KABARBURSA.COM - Harga bijih besi mengalami lonjakan untuk hari ketiga berturut-turut, mulai pulih dari penurunan tajam 9 persen yang terjadi minggu lalu. Kenaikan ini dipicu oleh indikasi bahwa pemerintah China mungkin akan mengambil langkah-langkah tambahan untuk meremajakan pasar properti yang tengah lesu.
Di Singapura, harga bahan baku pembuatan baja melonjak hingga 3,5 persen pada Selasa malam 20 Agustus 2024, setelah terkuak bahwa Beijing sedang mempertimbangkan izin bagi pemerintah daerah untuk membeli rumah yang tidak terjual dengan menerbitkan obligasi khusus. Langkah ini muncul setelah serangkaian paket penyelamatan gagal mengangkat pasar real estat, yang menjadi sumber utama permintaan bijih besi.
Komoditas ini telah merosot 30 persen sepanjang tahun ini, dipicu oleh menurunnya pembangunan perumahan, perlambatan ekonomi China, serta kekurangan proyek infrastruktur utama. Pekan lalu, kepala produsen baja terbesar di China memperingatkan bahwa industri menghadapi kondisi yang ekstrem, menyamakan situasi tersebut dengan musim dingin yang sangat keras.
Kontrak berjangka bijih besi di Singapura naik 3,2 persen menjadi USD98,45 per ton pada pukul 2:26 waktu setempat, mencatat kenaikan mingguan sekitar 7 persen. Sementara itu, harga komoditas curah meningkat 3,8 persen di Dalian, dan kontrak baja juga mengalami kenaikan di Shanghai.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.