KABARBURSA.COM - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menutup perdagangan Jumat, 19 September 2025, dengan penguatan tipis sebesar 0,26 persen ke level 1.945. Saham emiten jasa investasi ini memang tengah dalam tren penguatan.
Mengutip data perdagangan Stockbit, Minggu, 21 September 2025, dalam sepekan, saham SRTG mengalami kenaikan 1,04 persen dengan rentang harga 1.870–2.020. Kenaikan berlanjut pada periode bulanan, dengan penguatan 4,85 persen di kisaran 1.780–2.200.
Adapun dalam tiga bulan terakhir, performa SRTG semakin impresif dengan lonjakan 21,18 persen dari 1.550 ke 2.200. Bahkan untuk rentang enam bulan, saham ini naik 21,94 persen dengan level terendah 1.200 dan tertinggi 2.200.
Namun, kinerja tahun berjalan (year-to-date/YTD) masih menunjukkan penurunan 6,94 persen dari level Rp1.200–Rp2.200. Dalam periode setahun terakhir, SRTG terkoreksi lebih dalam, turun 20,29 persen dengan rentang Rp1.200–Rp2.880. Koreksi lebih tajam tercatat dalam tiga tahun terakhir, anjlok 30,78 persen dari kisaran Rp1.200–Rp3.020.
Meski begitu, tren jangka panjang tetap mengesankan. Dalam lima tahun, SRTG melejit 238,85 persen dengan rentang harga Rp576–Rp3.970. Bahkan dalam 10 tahun terakhir, saham ini telah tumbuh 106,91 persen dari kisaran Rp524 ke Rp3.970.
Sementara itu BRI Danareksa Sekuritas dalam analisanya, Jumat, 19 September 2025, menyebut pergerakan harga SRTG bergerak didalam bullish trendlinenya.
"Saat ini, harga mampu bertahan di atas support trendline dan berpotensi untuk rebound menuju resistance terdekat pada 2.020 – 2.150," tulis BRI Danareksa.
NAV Capai Rp53,99 Triliun di Semester I 2025
Saratoga mencatatkan Nilai Aset Bersih (NAV) sebesar Rp53,99 triliun pada semester I 2025. Pencapaian ini didorong oleh kontribusi yang kuat dari saham-saham perusahaan portofolio utama seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Pada periode 6 bulan pertama 2025,Saratoga juga mencatatkan pendapatan dividen sebesar Rp1,26 triliun. Pendapatan dividen ini berasal dari perusahaan portofolio seperti PT Alamtri Resources Tbk (ADRO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan TBIG.
Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan, menjelaskan kinerja Perseroan di semester I 2025 mencerminkan peningkatan fundamental dari perusahaan-perusahaan portofolio yang dimiliki Perseroan, baik publik maupun privat.
“Kami tetap berfokus pada sektor-sektor dengan prospek pertumbuhan jangka panjang seperti layanan kesehatan, infrastruktur digital, ekonomi hijau dan energi terbarukan, dan konsumen. Dengan pendekatan investasi yang disiplin, aktif, dan selektif, kami berupaya menciptakan nilai optimal bagi para pemegang saham, sekaligus mendukung pertumbuhan berkelanjutan dari perusahaan-perusahaan portofolio kami,” jelasnya melalui keterangan resmi di Jakarta, pada 30 Juli 2025 lalu.
Di sisi lain, Direktur Keuangan Saratoga Lany D. Wong menambahkan jika perusahaan juga berhasil menjaga neraca yang solid dengan menurunkan utang bersih menjadi Rp304 miliar. Rasio biaya operasional terhadap NAV tercatat sebesar 0,4 persen, sementara rasio loan-to-value (LTV) berada di angka 0,6 persen, dalam batas yang sehat dan lebih baik dibandingkan posisi 0,6 persen dan 0,7 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Struktur keuangan yang kuat memberikan fleksibilitas bagi kami untuk menjalankan strategi investasi secara optimal, terutama di tengah dinamika pasar. Kami berkomitmen untuk menjaga efisiensi operasional dan pengelolaan risiko, guna memastikan Saratoga tetap berada pada posisi yang solid untuk memberikan hasil yang berkelanjutan bagi para pemegang saham,” kata Lany.