Logo
>

Simak, Saham-saham yang Patut Dilirik di Semester II 2025

Saham Defensif dan Peluang Musiman, Analis Ungkap Strategi Rotasi Portofolio di Awal Semester II 2025

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Simak, Saham-saham yang Patut Dilirik di Semester II 2025
Pergerakan sejumlah emiten di papan pantau BEI. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Terdapat sejumlah saham yang patut dicermati para investor di awal semester II 2025. Saham-saham ini memiliki peluang bagus karena didorong faktor musiman. 

Analis pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, rotasi mulai terlihat dari sisi sektoral. Ia bilang, Sektor energi yang sempat menjadi penopang utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menjadi pemberat terbesar pada pekan terakhir Juni 2025 dengan koreksi -4,1 persen. 

"Diikuti sektor material dasar, industri, properti, siklikal, dan teknologi," ujar dia dalam risetnya yang diterima KabarBursa.com, Selasa, 1 Juli 2025.

Sebaliknya, kata Hendra, sektor defensif seperti kesehatan (+1,4 persen), keuangan (+1,2 persen), dan barang konsumsi non-siklikal (+0,4 persen) justru mengalami penguatan. 

Menurutnya, kondisi tersebut menandakan jika investor mulai beralih ke sektor dengan fundamental kuat dan sensitivitas rendah terhadap fluktuasi global. 

"Ini menjadi peluang bagi investor untuk mulai mengakumulasi saham-saham sektor unggulan di tengah rotasi dan pemulihan pasar," jelasnya. 

Hendra menyampaikan terdapat beberapa saham yang menarik untuk dicermati investor di awal semester II 2025 Seiring dengan peluang teknikal dan dukungan musiman. 

Menurutnya, BBRI tetap menjadi pilihan utama dengan target harga Rp4.130 karena kekuatan fundamentalnya, eksposur besar terhadap UMKM, serta peluang mendapat dividen interim.

Di sektor komoditas dan transisi energi, ia menjagokan MBMA yang menurutnya menjadi salah satu saham yang mencuri perhatian, dengan target harga Rp480.

"Sementara itu, DKFT juga layak diperhatikan, dengan target harga Rp500. Saham ini menunjukkan peningkatan volume dan sinyal bullish yang kuat, disertai akumulasi asing senilai Rp34,7 miliar dalam sebulan terakhir," ujar Hendra. 

IHSG Mulai Tunjukkan Pemulihan

Sebelumnya, Hendra menyampaikan pasar modal Indonesia tengah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menjanjikan.

Setelah ditutup melemah tipis sebesar -0,14 persen di level 6.897 pada pekan lalu, Hendra melihat IHSG memperlihatkan kekuatan teknikal untuk rebound. 

"Indeks berhasil bertahan dan memantul dari area support dinamis Moving Average (MA) 100, yang selama ini menjadi level krusial dalam pengambilan keputusan institusi besar," kata Hendra dalam risetnya, Senin, 30 Juni 2025.

Hendra menyebut, indikator stochastic saat ini bergerak ke area overbought yang mengisyaratkan potensi penguatan lanjutan dalam jangka pendek. 

Secara teknikal, ia memprakirakan indeks bergerak dalam kisaran support 6.745 dan resistance 7.002 pada awal Juli, dengan peluang menembus ke atas jika didukung volume dan sentimen makro yang kondusif.

Penguatan IHSG di semester lI tahun ini juga diperkuat oleh faktor musiman (seasonality). Berdasarkan data historis sembilan tahun terakhir, kata Hendra, pada bulan Juli indeks konsisten mencatatkan penguatan, dengan probabilitas 100 persen dan rata-rata kenaikan sebesar +2,31 persen. 

"Fenomena ini kerap dikaitkan dengan antisipasi pasar terhadap laporan keuangan semester I emiten serta ekspektasi terhadap pembagian dividen interim dari perusahaan-perusahaan besar, terutama perbankan," jelasnya. 

Menurut Hendra, optimisme ini mendapat dukungan tambahan dari meredanya ketegangan geopolitik, khususnya konflik Iran-Israel yang kini telah memasuki fase gencatan senjata selama dua pekan lebih. 

"Hal ini mendorong investor global kembali masuk ke aset berisiko, termasuk saham di pasar berkembang seperti Indonesia," terangnya.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.