KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini makin parah. Pada Pukul 10.45 WIB, IHSG rontok sebesar 119,98 poin atau setara dengan penurunan 1,67 persen menjadi mencapai level 7.046,82. Dengan level ini, IHSG menyisakan 46,82 poin untuk dapat terjun ke bawah 7000.
Kepala Divisi Literasi dan Pendidikan Pelanggan Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat, rontoknya IHSG imbas pasar yang merespon serangan yang dilancarkan oleh Israel ke Iran. Yang mana Israel meluncurkan serangan rudal terhadap sebuah lokasi di Iran, berdasarkan laporan ABC News. Bahkan dalam laporan agensi berita, Fars, melaporkan adanya ledakan di provinsi Isfahan dan penerbangan kota telah dihentikan.
"Ini memberikan sinyal kepada pasar bahwa tensi di Timur Tengah kembali memanas paska adanya serang balik dari Iran yang merupakan bentuk defensive atas serangan di konsulat Damaskus lalu," katanya kepada Kabar Bursa, Jumat 19 April 2024.
Adapun kata dia, jika ketegangan geopolitik Timur Tengah itu terus berlanjut hingga berkepanjangan, maka tekanan IHSG bisa lebih lanjut ke level 7.000 yang merupakan level psikologis jangka panjangnya. Namun tidak menutup kemungkinan mendorong pelemahan IHSG ke bawah level 7.000
"Iya terdekatnya masih di 7.000 karna ada support MA200, tetapi tidak menutup kemungkinan efek domino terhadap harga komoditas dapat meningkatkan ketidakpastian ekonomi global," jelas dia.
Lanjut dia, imbas konflik Iran-Israel ini membuat Investor di IHSG kembali menunjukkan respon negative dengan terjadi aksi jual untuk saham-saham kategori cyclical, termasuk saham big caps.
"Yang paling terdampak adalah dari perbankan," terang dia.
Dia merincikan terjadi pelemahan dalam sepekan terakhir sebesar -7,02 persen di BBRI, - 4,82 persen di BBCA dan -2,8 persen di BBNI. Lalu dari konsumer cyclical terjadi koreksi sebesar -11,21 persen di ERAA dan -10 persen di MAPI.
Kendati demikian, saham produsen minyak mentah justru alami kenaikan, seperti MEDC dan ELSA. Diketahui Iran termasuk dalam 10 produsen terbesar minyak mentah di dunia dengan jumlah produksi hariannya mencapai 3,6 juta/barel. Sehingga dia memprediksi, saham produsen minyak mentah pun akan ikut terganggu nantinya.
"Kamiberpandangan serangan ini dapat mengganggu supply dari Iran," tandas dia
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.