KABARBURSA.COM - PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) atau SMAR, perusahaan kelapa sawit terkemuka di bawah naungan Grup Sinarmas, resmi menghentikan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV yang sebelumnya menargetkan penghimpunan dana hingga Rp6 triliun.
Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 7 Februari 2025, manajemen SMAR menjelaskan bahwa perusahaan telah menerbitkan obligasi tahap I dari PUB IV pada tahun 2022 dengan total dana yang berhasil diraih sebesar Rp1,5 triliun. Namun, hingga saat ini, masih terdapat selisih sebesar Rp4,5 triliun yang belum berhasil dihimpun.
Manajemen mengungkapkan bahwa penghentian program ini disebabkan oleh fluktuasi pasar yang terjadi selama periode penerbitan, sehingga menghambat pencapaian target pendanaan. Selain itu, perusahaan juga melakukan penyesuaian dalam strategi keuangan, termasuk dalam memilih sumber pendanaan yang lebih sesuai dengan kondisi pasar saat ini.
Sebagai salah satu pemain utama di industri perkebunan kelapa sawit, SMAR memiliki bisnis yang mencakup seluruh rantai nilai, mulai dari budidaya dan pemanenan kelapa sawit hingga pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit. Produk akhir yang dihasilkan perusahaan mencakup minyak goreng, margarin, mentega, biodiesel, serta oleokimia yang banyak digunakan dalam industri konsumen dan manufaktur.
Dari sisi kepemilikan saham, hingga 30 September 2024, mayoritas saham SMAR dikuasai oleh PT Purimas Sasmita dengan kepemilikan sebesar 92,40 persen. Sementara itu, saham yang dimiliki oleh publik hanya sebesar 7,60 persen.
Meski PUB IV tidak mencapai target awalnya, langkah perusahaan dalam menyesuaikan strategi pendanaan menunjukkan pendekatan yang lebih hati-hati dalam menghadapi ketidakpastian pasar. Ke depan, SMAR diperkirakan akan terus beradaptasi dengan kondisi ekonomi dan industri guna menjaga pertumbuhan serta keberlanjutan bisnisnya.
Stabil di Tengah Dinamika Pasar
Harga saham PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) pada sesi perdagangan 7 Februari 2025 mengalami sedikit koreksi, turun 0,28 persen atau 10 poin menjadi Rp3.590 per lembar saham. Meskipun demikian, saham SMAR masih menunjukkan pergerakan yang cukup stabil di tengah dinamika pasar, dengan harga pembukaan di Rp3.610 dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp3.610 sebelum turun ke level terendah Rp3.550.
Dengan volume perdagangan sebanyak 55 lot dan nilai transaksi yang mencapai Rp2,87 miliar dalam 17 kali transaksi, pergerakan saham SMAR masih mencerminkan minat investor terhadap emiten yang bergerak di industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit ini. Dari sisi penawaran dan permintaan, harga bid tercatat di Rp3.590 sementara offer berada di Rp3.600, menunjukkan adanya keseimbangan dalam aktivitas jual beli.
SMAR memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp10,31 triliun, menempatkannya pada peringkat ke-7 dari 56 perusahaan dalam industri terkait, serta berada di peringkat ke-139 dari 951 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kinerja saham perusahaan ini menjadi perhatian para pelaku pasar, terutama dengan kondisi sektor kelapa sawit yang fluktuatif akibat berbagai faktor eksternal, termasuk harga komoditas global dan kebijakan perdagangan.
Meskipun dalam laporan ini EPS dan rasio harga terhadap laba (PER) tercatat nol, perusahaan tetap memiliki prospek yang menarik, terutama dengan bisnis utamanya yang mencakup budidaya, pemrosesan, hingga distribusi produk berbasis kelapa sawit seperti minyak goreng, margarin, dan biodiesel. Dengan latar belakang sebagai bagian dari grup Sinarmas, SMAR tetap menjadi salah satu pemain utama di industri ini dan memiliki daya saing yang kuat dalam menghadapi tantangan pasar.
Perjalanan Panjang dan Peran SMAR di Industri Sawit
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) merupakan salah satu pemain utama dalam industri kelapa sawit di Indonesia. Didirikan pada Juni 1962 dengan nama awal PT Maskapai Perkebunan Sumcama Padang Halaban, perusahaan ini telah mengalami berbagai transformasi hingga menjadi bagian dari grup raksasa Sinar Mas.
Dalam perjalanannya, SMAR berkembang menjadi perusahaan yang mengelola rantai bisnis kelapa sawit dari hulu ke hilir. Kegiatan utama SMAR mencakup budidaya dan pemanenan kelapa sawit, pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit, serta pemurnian CPO menjadi berbagai produk turunan. Produk yang dihasilkan tidak hanya mencakup kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng, margarin, dan mentega, tetapi juga industri energi melalui produksi biodiesel serta sektor kimia melalui pengolahan oleokimia.
Langkah strategis perusahaan semakin kokoh ketika SMAR memutuskan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada November 1992 melalui Initial Public Offering (IPO). Keputusan ini menandai era baru bagi perusahaan dalam meningkatkan kapasitas bisnisnya dan memperluas pangsa pasar baik di dalam maupun luar negeri.
Sebagai bagian dari grup Sinar Mas, SMAR memiliki keunggulan dalam integrasi bisnis yang solid, memastikan efisiensi produksi serta stabilitas pasokan bahan baku. Dengan pengalaman lebih dari enam dekade, perusahaan terus beradaptasi dengan dinamika industri dan regulasi, termasuk menerapkan praktik keberlanjutan dalam operasionalnya.
Dengan perannya yang signifikan dalam industri sawit, SMAR tidak hanya berkontribusi pada perekonomian nasional tetapi juga memiliki tantangan besar, termasuk fluktuasi harga CPO global dan tuntutan keberlanjutan dari berbagai pihak. Namun, dengan strategi bisnis yang terarah dan inovasi dalam diversifikasi produk, perusahaan ini tetap optimis dalam mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemimpin industri kelapa sawit di Indonesia.(*)