KABARBURSA.COM - Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Agustini Rahayu, menyatakan keyakinannya bahwa sektor makanan dan minuman (F&B) akan terus menjadi tulang punggung industri kreatif di tengah tantangan ekonomi global.
Menurut Agustini, meskipun daya beli masyarakat menghadapi tekanan, subsektor kuliner tetap menunjukkan ketahanan karena kebutuhan makanan dan minuman bersifat esensial.
"Penurunan daya beli masyarakat adalah fenomena global, tetapi Indonesia relatif lebih baik. Kita dapat melihat subsektor F&B terus bertahan karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan utama," kata Agustini dalam pembukaan pabrik baru di Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat, 13 Desember 2024.
Agustini juga mengapresiasi langkah-langkah ekspansi sejumlah perusahaan F&B dalam menghadapi situasi ekonomi yang menantang. Salah satu perusahaan yang mendapat perhatian adalah Rasa Group, yang baru saja meresmikan fasilitas produksi baru senilai Rp100 miliar.
"Rasa Group tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru. Ini membuktikan bahwa industri kuliner masih memiliki prospek cerah di Indonesia," tambahnya.
Menurut Agustini, subsektor kuliner tidak hanya berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi kreatif. Dengan basis konsumsi domestik yang solid, subsektor ini dinilai mampu menjadi penopang ekonomi di tengah dinamika global.
"Ekspansi pasar dan inovasi produk adalah kunci keberhasilan. Selama perusahaan mampu menjawab kebutuhan pasar, subsektor F&B akan terus tumbuh, terlepas dari ketidakpastian ekonomi global," tutupnya.
Pabrik baru Rasa Group, yang terletak di kawasan strategis Bekasi, memiliki kapasitas enam kali lebih besar dibandingkan fasilitas sebelumnya. Managing Director PT Multi Citra Rasa Sherley Ruslie, menjelaskan bahwa pabrik ini dirancang untuk mendorong inovasi sekaligus meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.
"Pabrik ini mampu memproduksi 6-8 kali lebih banyak dibandingkan fasilitas kami sebelumnya di Karawaci. Harapannya, fasilitas ini tidak hanya mendukung pertumbuhan domestik, tetapi juga memperluas pasar internasional," ungkap Sherley saat ditemui di lokasi peresmian, hari ini.
Berdiri di atas lahan seluas 2 hektare, pabrik tersebut akan memproduksi jutaan botol produk andalan Rasa Group setiap bulan, termasuk Dripp Gourmet Syrup, Ramoe, dan MultiBev. Produk-produk ini sudah memiliki reputasi kuat di sektor F&B, mulai dari kafe hingga hotel, serta telah diekspor ke sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Brunei.
Ekspansi ini sekaligus menjadi bagian dari strategi Rasa Group untuk mendukung brand-brand kopi lokal Indonesia dalam melebarkan sayap ke pasar Asia Tenggara. Perusahaan memanfaatkan momentum pertumbuhan sektor F&B di kawasan tersebut untuk menciptakan peluang baru bagi bisnis lokal.
Pilar Utama Pasca Pandemi
Food and Beverage (F&B) telah membuktikan diri sebagai sektor yang tangguh dan adaptif di Indonesia, terutama setelah pandemi berakhir. Kebangkitan sektor ini terlihat seiring dengan pulihnya industri pariwisata dan perhotelan, di mana semakin banyak masyarakat kembali menikmati aktivitas sosial dan pengalaman kuliner di restoran.
Situasi ini memberikan dampak positif pada kinerja ekonomi nasional, tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) F&B sebesar 5,33 persen secara tahunan (Year-on-Year/YoY) pada kuartal pertama tahun 2023. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PDB nasional yang tercatat hanya 5,03 persen pada periode yang sama.
Sektor F&B juga menjadi salah satu pendorong utama dalam struktur PDB konsumsi nasional. Dalam konteks konsumsi, F&B menempati posisi strategis sebagai sektor terbesar kedua setelah transportasi dan komunikasi. Hal ini semakin memperkuat peran vital sektor tersebut dalam mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Pertumbuhan F&B tak lepas dari kontribusi kelas menengah yang semakin dominan di Indonesia. Dengan jumlah populasi yang mencapai 52 juta orang, kelas menengah menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan laporan Bank Dunia, kelompok ini menyumbang 43 persen dari total konsumsi rumah tangga nasional, menjadikannya segmen yang sangat penting bagi industri F&B. Data tersebut juga menunjukkan bahwa makanan menempati prioritas utama dalam pengeluaran kelas menengah, diikuti oleh kebutuhan lain seperti perumahan, kendaraan, dan layanan kesehatan.
Selain itu, transformasi digital telah mengubah lanskap sektor F&B secara signifikan, terutama melalui pesatnya perkembangan layanan pesan-antar makanan online. Infrastruktur digital yang semakin matang mempermudah masyarakat untuk mengakses berbagai pilihan kuliner tanpa harus meninggalkan kenyamanan rumah mereka.
Laporan dari Momentum Works mencatat bahwa Asia Tenggara memiliki Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD17,1 miliar dari layanan pengantaran makanan online pada tahun 2023. Indonesia menjadi kontributor terbesar dengan nilai transaksi mencapai USD4,6 miliar, menjadikannya pasar utama di kawasan ini.
Perkembangan ini mengindikasikan bahwa pemesanan makanan secara online bukan hanya sekadar tren, tetapi telah menjadi bagian integral dari pemulihan sektor F&B. Dengan meningkatnya penetrasi internet dan perubahan gaya hidup masyarakat, layanan ini terus tumbuh sebagai salah satu pilar utama yang menopang industri makanan dan minuman di Indonesia.
Sektor F&B bukan hanya mencerminkan potensi ekonominya tetapi juga menjadi simbol bagaimana inovasi dan adaptasi mampu membawa industri ini tetap relevan di tengah berbagai tantangan global. Dengan didukung oleh pertumbuhan kelas menengah, perubahan kebiasaan konsumen, dan digitalisasi yang masif, sektor ini diproyeksikan akan terus berkembang dan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.