KABARBURSA.COM – PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), emiten produsen beras merek Topi Koki, membukukan penurunan laba bersih tajam sebesar 38,9 persen pada semester I 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih HOKI per 30 Juni 2025 hanya sebesar Rp2,67 miliar, turun dari Rp4,37 miliar pada semester I 2024.
Penurunan ini terjadi di tengah strategi efisiensi dan pelunasan utang yang dilakukan perusahaan sepanjang enam bulan pertama 2025. Namun, tekanan pada sisi penjualan dan penurunan margin laba kotor menjadi faktor utama yang membebani kinerja.
"Pendapatan bersih HOKI tercatat sebesar Rp542,23 miliar, atau turun 2,3 persen dibanding semester I tahun lalu,” jelas Muliati, Direktur Buyung Poetra Sembada, dikutip Jumat, 25 Juli 2025.
Meski penurunan tipis, margin laba kotor tergerus dari 15,87 persen menjadi hanya 14,46 persen. Beban pokok penjualan yang tinggi dan belum efisien masih menjadi tantangan utama di tengah pasar beras kemasan yang kompetitif.
Padahal, dari sisi beban keuangan, perusahaan berhasil memangkas biaya bunga secara signifikan. Beban keuangan per Juni 2025 hanya sebesar Rp3,77 miliar, turun 78,8 persen dari Rp17,78 miliar pada semester I 2024. Ini terjadi seiring dengan pelunasan pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp211,96 miliar.
Total liabilitas perusahaan per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp236,67 miliar, turun tajam 50,31 persen dari Rp476,34 miliar pada akhir 2024. Struktur utang yang lebih ringan membuat rasio liabilitas terhadap aset membaik dari 42 persen menjadi sekitar 27 persen.
Persediaan Beras HOKI Turun Drastis
Namun, pelepasan sebagian besar aset lancar, terutama persediaan, ikut menekan kapasitas produksi. Persediaan HOKI tercatat hanya Rp75,95 miliar, turun drastis 70,33 persen dibanding akhir 2024. Langkah ini ditempuh demi mempercepat perputaran kas dan menghindari kelebihan stok di tengah volatilitas permintaan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi pun mencatatkan perbaikan signifikan, menjadi positif Rp118,54 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, arus kas operasi masih negatif Rp58,22 miliar. Ini menunjukkan bahwa secara likuiditas, HOKI cukup stabil meskipun profitabilitasnya menurun.
Dalam strategi ekspansi, perusahaan cenderung berhati-hati. Belanja modal pada semester I 2025 hanya sebesar Rp2,75 miliar, jauh lebih rendah dari Rp12,04 miliar tahun sebelumnya. Fokus investasi dialihkan ke perawatan fasilitas produksi eksisting dan penguatan jaringan distribusi, terutama melalui anak usaha makanan siap saji.
Pasar kini mencermati kemampuan HOKI untuk memperbaiki margin dan meningkatkan volume penjualan di kuartal berikutnya. Tekanan pada daya beli masyarakat dan tingginya persaingan di sektor bahan pokok membuat ruang pertumbuhan emiten ini semakin terbatas. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.