Logo
>

SoftBank Jual Obligasi Dolar & Euro, Terkumpul Rp30,47 T

Ditulis oleh KabarBursa.com
SoftBank Jual Obligasi Dolar & Euro, Terkumpul Rp30,47 T

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - SoftBank Group Corp berhasil mengumpulkan sekitar USD1,86 miliar (Rp30,47 triliun) melalui penjualan obligasi dalam mata uang dolar dan euro. Ini adalah langkah pertama perusahaan teknologi asal Jepang tersebut dalam kesepakatan utang mata uang asing sejak 2021, bertepatan dengan rencana mereka untuk mempercepat investasi di bidang kecerdasan buatan (AI).

    Perusahaan milik miliarder Masayoshi Son ini mengumumkan bahwa mereka telah menerbitkan dua tranche obligasi dolar dengan total USD900 juta dan dua tranche obligasi euro yang menghasilkan €900 juta (USD964 juta). SoftBank menyatakan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk melunasi utang dan mendukung operasional perusahaan.

    Masayoshi Son dan SoftBank telah membuat investasi besar dalam sektor AI, mencerminkan ekspektasi mereka untuk meningkatkan aktivitas di bidang tersebut.

    Tahun ini, SoftBank telah menginvestasikan USD200 juta langsung ke Tempus AI Inc, sebuah perusahaan rintisan yang menganalisis data medis untuk dokter dan pasien, guna menghasilkan perawatan yang lebih baik.

    Baru-baru ini, SoftBank juga mendukung Perplexity AI dengan valuasi mencapai USD3 miliar, bertaruh pada perusahaan yang ingin menggunakan AI untuk bersaing dengan mesin pencari Google milik Alphabet Inc.

    Dalam jangka panjang, SoftBank sedang menyusun rencana ambisius untuk menginvestasikan USD100 miliar ke dalam cip terkait AI dalam proyek yang dijuluki Izanagi, pada Februari lalu.

    SoftBank Group Corp memasuki tahun 2024 dengan kinerja yang menonjol, didorong oleh berbagai langkah strategis dan inovasi. Perusahaan teknologi raksasa asal Jepang ini, yang dikenal karena keberaniannya dalam berinvestasi pada teknologi masa depan, telah menunjukkan ketahanan dan kecerdikan dalam mengelola portofolio investasinya.

    SoftBank terus mengarahkan fokusnya pada kecerdasan buatan (AI), dengan investasi besar-besaran di sektor ini. Setelah mengumpulkan Rp30,47 triliun dari penjualan obligasi dolar dan euro, dana tersebut digunakan untuk melunasi utang dan mendukung operasional perusahaan. Sebagian besar dialokasikan untuk investasi dalam startup AI dan teknologi terkait.

    Tahun ini, SoftBank menyuntikkan USD200 juta ke Tempus AI Inc, perusahaan yang menganalisis data medis untuk memberikan perawatan yang lebih baik bagi dokter dan pasien. Selain itu, mereka juga mendukung Perplexity AI, yang kini memiliki valuasi mencapai USD3 miliar, dengan tujuan bersaing langsung dengan mesin pencari Google.

    Dalam jangka panjang, SoftBank berencana menginvestasikan USD100 miliar ke dalam cip AI melalui proyek ambisius yang disebut Izanagi. Proyek ini menandakan komitmen mereka untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi AI dan mendukung inovasi yang dapat mengubah berbagai industri.

    Di tengah prestasi ini, SoftBank juga menghadapi tantangan. Fluktuasi pasar global dan dinamika ekonomi yang tak menentu menjadi ujian tersendiri. Namun, dengan kepemimpinan visioner Masayoshi Son, SoftBank terus beradaptasi dan mencari peluang di tengah ketidakpastian.

    Kinerja SoftBank pada 2024 menunjukkan keseimbangan antara keberanian berinovasi dan kehati-hatian dalam manajemen keuangan. Dengan strategi investasi yang fokus pada teknologi masa depan, terutama AI, SoftBank membuktikan diri sebagai pemain utama yang siap menghadapi tantangan dan meraih peluang di era digital.

    Tahun 2024 membawa sejumlah tantangan signifikan bagi ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi melambat di beberapa kawasan utama, termasuk Amerika Serikat dan Eropa, yang mengalami tekanan inflasi tinggi dan kebijakan moneter yang lebih ketat. Bank sentral di seluruh dunia, seperti The Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa, melanjutkan pengetatan suku bunga untuk menekan inflasi, yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.

    Ketegangan geopolitik terus mempengaruhi pasar global. Konflik antara negara-negara besar, seperti ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta ketidakstabilan di Timur Tengah, menciptakan ketidakpastian bagi investor. Sanksi ekonomi dan hambatan perdagangan menjadi tantangan tambahan yang harus dihadapi oleh perusahaan multinasional.

    Di tengah tantangan tersebut, revolusi teknologi terus menjadi pendorong utama perubahan. Inovasi dalam kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan teknologi hijau mendorong transformasi di berbagai sektor. Perusahaan teknologi besar dan startup berlomba-lomba untuk memanfaatkan peluang ini, sementara pemerintah di berbagai negara meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi.

    Perubahan iklim menjadi fokus utama pada 2024, dengan semakin banyak negara yang berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai net zero. Kebijakan hijau dan investasi dalam energi terbarukan meningkat, menciptakan peluang bagi sektor-sektor terkait, seperti energi surya, angin, dan kendaraan listrik. Namun, transisi ini juga membawa tantangan, termasuk kebutuhan investasi besar dan perubahan struktural dalam industri energi.

    Pasar keuangan global menunjukkan volatilitas tinggi sepanjang 2024. Investor mencari aset aman di tengah ketidakpastian, sementara aset berisiko menghadapi tekanan. Emas dan obligasi pemerintah menjadi pilihan utama sebagai safe haven, sementara saham teknologi dan perusahaan dengan fokus pada keberlanjutan menunjukkan kinerja yang lebih baik.

    Negara-negara emerging markets, seperti India dan beberapa negara di Asia Tenggara, menunjukkan ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan ekonomi maju. Pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan peningkatan kelas menengah mendorong permintaan domestik dan menciptakan peluang investasi. Namun, tantangan dalam hal infrastruktur dan reformasi ekonomi tetap ada. (*)

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi