KABARBURSA.COM - Elon Musk dari SpaceX telah mengumumkan Starlink Mini, sebuah terobosan dalam proyek Starlink yang menawarkan keunggulan portabilitas. Dengan bobot hanya sekitar 2,5 kg termasuk stand, Starlink Mini adalah versi yang lebih ringkas dari kit Starlink reguler, tetapi tetap mampu menyediakan kecepatan download hingga 100 Mbps.
Starlink Mini didesain dengan ukuran yang lebih kecil agar mudah dibawa-bawa, bahkan bisa dimasukkan ke dalam ransel. Harganya dimulai dari USD599 (sekitar Rp9,7 juta), sedikit lebih mahal daripada versi reguler namun lebih terjangkau dibandingkan solusi internet satelit tradisional.
Pelanggan yang sudah menggunakan layanan Starlink dapat mengambil kesempatan untuk membeli Starlink Mini melalui undangan khusus yang disediakan oleh SpaceX. Peluncuran perdana diperkirakan akan dimulai pada bulan Juli, menarik perhatian terutama dari para pelancong dan pengguna yang memerlukan akses internet handal di tempat-tempat terpencil.
Elon Musk dengan tegas menyebutkan bahwa Starlink Mini adalah pilihan terbaik untuk solusi koneksi internet cadangan saat terjadi gangguan pada jaringan di rumah atau di tempat lain.
Selain itu, SpaceX juga menawarkan opsi "Mini Roam" yang bisa dibundel dengan paket layanan yang sudah dimiliki, dengan biaya tambahan sebesar USD30 per bulan. Teknologi ini didukung oleh jaringan 6.000 satelit orbit rendah (LEO) milik SpaceX, yang telah terbukti memberikan kecepatan tinggi dan latensi rendah, melampaui layanan internet Geo Stationary Orbit yang lebih konvensional.
Namun, penggunaan Starlink Mini tetap memiliki batasan kapasitas data hingga 50 gigabyte per bulan, dengan biaya bulanan mencapai USD150 untuk paket rumahan. Saat ini, tidak ada paket Mini Roam yang tersedia secara terpisah, seperti yang dilaporkan oleh TechCrunch pada Jumat (21/6/2024).
Starlink telah menjadi pilihan utama bagi lebih dari 3 juta pelanggan di lebih dari 100 negara, mengukuhkan posisinya sebagai penyedia layanan internet global yang dapat diandalkan di lokasi-lokasi terpencil dan sulit dijangkau.
Starlink merupakan proyek ambisius dari perusahaan SpaceX milik Elon Musk yang bertujuan untuk menyediakan akses internet global melalui jaringan satelit. Proyek ini menggunakan ribuan satelit kecil yang beroperasi di orbit rendah Bumi (LEO) untuk memberikan koneksi internet yang cepat dan andal, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur internet konvensional.
Elon Musk, sebagai CEO SpaceX, memimpin Starlink sebagai salah satu inisiatif strategis perusahaan untuk menghasilkan pendapatan tambahan yang signifikan. Starlink tidak hanya menargetkan untuk menyediakan layanan internet kepada pengguna akhir di seluruh dunia, tetapi juga untuk memperluas jangkauan SpaceX dalam eksplorasi ruang angkasa komersial.
Layanan Starlink telah menarik perhatian global karena kecepatan tinggi dan latensi rendah yang dijanjikannya, serta kemampuannya untuk mengatasi tantangan konektivitas di pedesaan dan daerah terpencil. Dengan harga relatif terjangkau, Starlink juga menawarkan solusi alternatif bagi mereka yang mengalami keterbatasan akses internet konvensional.
Namun, perlu dicatat bahwa informasi terkait Starlink dan proyek-proyek terbaru dari SpaceX dapat berubah seiring waktu, dan untuk mendapatkan data terbaru serta detail lebih lanjut, disarankan untuk mengunjungi situs web resmi SpaceX atau sumber berita terpercaya.
Polemik seputar Starlink di Indonesia mencakup beberapa aspek yang menarik perhatian publik dan pemerintah. Dalam menyikapi polemik ini, pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan dengan cermat berbagai aspek teknis, ekonomi, dan sosial sebelum mengambil keputusan terkait regulasi dan izin operasional Starlink di Indonesia.
Starlink, sebagai layanan internet via satelit, memerlukan izin operasional dari pemerintah setempat. Di Indonesia, pertanyaan muncul mengenai regulasi yang berlaku untuk operasi satelit asing di negara ini. Perusahaan seperti SpaceX perlu memenuhi persyaratan teknis dan perizinan dari otoritas yang berwenang sebelum mereka dapat menyediakan layanan secara komersial.
Starlink menawarkan potensi besar dalam menyediakan akses internet di daerah terpencil atau sulit terjangkau oleh infrastruktur kabel. Namun, tantangan utama adalah bagaimana infrastruktur ini akan diintegrasikan dengan infrastruktur telekomunikasi yang sudah ada di Indonesia. Hal ini melibatkan koordinasi dengan operator telekomunikasi lokal serta pengelolaan frekuensi spektrum yang diperlukan untuk operasi Starlink.
Masuknya Starlink ke Indonesia dapat memiliki dampak ekonomi positif dengan meningkatkan konektivitas internet di daerah yang sebelumnya tidak terlayani. Namun, ada juga perhatian terhadap bagaimana hal ini dapat mempengaruhi industri lokal, terutama operator telekomunikasi dan penyedia layanan internet yang sudah ada.
Ada kekhawatiran terkait keamanan data dan kedaulatan digital dengan adanya layanan internet asing yang beroperasi di Indonesia. Pemerintah perlu memastikan bahwa data pengguna dan informasi sensitif tetap terlindungi dan bahwa Starlink mematuhi regulasi privasi yang berlaku di Indonesia.
Respons dari masyarakat dan pemerintah terhadap Starlink bervariasi. Beberapa menyambut positif karena potensi untuk meningkatkan akses internet, sementara yang lain mengungkapkan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dan kesehatan, serta dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      