KABARBURSA.COM - Perusahaan kesehatan asal Jerman, Siemens Healthineers AG, kini resmi mendapatkan izin dari regulator obat India untuk memproduksi alat deteksi Mpox di negara tersebut. Langkah ini menjadi terobosan penting dalam upaya skrining dan pencegahan penyebaran infeksi virus yang kian mengkhawatirkan ini.
Alat uji RT-PCR Mpox buatan Siemens ini dirancang untuk mendeteksi varian clade I dan clade II dari virus Mpox, sebagaimana disampaikan dalam pernyataan resmi pada hari Selasa.
Alat ini menjanjikan hasil yang lebih cepat, hanya dalam waktu 40 menit—jauh lebih singkat dibandingkan metode konvensional yang bisa memakan waktu hingga dua jam.
Produksi alat uji ini akan dilakukan di pabrik Siemens yang berlokasi di negara bagian Gujarat, India bagian barat. Untuk saat ini, alat tersebut ditujukan khusus untuk pasar domestik tanpa rencana ekspor dalam waktu dekat.
Negara-negara di seluruh dunia telah mulai melakukan skrining ketat terhadap kasus Mpox, setelah wabah yang terjadi di Republik Demokratik Kongo bulan ini dinyatakan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Minggu lalu, Thailand menjadi negara Asia pertama yang melaporkan kasus strain clade Ib, menandai penyebaran virus ini di luar Afrika.
Penyediaan alat uji yang cepat menjadi pelajaran berharga dari pandemi Covid-19, di mana banyak negara kala itu menghadapi kelangkaan alat diagnostik yang signifikan.
India sendiri kini memiliki 32 laboratorium yang siap melakukan pengujian Mpox, dengan tim khusus yang ditempatkan di bandara internasional untuk skrining para pelancong, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan pada 18 Agustus.
Kementerian menilai risiko terjadinya wabah besar dengan penularan berkelanjutan masih tergolong rendah.
Di sisi lain, Serum Institute of India Pvt, produsen vaksin terbesar di dunia, tengah mengembangkan vaksin untuk Mpox dan optimis akan adanya kemajuan positif dalam setahun mendatang, seperti yang diungkapkan pada 21 Agustus.
Mpox Dinyatakan Darurat
Terakhir kali Mpox dinyatakan sebagai darurat kesehatan pada Mei 2022, dengan kasus-kasus yang tergolong ringan. Namun, setelah WHO menurunkan tingkat kewaspadaan, wabah ini meledak kembali di Afrika satu tahun kemudian.
Mpox, meskipun tidak seberapa menular seperti cacar, tetap merupakan penyakit yang berbahaya. Gejala awal dari Mpox mirip dengan gejala flu, meliputi demam, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Beberapa hari setelah demam muncul, ruam dapat berkembang menjadi pustula atau lesi berisi cairan yang muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk area genital dan anus.
Meskipun gejalanya biasanya lebih ringan dibandingkan cacar, Mpox masih dapat berakibat fatal. Sementara tingkat kematian cacar mencapai 30 persen, tingkat kematian Mpox berkisar antara 3 persen hingga 6 persen.
Penyebaran Mpox di Kongo
Di Kongo, wabah Mpox, yang dipicu oleh strain virus yang mengalami mutasi, telah menyebar ke enam negara Afrika. Wabah ini memiliki dampak signifikan pada anak-anak dan remaja, dengan hampir 500 kematian terkait infeksi dilaporkan dalam waktu kurang dari setahun di Republik Demokratik Kongo.
Menanggapi situasi ini, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap waspada. Mereka mengingatkan bahwa Mpox dapat menular melalui hubungan seksual berisiko, sehingga penting untuk menjaga kehati-hatian.
Situasi di Pakistan dan Swedia
Pakistan melaporkan kasus pertama Mpox pada Jumat, 16 Agustus 2024, setelah wabah ini dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Kementerian Kesehatan Pakistan mengungkapkan bahwa pasien baru saja tiba dari Arab Saudi, meski jenis virus yang menginfeksi belum dapat dipastikan.
Di sisi lain, Swedia melaporkan kasus pertama Mpox setelah status darurat kesehatan global diumumkan. Kementerian Kesehatan Swedia mengonfirmasi bahwa kasus tersebut adalah strain virus Clade 1B, yang sama dengan yang ditemukan di Kongo dan Afrika Selatan sejak September 2023. Pasien tersebut terinfeksi setelah kunjungan ke Afrika, namun Mpox yang dirawat di Swedia tidak memengaruhi risiko terhadap populasi umum.
Penemuan di Thailand
Thailand menjadi negara pertama di Asia yang mendeteksi strain mutasi dari virus cacar monyet. Pasien yang teridentifikasi positif mengidap Clade 1B adalah seorang pria Eropa yang baru tiba di Bangkok dari Afrika. Departemen Pengendalian Penyakit Thailand telah mengidentifikasi 43 kontak dekat pasien berusia 66 tahun tersebut dan memasukkan mereka dalam pengawasan ketat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Kondisi di Indonesia
Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa hingga saat ini terdapat 88 kasus Mpox di Indonesia. Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Yudhi Pramono menyatakan bahwa sebaran kasus terbesar berada di DKI Jakarta, diikuti Jawa Barat, Banten, dan beberapa wilayah lainnya. Dari total kasus yang terkonfirmasi, sebanyak 87 orang telah dinyatakan sembuh. Puncak kasus terjadi pada Oktober 2023, menurut data yang dikumpulkan dari 2022 hingga 2024.
Yudhi menambahkan bahwa dari total kasus, 54 di antaranya memenuhi kriteria untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS) guna mengetahui varian virus yang beredar. Data sebaran kasus Mpox di Indonesia adalah sebagai berikut:
- DKI Jakarta: 59 kasus
- Jawa Barat: 13 kasus
- Banten: 9 kasus
- Jawa Timur: 3 kasus
- Daerah Istimewa Yogyakarta: 3 kasus
- Kepulauan Riau: 1 kasus
Mpox di Indonesia telah dikategorikan sebagai Penyakit Emerging Tertentu Berpotensi Wabah. Penanggulangannya diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Hk.01.07/Menkes/1977/2022. Upaya penanganan meliputi peningkatan pengawasan di pintu masuk negara dari daerah terjangkit, penguatan surveilans penyakit di wilayah, serta peningkatan koordinasi dan edukasi risiko kepada masyarakat. Kemenkes juga meningkatkan pengawasan terhadap orang, alat angkut, barang, dan lingkungan di pintu masuk negara untuk mencegah penyebaran Mpox lebih lanjut. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.