KABARBURSA.COM - Pada pekan ini, terdapat 10 saham yang mencatatkan cuan terbesar, dengan kenaikan harga berkisar antara 21 persen hingga 61 persen selama periode 15-19 Juli 2024. Saham-saham ini menduduki posisi top gainers BEI.
Berdasarkan data BEI, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) mencatatkan kenaikan terbesar, dengan cuan mencapai 61,29 persen. Diikuti oleh PT Panca Global Securities Tbk (PEGE) dengan kenaikan 42,86 persen, PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE) yang melonjak 33,01 persen, PT MNC Vision Tbk (MSKY) dengan kenaikan 30,65 persen, dan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) yang juga melonjak 30 persen.
Saham-saham lainnya dalam daftar top gainers adalah PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) dengan kenaikan 24,76 persen, PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) yang meningkat 23,44 persen, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) dengan kenaikan 22,03 persen, PT Gunandusa Eramandiri Tbk (GUNA) yang melonjak 21,48 persen, serta PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) dengan kenaikan 21,43 persen.
Penurunan Aktivitas Pasar
Meskipun beberapa saham menunjukkan performa yang mengesankan, pasar saham secara umum mengalami penurunan. Rata-rata nilai transaksi harian turun 8,23 persen menjadi Rp9,6 triliun, dibandingkan dengan Rp10,46 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga melemah sebesar 8,12 persen, mencapai 1 juta kali dari sebelumnya 1,09 juta kali. Selain itu, rata-rata volume transaksi harian terpangkas 5,3 persen, menjadi 16,488 miliar saham dari 17,41 miliar saham.
Kapitalisasi pasar bursa turut mengalami penurunan 0,96 persen, mencapai Rp12.358 triliun dari Rp12.478 triliun pada pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terkoreksi 0,45 persen, turun ke level 7.294,4 dari 7.327,5 pada penutupan pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat, 19 Juli 2024, investor asing mencatatkan transaksi beli bersih (net buy) sebesar Rp86,17 miliar. Meskipun demikian, nilai jual bersih (net sell) investor asing sepanjang tahun ini masih tercatat sebesar Rp2,78 triliun.
Kinerja Keuangan RICY
Pada April lalu, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (IDX: RICY) telah memutuskan untuk menjual sebidang tanah tak produktif seluas 53,39 hektar yang terletak di Citeureup, Bogor kepada PT Cisarua MountainDairy Tbk (IDX: CMRY) dengan nilai transaksi sebesar Rp72,6 miliar.
Sekretaris Perusahaan RICY, Agnes Hermien Indrayati, menyampaikan bahwa langkah penjualan ini bertujuan untuk pendanaan kembali. Menurut Agnes, penjualan tanah ini tidak akan berdampak material pada kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.
“Penjualan ini sudah diikat dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang dilakukan pada 1 Maret 2024 dan tidak termasuk dalam kategori transaksi material,” ujar Agnes dalam keterangan resminya 17 April 2024).
Ia menjelaskan bahwa nilai transaksi ini kurang dari 10 persen dari total aset perseroan yang tercatat sebesar Rp1,54 triliun per akhir 2023.
Per akhir tahun 2023, RICY mencatatkan pinjaman jangka pendek sebesar Rp844,4 miliar, dengan pinjaman terbesar berasal dari BNI sebesar Rp521 miliar yang jatuh tempo pada 26 Maret 2024.
Di sisi lain, kas dan setara kas perusahaan tercatat sebesar Rp24,563 miliar, piutang usaha mencapai Rp540,6 miliar, dan persediaan senilai Rp761,9 miliar.
Dengan penjualan tanah ini, RICY berharap dapat memperbaiki posisi keuangan dan mengelola pendanaan secara lebih efektif tanpa mempengaruhi operasi perusahaan secara signifikan.
Kinerja IOTF Q1
PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IDX: IOTF) yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Oktober 2023, berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar Rp110 miliar untuk mendukung ekspansi bisnis GPS tracker. Namun, laporan keuangan untuk kuartal I-2024 menunjukkan penurunan performa yang signifikan.
Pada kuartal I-2024, IOTF mencatatkan penurunan penjualan sebesar 6,12 persen secara year-on-year (YoY), menjadi Rp15,13 miliar, dibandingkan dengan Rp16,12 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Penurunan ini juga tercermin dalam laba bersih perseroan yang tergerus 45,5 persen YoY, menjadi Rp305,69 juta, dibandingkan Rp560,95 juta pada kuartal I-2023.
Meski perseroan baru saja melantai di bursa dan mendapatkan dana segar untuk pengembangan, penurunan kinerja ini menunjukkan tantangan yang harus dihadapi dalam upaya mengembangkan bisnis dan meningkatkan efisiensi operasional. Para investor dan analis akan memantau bagaimana perusahaan dapat mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan dana yang diperoleh untuk meraih pertumbuhan di masa depan.
Pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (15/7/2024), harga saham PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) atau Fortuna mengalami lonjakan signifikan. Pada pukul 11.57 WIB, saham FORU menguat 24,76 persen dan menyentuh batas Auto Reject Atas (ARA) di level Rp1.940 per saham.
Kinerja Keuangan FORU
Kenaikan saham FORU tidak hanya terbatas pada hari ini. Dalam sepekan terakhir, saham ini melesat 105,29 persen. Bahkan, secara kumulatif sepanjang tahun 2024, FORU meroket sebesar 1.337,04 persen, mencatatkan pertumbuhan yang sangat mengesankan.
Jika dilihat dari grafik harian, saham FORU telah menunjukkan tren bullish yang kuat sejak Rabu (24/1/2024). Tren ini dikonfirmasi dengan persilangan Moving Average (MA) 5 dan MA 21 pada level Rp147. Sejak saat itu, saham FORU telah mengalami kenaikan luar biasa sebesar 1.295,26 persen, dari harga pembukaan pada 24 Januari 2024 di level Rp139, hingga mencapai level saat ini di Rp1.940.
Kenaikan tajam ini mencerminkan optimisme pasar yang kuat terhadap kinerja dan prospek masa depan PT Fortune Indonesia Tbk. Investor dan analis akan terus memantau perkembangan lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mendorong lonjakan harga saham ini serta dampaknya terhadap posisi dan strategi perusahaan di pasar.(*)