KABARBURSA.COM - Timur Tengah kembali memanas. Ini disebabkan serangan ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Teheran menduga bahwa Israel merupakan biang keladi dari serangan itu.
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa 'kejahatan pengecut tidak akan dibiarkan begitu saja'. Ia menyebut akan membalas dendam pada Israel
"Setelah kekalahan dan kegagalan berulang kali melawan keyakinan dan kemauan para pejuang Front Perlawanan, rezim Zionis telah memasukkan pembunuhan buta dalam agendanya dalam perjuangan menyelamatkan diri," kata Raisi di situs kantornya.
Lalu sejauh apa dampak ekonomi jika perang ini terjadi?
Pertama yang perlu dilihat, sejak Hamas-Israel berperang pun, perang telah menghambat jalur perdagangan. Pemberontak Houthi, yang didukung Iran, telah menyasar kapal-kapal kargo di Laut Merah yang menuju Terusan Suez.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Senin 19 Februari 2024 menyatakan serangan demi serangan memotong pemasukan Terusan Suez sebesar 40-50 persen tahun ini.
Laut Merah adalah salah satu rute kargo utama di dunia - hampir 15 persen perdagangan laut global biasanya melewati area itu.
Kelompok Pemberontak Houthi telah melancarkan banyak serangan dari Yaman terhadap kapal-kapal yang diklaim milik Israel - baik yang berbendera Israel maupun dimiliki Israel - atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel.
Kendati demikian, para operator dan pemilik kapal yang diserang mengeklaim mereka sama sekali tidak punya kaitan dengan Israel.
AS dan Inggris telah melancarkan serangan balasan ke titik-titik Houthi di Yaman.
Namun, bahkan sebelum kejadian ini, sebagian dari perusahaan perkapalan terbesar dunia sudah menyetop kapal-kapal mereka sebelum melintasi selat tersebut.