KABARBURSA.COM – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mengumumkan rencananya menambah modal melalui mekanisme PMTHMETD atau penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tahap III.
Aksi korporasi WSBP ini bakal dilaksanakan pada 20 November 2024. Sementara penatatan saham hasil korporasi dilakukan pada tanggal 21 November 2024. Sedangkan untuk pemberitahuan hasil PMTHMETD tahap III bakal dilakukan pada 22 November 2024 guna mengonversi utang kreditur sebagaimana pada tahap I.
WSBP bakal menerbitkan maksimal 178.545.623 lembar saham. Rencananya, perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi ini akan menjual saham dengan harga Rp50,81 per lembar saham yang didapatkan melalui perhitungan volume-wight average price (VWAP) sebagaimana yang tertuang di dalam perjanjian perdamaian dan ketentuan pasar modal.
Melalui aksi korporasi ini, jumlah modal saham yang ditempatkan dan modal disetor perseroan bakal naik dari 51,91 miliar lembar saham menjadi 55,09 lembar saham.
Hingga saat ini, WSBP telah menerbitkan sebesar 33.600.099.773 saham. Dari saham tersebut, sebanyak 28.194.563.791 saham telah diterbitkan melalui mekanisme PMTHMETD tahap I. Sedangkan sisanya 350.781.751 saham bakal diterbitkan pada OMTHMETD tahap II dengan harga per saham Rp50,81.
Kinerja Saham WSBP
Dikutip dari Stockbit, sepanjang tahun 2024, saham WSBP mencatatkan sejumlah metrik keuangan yang perlu diwaspadai investor. Rasio laba terhadap harga saham (PE Ratio) untuk periode berjalan (TTM) berada di posisi negatif 7,94, menunjukkan bahwa perusahaan mencatatkan kerugian pada periode ini.
Dengan imbal hasil atau Earnings Yield negatif sebesar 12,60 persen, ada indikasi bahwa pendapatan perusahaan tidak cukup tinggi untuk menutupi harga sahamnya. Rasio harga terhadap nilai buku pun negatif pada posisi -0,77, mengindikasikan nilai pasar saham berada di bawah nilai aset bersihnya.
Di sektor solvabilitas, rasio lancar (Current Ratio) pada kuartal terakhir tercatat sebesar 0,55 dan rasio cepat (Quick Ratio) 0,46. Artinya, perusahaan mungkin mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, dengan beban utang yang cukup tinggi, terlihat dari rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) yang mencapai -2,73.
Total utang mencapai Rp3.512 miliar, sedangkan total aset perusahaan tercatat sebesar Rp3.806 miliar, yang menghasilkan leverage keuangan negatif sebesar -2,96, menandakan risiko keuangan yang tinggi.
Dari sisi profitabilitas, margin laba kotor pada kuartal terakhir sebesar 20,97 persen, namun margin laba bersih negatif di angka 38,90 persen. Return on Assets (ROA) tercatat -3,27 persen, sementara Return on Equity (ROE) relatif positif di 9,67 persen. Rasio ini mengindikasikan bahwa meski perusahaan memiliki ekuitas negatif, efisiensi dalam memanfaatkan aset belum maksimal, dan ada indikasi tekanan pada kinerja jangka panjang.
Harga saham pun mengalami penurunan signifikan, dengan harga tertinggi 52 minggu sebesar Rp50 dan harga terendah sebesar Rp10. Penurunan harga saham selama satu tahun mencapai 64 persen, sementara dalam jangka panjang lima tahun anjlok sebesar 94,30 persen.
Meski dalam periode enam bulan terakhir mengalami kenaikan 38,46 persen, investor masih perlu mempertimbangkan risiko keuangan tinggi yang dihadapi perusahaan.
Dapat Kontrak Baru
Meski laba yang dicapai tidak terlalu bersinar, namun WSBP berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp117 miliar dari Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kontrak ini terkait dengan proyek pembangunan Universitas Persatuan Islam (UNIPI) PERSIS Bandung di Desa Margaasih, Kabupaten Bandung.
Keberhasilan ini menunjukkan kapabilitas WSBP dalam memperoleh proyek-proyek besar dari pemerintah, yang merupakan indikator positif bagi kinerja perusahaan ke depan.
Dalam pernyataan resmi, Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto, menekankan komitmen perusahaan untuk menjalankan proyek ini dengan tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang diberikan. Komitmen ini mencerminkan integritas WSBP sebagai kontraktor untuk membangun kepercayaan klien dan stakeholder.
Sebagai kontraktor utama, WSBP akan bertanggung jawab atas berbagai pekerjaan, termasuk penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3), struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, plumbing, infrastruktur, dan lansekap.
Tanggung jawab ini menunjukkan bahwa WSBP memiliki sumber daya dan kapabilitas teknis untuk menangani berbagai aspek proyek, yang akan meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil akhir.
WSBP menerapkan strategi One Stop Solution, yang bertujuan memberikan nilai terbaik bagi pelanggan dengan terus menghadirkan inovasi untuk meningkatkan efisiensi. Strategi ini memungkinkan WSBP untuk menyediakan berbagai layanan dalam satu atap, sehingga memudahkan pelanggan dan meningkatkan kepuasan klien. Hal ini juga berpotensi meningkatkan daya saing WSBP di pasar konstruksi.
Proyek pembangunan UNIPI PERSIS diharapkan dapat meningkatkan fasilitas pendidikan di lingkungan universitas, yang sangat penting dalam mendukung kenyamanan dan aktivitas akademik mahasiswa. Peningkatan fasilitas pendidikan merupakan kontribusi positif bagi masyarakat, dan dapat meningkatkan reputasi WSBP di sektor pendidikan.
WSBP menunjukkan komitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko terukur. Hal ini sangat penting dalam industri konstruksi, di mana proyek sering kali melibatkan risiko finansial dan operasional yang signifikan. Dengan mengedepankan tata kelola yang baik, WSBP dapat meminimalkan risiko dan memastikan keberlangsungan proyek.(*)