KABARBURSA.COM – Di tengah peta ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan persaingan ekspor yang semakin ketat, dua emiten ritel makanan dan minuman asal Indonesia justru tampil mencuri perhatian.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) berhasil menunjukkan bahwa strategi sunyi, tanpa gembar-gembor berlebihan, justru bisa menghasilkan pencapaian yang mencengangkan.
Dengan ekspor yang terus tumbuh, laba yang menguat, dan pasar global yang makin terbuka, terutama setelah dimulainya gencatan tarif antara Amerika Serikat dan China, keduanya bukan hanya sedang bertahan, tapi juga mengukuhkan diri sebagai pemain kuat di panggung internasional.
Tahun 2025 tampaknya akan menjadi panggung penting bagi ICBP dan MYOR untuk memperluas dominasinya di pasar dunia.
Kekuatan Ekspor PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Anak usaha dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk (IDX INDF), kembali mencatatkan performa ekspor yang impresif di tahun 2024. Hingga September, pendapatan ekspor ICBP mencapai angka fantastis, yaitu Rp16,75 triliun, bertumbuh 15,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di tengah ketidakpastian global, pertumbuhan dua digit ini menjadi penanda bahwa kekuatan Indomie dan lini produk lainnya di pasar internasional masih sangat solid.
Yang menarik, pasar utama yang menopang performa ekspor ICBP ternyata datang dari Timur Tengah dan Afrika. Dari total pendapatan ekspor, Rp12,77 triliun berasal dari dua kawasan ini. Sementara wilayah Asia lainnya menyumbang Rp1,58 triliun dan wilayah lain termasuk Amerika Serikat dan Kanada menyumbang sekitar Rp2,40 triliun.
Semua wilayah menunjukkan pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya. Catatan ini menandakan bahwa ekspansi pasar yang dilakukan ICBP benar-benar menyasar global, dan berhasil.
Kekuatan ekspor juga diperkuat oleh data pertumbuhan kuartal III 2024 yang mencatatkan lonjakan hingga 22 persen secara tahunan. Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dan Sabela Nur Amalina, dalam risetnya menyebutkan bahwa peningkatan tajam ini tidak lepas dari pemulihan pasar Pinehill, anak usaha ICBP yang fokus pada ekspor.
Di sisi lain, pasar Amerika Serikat dan Kanada juga menunjukkan tren yang menguat, turut menopang pertumbuhan secara keseluruhan. Menariknya, ekspor telah menyumbang sekitar 23 persen terhadap total penjualan ICBP selama periode sembilan bulan pertama 2024. Suatu kontribusi yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Pertumbuhan ekspor ini tentu tidak datang begitu saja. ICBP diketahui meningkatkan anggaran iklan dan promosi secara signifikan selama kuartal III/2024. Belanja iklan perusahaan tercatat setara dengan 4,2 persen dari total pendapatan, sedikit lebih tinggi dari proyeksi analis yang berada di angka 4 persen.
Dana ini digunakan untuk mendukung peluncuran produk baru serta mengimbangi kenaikan biaya pengapalan akibat meningkatnya volume ekspor. Strategi ini membuktikan bahwa investasi komunikasi dan promosi sangat berperan dalam menjaga penetrasi pasar ekspor tetap agresif.
Sementara itu, dari sisi induk usaha, INDF pun mencatatkan kinerja keuangan yang solid. Hingga kuartal pertama 2025, laba bersih perusahaan naik 11,2 persen menjadi Rp2,72 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun data ekspor spesifik hingga Mei 2025 belum dipublikasikan, tren pertumbuhan yang terus berlanjut dari tahun sebelumnya menjadi indikasi kuat bahwa performa ekspor INDF dan ICBP tetap berada di jalur yang positif.
Di saat banyak sektor menghadapi tantangan global, Indofood justru mampu memanfaatkan peluang pasar internasional dengan cerdas. Dari Timur Tengah hingga Amerika, dari bungkusan Indomie hingga strategi belanja promosi yang tepat sasaran, semuanya menunjukkan bahwa kekuatan ekspor ICBP bukan hanya soal angka, tapi juga soal eksekusi dan konsistensi.
Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin ekspor akan menjadi mesin pertumbuhan utama ICBP dan INDF di tahun-tahun mendatang.
Strategi PT Mayora Indah Tbk (MYOR): Tembus Lima Benua
Hal serupa diperlihatkan oleh PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Sektor ritel ini juga mencatatkan performa ekspor yang patut diperhitungkan. Sepanjang tahun 2024, perusahaan ini berhasil membukukan penjualan ekspor sebesar Rp15,36 triliun, naik sekitar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka Rp13,7 triliun.
Kenaikan ini bukan sekadar angka, tapi mencerminkan kemampuan Mayora menjaga eksistensi dan bahkan memperluas jangkauan globalnya di tengah kompetisi ketat dan dinamika pasar internasional.
Dengan produk yang kini telah menembus lima benua, Mayora secara konsisten memperkuat kehadirannya di pasar Asia, termasuk dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan China. Ekspansi ini terbukti bukan hanya simbolis.
Pada November 2024, perusahaan bahkan berhasil melepas kontainer ekspor ke-400.000, dengan nilai transaksi sekitar Rp15,7 miliar ke 15 negara sekaligus. Capaian ini mengukuhkan posisi Mayora sebagai pemain utama dalam industri makanan dan minuman olahan asal Indonesia yang memiliki daya saing global.
Meskipun data ekspor secara spesifik hingga Mei 2025 belum dirilis, konsistensi pertumbuhan yang ditunjukkan sepanjang 2024 menjadi sinyal kuat bahwa tren positif tersebut kemungkinan besar berlanjut.
Pangsa pasar MYOR di luar negeri jelas semakin mapan, terutama karena produk-produknya seperti kopi instan, biskuit, wafer, dan minuman siap saji telah memiliki penggemar setia di berbagai belahan dunia. Daya tarik rasa lokal yang dikemas secara modern tampaknya menjadi salah satu kekuatan utama Mayora dalam memenangkan hati konsumen internasional.
Pertumbuhan ekspor ini juga menunjukkan bahwa MYOR tak hanya bergantung pada pasar domestik, tapi justru menjadikan ekspor sebagai motor utama pertumbuhan. Dalam lanskap perdagangan global yang semakin terbuka, kemampuan perusahaan untuk menembus pasar internasional dengan skala besar adalah keunggulan strategis yang tidak semua perusahaan ritel bisa capai.
Dengan strategi distribusi yang agresif, pemanfaatan teknologi, dan jaringan logistik yang efisien, Mayora telah membuktikan bahwa produk Indonesia tak hanya bisa bersaing, tapi juga bisa menjadi pemimpin pasar di luar negeri.
Jika tren ini terus terjaga, maka ekspor akan tetap menjadi tulang punggung MYOR untuk pertumbuhan jangka Panjang. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa ekspansi global bukan sekadar ambisi, tetapi kenyataan yang dijalani dengan konsistensi dan presisi.
Langkah Optimis ICBP dan MYOR
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) membuka tahun 2025 dengan langkah optimistis, menyusun target yang cukup ambisius sekaligus realistis di tengah dinamika ekonomi global yang masih berubah cepat. Kedua perusahaan besar di sektor makanan dan minuman ini tak hanya mengandalkan kekuatan di pasar domestik, tetapi juga memperluas pergerakannya ke kancah ekspor.
Dari sisi ICBP, kinerja awal tahun ini menunjukkan performa yang cukup menjanjikan. Hingga kuartal pertama 2025, ICBP berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp2,66 triliun, naik 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatannya pun mengalami pertumbuhan meski tipis, dengan total Rp20,19 triliun, naik sekitar 1,36 persen secara tahunan.
Artinya, meskipun tekanan ekonomi global masih ada, strategi efisiensi dan manajemen rantai pasok yang ketat tetap mampu menjaga pertumbuhan profitabilitas perusahaan.
ICBP juga telah menyiapkan arah yang cukup jelas untuk sisa tahun ini. Perusahaan akan fokus mempertahankan pertumbuhan volume penjualan sekaligus menekan biaya operasional agar margin tetap sehat. Strategi semacam ini menjadi penting, apalagi dengan adanya potensi perubahan struktur tarif global akibat gencatan dagang antara Amerika Serikat dan China yang berlaku selama 90 hari.
Meski ICBP belum mengomentari secara resmi peluang dari gencatan ini, pasar ekspor seperti AS dan China tentu jadi target yang sangat relevan untuk digarap lebih dalam, terutama di tengah tren permintaan yang kembali pulih.
Sementara itu, Mayora juga tak kalah agresif dalam menyusun target tahun ini. Perusahaan yang dikenal lewat produk-produk ikonik seperti Kopiko dan Beng-Beng ini membidik pertumbuhan laba bersih hingga 14 persen sepanjang 2025. Pendapatan pun ditargetkan tumbuh di kisaran 12 sampai 15 persen. Angka yang mencerminkan kepercayaan diri manajemen terhadap keberlanjutan momentum ekspor dan daya tahan pasar domestik.
Untuk mendukung target itu, Mayora menyiapkan belanja modal sekitar Rp1 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mengembangkan produk-produk baru, dengan fokus yang tetap kuat pada pasar ekspor.
Artinya, MYOR benar-benar serius menjadikan pasar luar negeri sebagai mesin pertumbuhan utama, tidak hanya bergantung pada penjualan lokal.
Yang menarik, kedua perusahaan ini berada dalam posisi yang cukup strategis di tengah gencatan tarif AS–China yang berlaku mulai 14 Mei 2025. Meski mereka belum secara terbuka menyampaikan proyeksi khusus untuk 90 hari ke depan dalam konteks kebijakan tarif baru itu, peluangnya tetap terbuka.
Dengan beban tarif yang lebih rendah selama masa gencatan, perusahaan Indonesia seperti ICBP dan MYOR berpotensi menawarkan harga yang lebih kompetitif di pasar internasional. Situasi ini bisa menjadi momentum emas bagi keduanya untuk mendorong volume ekspor, terutama ke Amerika Serikat dan China, dua pasar terbesar yang selama ini juga menjadi tujuan utama distribusi produk mereka.
Secara keseluruhan, arah bisnis ICBP dan MYOR di 2025 terlihat cukup terang. Dengan kinerja awal tahun yang solid, target pertumbuhan yang terukur, serta fleksibilitas strategi menghadapi dinamika global, keduanya punya peluang besar untuk menjaga laju positifnya. Terutama jika 90 hari ke depan digunakan secara maksimal untuk memperluas pengaruh di pasar global yang kini kembali lebih terbuka.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.