Logo
>

Setahun Saham Astra Tertekan 13,45 Persen, Saatnya Beli?

Ditulis oleh Yunila Wati
Setahun Saham Astra Tertekan 13,45 Persen, Saatnya Beli?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Setahun saham Astra Internasional Tbk (ASII) memperlihatkan performa yang menunjukkan tekanan luar biasa. Mengambil data Stockbit, Senin, 30 Desember 2024, terjadi penurunan sebesar 13,45 persen atau setara dengan 760 poin, yang menempatkan saham ASII kini berada di level Rp4.890.

    Salah satu metrik penting yang memperlihatkan tekanan itu adalah volume transaksi harian. Berdasarkan data yang disajikan, transaksi harian ASII mencapai 2,2 juta lembar saham. Sayangnya, volume ini relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata volume transaksi sebesar 41,18 juta lembar.

    Ketimpangan ini mengisyaratkan bahwa minat atau aktivitas perdagangan saham ini telah menurun secara drastis, yang bisa disebabkan oleh kurangnya kepercayaan investor atau berkurangnya sentimen positif terhadap saham tersebut.

    Memang, tahun ini industri otomotif sedang tidak baik-baik saja. Berbagai kebijakan berpotensi menahan pembelian kendaraan baru. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti kebijakan pajak progresif di DKI Jarta dan sejumlah daerah lain yang mulai berlaku.

    Kemudian, adanya rencana pemerintah menaikkan pajak kendaraan konvensional. Lalu, faktor pemilu yang menahan konsumsi pembelian kendaraan baru dan adanya dinamika ekonomi global.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, realisasi penjualan mobil di Indonesia pada akhir tahun 2023 memang sudah lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 4 persen year on year (YoY) menjadi 1.005.802 unit pada Januari-Desember 2023. Sementara, pada Januari-Desember 2022 sebesar 1.048.040.

    Hal lainnya adalah terkait dengan kedatangan produsen mobil listrik asal China, BYD, yang secara resmi masuk ke pasar Indonesia pada 18 Januari 2024. Kedatangan BYD dianggap menjadi sentimen negatif bagi ASII.

    Terakhir, komoditas energi yang turun berjamaah, terutama pada harga batu bara dan gas alam, yang masing-masing merosot sebesar 48 persen dan 44 persen di tahun lalu.

    Beruntungnya, ASII memiliki performa keuangan yang solid. Untuk tahun ini saja, kinerja keuangannya melampaui ekspektasi. Hingga kuartal ketiga 2024, ASII mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp10 triliun.

    Angka tersebut tidak hanya meningkat 21 persen secara tahunan, tetapi juga naik 19 persen secara kuartalan. Hal inilah yang berhasil mendorong akumulasi laba bersih hingga September 2024, menjadi Rp25,9 triliun. Itulah mengapa capaian tersebut melampai ekspektasi konsensus, mencapai 84 persen dari proyek laba bersih setahun penuh untuk 2024. Sekali lagi, inilah keunggulan yang menunjukkan daya saing dalam menjaga pertumbuhan, meskipun menghadapi tantangan pasar.

    Laba bersih yang signifikan ini sebagian dipengaruhi oleh keuntungan kurs dan pendapatan lain-lain sebesar Rp1,7 triliun, namun kinerja operasional ASII tetap menjadi pendorong utama. Pada kuartal ketiga, laba usaha tumbuh menjadi Rp10,9 triliun, naik 12 persen YoY dan 2 persen QoQ.

    Jika ditotal, laba usaha hingga sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp31,8 triliun. Kontribusi utama berasal dari segmen Pertambangan, Konstruksi, dan Energi melalui anak perusahaan United Tractors (UNTR), serta segmen Jasa Keuangan, yang terus menunjukkan pertumbuhan stabil.

    United Tractors tetap menjadi bintang dalam portofolio ASII dengan mencatatkan laba usaha sebesar Rp7,1 triliun pada kuartal ketiga, tumbuh 29 persen YoY. Meski harga batu bara tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu, UNTR mampu mempertahankan kinerjanya melalui kontribusi signifikan dari kontraktor pertambangan Pamapersada, serta aktivitas pertambangan batu bara dan emas. Namun, penurunan penjualan alat berat tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi.

    Di sisi lain, segmen Jasa Keuangan ASII juga membuktikan keunggulannya dengan laba usaha yang tumbuh hingga Rp2,2 triliun pada kuartal ketiga, menjadikan total laba usaha segmen ini untuk sembilan bulan pertama naik 10 persen YoY menjadi Rp6,6 triliun. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pembiayaan konsumen, terutama untuk kendaraan roda dua.

    Astra Honda Motor (AHM) mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang impresif sebesar 17 persen YoY, dengan volume penjualan motor yang melonjak 25 persen QoQ, memperkuat posisi ASII dalam pasar otomotif roda dua. Sebaliknya, kinerja segmen mobil mengalami tekanan akibat penurunan volume penjualan.

    Melihat hasil ini, ada potensi besar bahwa konsensus akan merevisi proyeksi laba bersih ASII untuk 2024 ke level yang lebih tinggi, terutama dari kontribusi segmen UNTR yang terus menunjukkan daya tahan di tengah tantangan harga komoditas.

    Dengan kinerja yang tidak hanya melampaui ekspektasi tetapi juga menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat, laporan kuartal ketiga ini diprediksi akan memberikan dorongan positif yang signifikan bagi pergerakan saham ASII di pasar.

    Rekomendasi Saham ASII

    Sementara itu, hingga pukul 09.54 WIB, saham ASII ditutup di level 4.890, mencatatkan koreksi sebesar 40 poin atau 0,81 persen dari harga pembukaan di 4.930. Penurunan ini mencerminkan tekanan jual yang sedikit lebih dominan dibandingkan sentimen beli pada saham ini.

    Untuk volume perdagangan mencapai 31.000 lot dengan total nilai transaksi sebesar Rp15,1 miliar. Ini mengartikan adanya aktivitas perdagangan yang cukup aktif meskipun terjadi pelemahan harga.

    Dalam sesi perdagangan, harga saham ASII bergerak dalam rentang sempit antara level terendah 4.880 hingga level tertinggi 4.930. Harga rata-rata perdagangan tercatat di level 4.896, mendekati harga penutupan. Data ini menunjukkan bahwa harga saham relatif stabil dengan pola pergerakan yang cenderung konsolidatif.

    Level Auto Reject Atas (ARA) dan Auto Reject Bawah (ARB) masing-masing tercatat di 6.150 dan 3.700, memberikan ruang cukup luas bagi saham ini untuk pergerakan ekstrem jika terdapat sentimen kuat yang memengaruhi pasar.

    Meskipun mengalami koreksi kecil, saham ASII masih didukung oleh fundamental perusahaan yang solid, terutama dengan laporan laba bersih yang kuat pada kuartal ketiga 2024. Dengan laba bersih mencapai Rp10 triliun pada kuartal tersebut, Astra International berhasil menunjukkan daya tahan dan pertumbuhan meskipun menghadapi berbagai tantangan eksternal.

    Segmen Pertambangan, Jasa Keuangan, dan kendaraan roda dua menjadi pendorong utama kinerja perusahaan.

    Rekomendasi saham ASII untuk investor saat ini adalah hold bagi yang sudah memiliki sahamnya, mengingat kinerja fundamental yang masih positif. Bagi calon investor, posisi harga mendekati level support di 4.880 bisa menjadi peluang untuk melakukan akumulasi bertahap, terutama jika terdapat konfirmasi penguatan harga.

    Namun, penting untuk tetap waspada terhadap potensi fluktuasi jangka pendek akibat sentimen pasar yang volatil, sambil menjaga target jual di kisaran resistance berikutnya di level 5.000 hingga 5.100.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79