KABARBURSA.COM - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), perusahaan energi raksasa Indonesia, memberikan sinyal kuat akan mencaplok mayoritas saham Senoko Energy, perusahaan pembangkit listrik terbesar di Singapura. Nilai akuisisi ini diperkirakan mencapai USD1 miliar atau setara Rp15 triliun. Proses akuisisi ini bahkan disebut akan mencakup 70 persen saham Senoko Energy, dengan tenggat waktu pembicaraan hingga akhir September 2024.
Sayangnya, negosiasi ini masih bersifat tertutup dan belum ada kepastian bahwa Medco akan menyelesaikan kesepakatan. Perwakilan dari Medco Energi bahkan menyatakan bahwa perusahaan secara rutin menjajaki peluang akuisisi, meskipun belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai negosiasi kali ini. Di sisi lain, pihak Senoko Energy memilih untuk tidak berkomentar.
Senoko Energy, perusahaan pembangkit listrik terkemuka di Singapura, memiliki kapasitas pembangkit sebesar 2.644 megawatt (MW) dan memasok sekitar 20 persen kebutuhan listrik Singapura. Senoko beroperasi melalui tiga anak usaha, yakni Senoko Energy Supply Pte Ltd (SES), Senoko Services Pte Ltd (SSPL), dan Senoko Gas Supply Pte Ltd (SGS), menjadikannya pemain kunci di sektor energi Singapura.
Konteks Akuisisi Senoko Energy
Akuisisi ini terjadi di tengah tantangan yang dihadapi pasar listrik global dan penurunan valuasi Senoko Energy. Pada Februari 2024, pemegang saham mayoritas Senoko mempertimbangkan untuk menjual saham mereka dengan valuasi mencapai USD3 miliar. Namun, akibat kondisi pasar yang memburuk, nilai tersebut turun secara signifikan, menciptakan peluang bagi Medco untuk masuk.
Pada awal September kemarin, Sembcorp Industries, salah satu pemain energi besar di Asia, berhasil mengakuisisi 30 persen saham Senoko dari Engie Global Developments. Meski jumlah transaksi ini dirahasiakan, kesepakatan tersebut menggarisbawahi minat yang meningkat terhadap pasar energi di Singapura. Prospek ini tetap menarik, meskipun sektor listrik secara global tengah menghadapi tantangan akibat ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi harga energi.
Senoko Energy sebelumnya dimiliki oleh Temasek, perusahaan investasi milik negara Singapura, sebelum dijual pada tahun 2008 kepada konsorsium internasional yang dipimpin oleh Marubeni Corporation asal Jepang dan perusahaan utilitas asal Prancis, Engie SA. Pada saat itu, transaksi ini mencapai nilai sebesar USD3,65 miliar.
Akuisisi ini juga dapat menandai babak baru dalam lanskap energi di Singapura, yang sedang berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih. Dengan Medco yang memiliki pengalaman dalam pengembangan energi terbarukan melalui Medco Power, potensi kolaborasi ini bisa menciptakan sinergi positif bagi kedua negara dalam pengembangan energi yang lebih berkelanjutan.
Meskipun proses akuisisi belum sepenuhnya dipastikan, peluang ini mencerminkan minat Medco untuk memperluas portofolio bisnisnya di sektor energi regional. Jika berhasil, Medco dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri energi Asia Tenggara, sekaligus mendiversifikasi sumber pendapatannya di luar pasar domestik Indonesia.
Medco Power dan Ekspansi Ketenagalistrikan
Medco Energi melalui anak usahanya, Medco Power, telah beroperasi dalam sektor ketenagalistrikan, selain bisnis minyak dan gas (migas) melalui PT Medco E&P Indonesia serta pertambangan melalui PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Rencana akuisisi Senoko Energy ini menunjukkan ambisi Medco untuk memperluas portofolio ketenagalistrikannya di kawasan Asia Tenggara.
Langkah Medco untuk mengakuisisi Senoko Energy dapat memperkuat posisinya di pasar energi regional sekaligus meningkatkan kapasitas pembangkit listriknya. Medco Power saat ini sudah terlibat dalam berbagai proyek ketenagalistrikan di Indonesia, dan akuisisi ini bisa menjadi batu loncatan penting bagi Medco untuk memperluas jejaknya di luar negeri.
Target Harga Saham MEDC
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), perusahaan energi raksasa Indonesia, tengah menjadi sorotan investor setelah proyeksi terbaru menunjukkan potensi kenaikan harga saham yang signifikan. Berdasarkan analisis terbaru, target harga (target price) saham MEDC dipatok pada Rp4.000, meningkat jauh dari harga awal (initial price) yang berada di level Rp1.265. Dengan demikian, potensi upside atau kenaikan saham MEDC mencapai 216,21 persen dalam kurun waktu 365 hari.
Meskipun proyeksi upside mencapai 216,21 persen, ada sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan oleh investor. Risiko ketidakpastian pasar global, termasuk fluktuasi harga minyak dunia, serta ketidakpastian terkait proses akuisisi dan ekspansi bisnis Medco ke luar negeri, bisa mempengaruhi harga saham dalam jangka pendek.
Selain itu, faktor makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan nilai tukar juga dapat mempengaruhi kinerja saham Medco, mengingat ketergantungan perusahaan pada harga komoditas global. Namun, dengan fundamental yang kuat dan rencana ekspansi yang jelas, prospek jangka panjang MEDC tetap menjanjikan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.