KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan 20–24 Oktober 2025 dengan performa yang sangat impresif. IHSG ditutup dengan lonjakan tajam setelah sebelumnya tertekan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melonjak 4,5 persen ke level 8.271,72, membalikkan penurunan tajam pekan sebelumnya sebesar 4,14 persen. Kenaikan ini menandai pemulihan signifikan yang menegaskan bahwa investor domestik dan asing kembali percaya diri terhadap prospek pasar modal Indonesia, terutama di tengah perbaikan sentimen global dan stabilisasi makroekonomi.
Lonjakan IHSG pekan ini tidak hanya menunjukkan kekuatan teknikal, tetapi juga mencerminkan reaksi positif terhadap kombinasi faktor eksternal dan internal yang bersinergi mendukung pasar.
Dari sisi eksternal, peredaan tekanan inflasi di Amerika Serikat dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve memberikan ruang bagi aliran dana asing untuk kembali masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Kabar positif tersebut menjadi katalis kuat yang mendorong pembalikan arah di sejumlah indeks global, dan efeknya turut terasa di bursa domestik.
Dari dalam negeri, optimisme investor ditopang oleh stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi domestik yang terkendali, serta ekspektasi positif terhadap kinerja laporan keuangan emiten kuartal III-2025.
Sektor-sektor berkapitalisasi besar seperti perbankan, energi, dan konsumsi menjadi pendorong utama reli IHSG. Saham-saham big caps yang sebelumnya sempat tertekan karena aksi ambil untung mulai kembali diborong investor institusional. Kondisi ini menciptakan momentum pemulihan yang kuat sepanjang pekan.
Aktivitas Perdagangan di BEI Masih Rendah
Namun menariknya, lonjakan harga tidak disertai dengan peningkatan aktivitas perdagangan. BEI mencatat rata-rata frekuensi transaksi harian turun 12,91 persen menjadi 2,36 juta kali, dari 2,71 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian juga menyusut signifikan, turun 18,85 persen menjadi Rp 22,28 triliun dibanding Rp 27,46 triliun pekan lalu. Volume perdagangan harian pun terkoreksi 19,70 persen menjadi 30,47 miliar saham dari 37,95 miliar saham.
Data ini menunjukkan bahwa kenaikan IHSG didorong lebih banyak oleh pembelian terarah di saham-saham unggulan, bukan oleh lonjakan aktivitas spekulatif.
Fenomena ini biasa terjadi ketika investor besar mulai masuk secara selektif pada saat pasar berada di area undervalued. Mereka mengakumulasi saham-saham berfundamental kuat dengan valuasi menarik, sementara investor ritel cenderung menunggu kepastian tren.
Dalam konteks teknikal, IHSG berhasil keluar dari tekanan jangka pendek dan kini mulai menguji area psikologis baru di atas 8.200. Jika mampu bertahan di atas level ini, peluang menuju target selanjutnya di 8.350–8.400 terbuka lebar, terutama jika arus modal asing terus masuk.
Selain itu, peningkatan kapitalisasi pasar yang naik 3,31 persen menjadi Rp 15.234 triliun dari Rp 14.746 triliun pekan sebelumnya menjadi bukti nyata bahwa pemulihan harga saham didominasi oleh emiten-emiten besar dengan bobot indeks tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa investor institusional lebih percaya diri menaruh dana di aset berisiko, sejalan dengan membaiknya prospek ekonomi global.
Secara keseluruhan, pekan ini menjadi titik balik bagi IHSG setelah fase koreksi yang cukup dalam. Kombinasi faktor makro yang kondusif, ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar, dan optimisme terhadap kinerja korporasi domestik membentuk landasan kuat bagi reli berkelanjutan.
Meskipun volume perdagangan masih menurun, tren penguatan harga dan kenaikan kapitalisasi menunjukkan bahwa aliran dana cerdas (smart money) mulai kembali mengalir ke pasar.
Jika momentum positif ini berlanjut, maka IHSG berpotensi mempertahankan tren bullish-nya hingga akhir Oktober. Namun demikian, pelaku pasar tetap perlu mencermati volatilitas global menjelang keputusan suku bunga The Fed pada pekan terakhir bulan ini.
Untuk sementara, pasar tampak memasuki fase konsolidasi sehat yang menandai dimulainya kembali reli jangka menengah, dengan pondasi yang lebih solid dibandingkan sebelumnya.(*)