KABARBURSA.COM – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat kredibilitas dan daya saing indeks saham nasional dengan memastikan proses pengelolaan indeks telah selaras dengan International Organization of Securities Commissions (IOSCO) Principles for Financial Benchmarks.
IOSCO adalah organisasi internasional yang menghimpun otoritas pasar modal dari berbagai negara, termasuk regulator bursa dan pengawas keuangan.
Sederhananya, IOSCO berperan seperti pembuat standar main di pasar modal global. IOSCO menetapkan prinsip-prinsip agar pasar saham di berbagai negara berjalan adil, transparan, dan bisa dipercaya investor.
Kalau dikaitkan dengan indeks saham, IOSCO Principles for Financial Benchmarks adalah pedoman internasional tentang bagaimana sebuah indeks harus disusun dan dikelola. Prinsip ini mengatur hal-hal mendasar, seperti siapa yang mengelola indeks, bagaimana metode perhitungannya, dari mana data diambil, bagaimana pengawasannya, serta bagaimana pertanggungjawabannya jika terjadi masalah.
Tujuannya supaya indeks saham tidak dibuat sembarangan, tidak mudah dimanipulasi, dan benar-benar mencerminkan kondisi pasar. Dengan indeks yang mengikuti prinsip IOSCO, investor punya keyakinan bahwa indeks tersebut kredibel dan layak dijadikan acuan investasi.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, menyatakan penerapan prinsip IOSCO menjadi bagian dari inisiatif strategis BEI untuk memastikan indeks saham dikelola secara kredibel, transparan, dan akuntabel.
“Melalui langkah ini, kami ingin memberikan keyakinan yang kuat kepada investor bahwa indeks di BEI disusun melalui tata kelola dan metodologi yang jelas, serta dapat diandalkan sebagai acuan investasi,” ujar Jeffrey dalam keterangan tertulis, Rabu, 18 Desember 2025.
Menurut dia, inisiatif ini tidak hanya berorientasi pada peningkatan kepercayaan investor, tetapi juga untuk mendukung daya saing indeks BEI sebagai underlying berbagai produk investasi, baik di pasar domestik maupun global.
Indeks yang dikelola sesuai standar internasional dinilai semakin relevan di tengah meningkatnya kebutuhan investor terhadap produk investasi yang terukur dan kredibel.
Pada tahap awal, penerapan IOSCO Principles for Financial Benchmarks difokuskan pada tiga indeks utama atau flagship BEI, yakni IDX30, LQ45, dan IDX80.
Ketiga indeks tersebut selama ini telah digunakan secara luas sebagai indikator pergerakan pasar saham Indonesia serta menjadi dasar pengembangan berbagai produk investasi, termasuk reksa dana dan produk indeks lainnya.
Saat ini, BEI memiliki total 48 indeks saham yang mencerminkan berbagai segmentasi dan karakteristik pasar. Oleh karena itu, penerapan prinsip internasional ini dipandang sebagai fondasi penting untuk menjaga kualitas indeks serta memastikan relevansinya di tengah dinamika pasar modal yang terus berkembang.
BEI menegaskan bahwa penerapan IOSCO Principles for Financial Benchmarks tidak berhenti pada tiga indeks utama tersebut. Ke depan, implementasi prinsip ini akan dilakukan secara bertahap terhadap indeks-indeks lainnya yang dikelola BEI, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan memperkuat posisi indeks BEI dalam ekosistem pasar modal nasional dan meningkatkan pengakuannya di tingkat global.
Melalui langkah itu, BEI menargetkan terciptanya indeks saham yang semakin kredibel, konsisten, dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga mampu menjadi rujukan investasi yang kuat bagi investor ritel maupun institusi di pasar modal Indonesia.(*)