Logo
>

Satu Saham Emiten Farmasi yang Diserok JP Morgan

J.P. Morgan tercatat memborong saham KLBF dengan nilai transaksi mencapai Rp18,6 miliar

Ditulis oleh Syahrianto
Satu Saham Emiten Farmasi yang Diserok JP Morgan
Gedung Kalbe Farma (Foto: Dok. Kalbe Farma)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - J.P. Morgan Sekuritas Indonesia tampaknya sedang aktif melakukan pembelian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data aktivitas broker pada Jumat, 7 Maret 2025, salah satu saham yang menarik perhatian adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), yang menjadi salah satu saham dengan nilai pembelian terbesar oleh broker asing tersebut.

    Berdasarkan data perdagangan di Stockbit, J.P. Morgan tercatat memborong saham KLBF dengan nilai transaksi mencapai Rp18,6 miliar, dengan volume sebesar 164.226 lot dan harga rata-rata Rp1.135 per saham. Pembelian ini menunjukkan minat yang cukup besar terhadap saham emiten farmasi tersebut di tengah dinamika pasar modal.

    Pada perdagangan hari ini, Saham KLBF sendiri tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,87 persen atau 10 poin, berada di level Rp1.160 per saham. Saham ini sempat dibuka di harga Rp1.150, dengan harga tertinggi mencapai Rp1.160 dan terendah Rp1.130.

    Volume perdagangan tercatat sebesar 33,45 juta saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp39 miliar. Rata-rata volume perdagangan KLBF dalam beberapa waktu terakhir berada di kisaran 38,04 juta saham.

    Secara year-to-date (ytd), saham KLBF mengalami koreksi sebesar 14,71 persen, turun 200 poin dari awal tahun. Meskipun demikian, minat investor terhadap saham ini masih cukup tinggi, tercermin dari aktivitas transaksi yang cukup aktif.

    Langkah J.P. Morgan dalam mengakumulasi saham KLBF ini mengindikasikan adanya potensi sentimen positif terhadap sektor farmasi. 

    Aksi beli ini juga mencerminkan optimisme terhadap kinerja fundamental Kalbe Farma ke depan, terutama dengan ekspektasi pertumbuhan sektor farmasi yang didukung oleh peningkatan permintaan produk kesehatan dan inovasi industri.

    Industri Farmasi di Indonesia

    Sektor farmasi Indonesia menunjukkan kinerja positif dalam beberapa tahun terakhir. Pada triwulan II tahun 2020, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mencatat pertumbuhan sebesar 8,65 persen, meskipun perekonomian nasional mengalami kontraksi pada periode tersebut. 

    Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mengalami pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh peningkatan permintaan produk kesehatan selama pandemi COVID-19.  Pada kuartal I 2022, sektor ini tumbuh 6,47 persen (year-on-year). Namun, pada kuartal III 2022, terjadi kontraksi sebesar 3,50 persen (yoy), seiring dengan melandainya pandemi yang menurunkan permintaan produk kesehatan. Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2022, sektor ini hanya tumbuh tipis sebesar 0,69 persen. 

    Namun, pada kuartal pertama tahun 2023, sektor ini mengalami kontraksi sebesar 3,52 persen, dengan nilai PDB mencapai Rp57,78 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya penjualan ritel di apotek seiring melandainya pandemi COVID-19. 

    Memasuki kuartal I 2024, industri farmasi Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 2,5 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh produk resep yang mencapai 67,7 persen dari total pasar, sementara produk obat bebas berkontribusi sebesar 32,3 persen.

    Pada triwulan II tahun 2024, sektor industri pengolahan, yang mencakup industri farmasi, menyumbang 18,52 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, meningkat dari 18,26 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Fundamental Kalbe Farma yang Kuat

    Berdasarkan laporan keuangan terbaru, Kalbe Farma mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang konsisten dalam tiga tahun terakhir. Berikut adalah ringkasan kinerja keuangan KLBF:

    • 2021: Pendapatan Rp26,26 triliun, laba bersih Rp3,17 triliun
    • 2022: Pendapatan Rp28,93 triliun, laba bersih Rp3,38 triliun
    • 2023: Pendapatan Rp31,50 triliun, laba bersih Rp3,65 triliun

    Pada semester I tahun 2024, Kalbe Farma melaporkan penjualan bersih sebesar Rp16,32 triliun, meningkat 7,57 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total aset perusahaan mencapai Rp28,56 triliun, dengan liabilitas Rp5,02 triliun dan ekuitas Rp23,53 triliun.

    Pada tahun 2024, total aset perusahaan mencapai Rp45,2 triliun, meningkat dari Rp42,8 triliun pada tahun sebelumnya. Ekuitas perusahaan juga mengalami kenaikan menjadi Rp31,6 triliun dari Rp29,9 triliun, menandakan kondisi keuangan yang semakin solid.

    Dengan pertumbuhan yang stabil serta ekspansi bisnis yang terus dilakukan, Kalbe Farma menunjukkan daya tahan yang kuat dalam industri farmasi nasional. 

    Apa Pesannya?

    J.P. Morgan Sekuritas Indonesia tercatat aktif melakukan pembelian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satunya adalah saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan nilai transaksi mencapai Rp18,6 miliar. Langkah ini menunjukkan minat tinggi terhadap emiten farmasi tersebut, meskipun secara year-to-date (ytd) saham KLBF mengalami koreksi 14,71 persen. 

    Pembelian saham KLBF oleh J.P. Morgan mencerminkan optimisme terhadap fundamental Kalbe Farma dan prospek sektor farmasi di Indonesia. Meskipun sempat mengalami kontraksi, sektor ini tetap memiliki potensi pertumbuhan, terutama dengan meningkatnya permintaan produk kesehatan. 

    Secara keseluruhan, aksi beli J.P. Morgan terhadap saham KLBF menjadi indikasi potensi positif bagi emiten ini, dengan dukungan fundamental yang kuat serta prospek industri farmasi yang terus berkembang. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.