segar bagi pemegang saham di emiten di sektor penerbangan, salah satunya PT Cardig Aero Services Tbk (CASS).
PT Cardig Aero Service Tbk (CASS) adalah perseroan yang menjalankan usahanya di sejumlah lokasi, salah satunya di bandara udara.
Dikutip dari Stockbit perseroan mampu menangani lebih dari 27,6 juta penumpang dan lebih dari 88.000 penerbangan.
Melansir RTI Business pada Rabu, 17 Juli 2024, pagi WIB, CASS memiliki kinerja apik dalam satu bulan dengan menorehkan pertumbuhan 6,60 persen dan harga saham mencapai Rp1.000 hingga Rp1.210 per lembar saham.
Tak hanya itu, CASS juga memperoleh volume transaksi sebesar Rp12,7 juta selama satu bulan dengan saham yang diperdagangkan senilai Rp13,8 miliar. Adapun frekuensi perdagangan sebesar 4,638.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk menurunkan harga tiket pesawat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan harga tiket pesawat yang lebih efisien di Indonesia.
“Rapat koordinasi telah dilaksanakan, dan telah diperintahkan untuk mengambil sembilan langkah ke depan, termasuk pembentukan satgas untuk menurunkan harga tiket pesawat,” kata Sandiaga Uno di Jakarta, Minggu, 14 Juli 2024.
Dia menyebutkan, satgas tersebut terdiri dari Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait lainnya.
Dalam kesempatan ini, ia menyampaikan bahwa bukan hanya bahan bakar Avtur yang berkontribusi membuat harga tiket pesawat mahal di dalam negeri.
Menurut Sandiaga, ada aspek lain seperti beban pajak hingga beban biaya operasional.
“Jadi, semuanya akan dikaji dan dipastikan bahwa industri penerbangan kita efisien, sebagaimana industri penerbangan di luar negeri,” ucap Sandiaga Uno.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyoroti masalah harga tiket pesawat yang tinggi di Indonesia. Kata dia, harga tiket pesawat di Indonesia merupakan salah satu yang termahal di dunia.
Luhut menjelaskan bahwa harga tiket pesawat yang tinggi disebabkan oleh pulihnya aktivitas penerbangan setelah pandemi COVID-19.
Dia juga memproyeksikan bahwa pada tahun ini, jumlah penumpang global diperkirakan mencapai 4,7 miliar, meningkat sebesar 200 juta dibandingkan dengan tahun 2019.
“Harga tiket penerbangan yang cukup tinggi telah menjadi keluhan banyak orang akhir-akhir ini, yang disebabkan oleh pulihnya aktivitas penerbangan global mencapai 90 persen dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi. Berdasarkan data dari IATA, diproyeksikan bahwa pada tahun 2024 akan ada 4,7 miliar penumpang global, atau meningkat sebanyak 200 juta penumpang dibandingkan dengan tahun 2019,” kata Luhut seperti yang dikutip dari akun Instagram pribadinya, Kamis, 11 Juli 2024.
Bahkan, kata Luhut, harga tiket pesawat di Indonesia termahal kedua di antara negara berpenduduk tinggi setelah Brasil.
“Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan negara berpenduduk tinggi, harga tiket penerbangan Indonesia jadi yang termahal kedua setelah Brasil,” tuturnya.
Terkait hal tersebut, pihaknya pun menyiapkan sejumlah strategi untuk menurunkan harga tiket pesawat. Salah satunya ialah melakukan evaluasi biaya operasi.
“Kami menyiapkan beberapa langkah untuk efisiensi penerbangan dan penurunan harga tiket, misalnya evaluasi operasi biaya pesawat,” imbuhnya.
Lebih Efisien
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk menurunkan harga tiket pesawat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan harga tiket pesawat yang lebih efisien di Indonesia.
“Rapat koordinasi telah dilaksanakan, dan telah diperintahkan untuk mengambil sembilan langkah ke depan, termasuk pembentukan satgas untuk menurunkan harga tiket pesawat,” kata Sandiaga Uno di Jakarta.
Dia menyebutkan, satgas tersebut terdiri dari Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait lainnya.
Dalam kesempatan ini, ia menyampaikan bahwa bukan hanya bahan bakar Avtur yang berkontribusi membuat harga tiket pesawat mahal di dalam negeri.
Menurut Sandiaga, ada aspek lain seperti beban pajak hingga beban biaya operasional.