Logo
>

Subholding Gas Pertamina Bagikan Dividen Rp3,6 Triliun

Ditulis oleh KabarBursa.com
Subholding Gas Pertamina Bagikan Dividen Rp3,6 Triliun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) merencanakan pembagian dividen sebesar USD222,43 juta atau setara dengan Rp3,6 triliun (dengan kurs Rp16.265 per dolar AS) dari laba bersih tahun 2023 kepada para pemegang saham.

    Keputusan ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2023 (RUPST) yang digelar pada Kamis, 30 Mei 2024.

    “Sesuai keputusan RUPST, dividen sebesar USD222,43 juta akan dibagikan kepada para pemegang saham dari laba bersih tahun buku 2023 yang mencapai USD278,09 juta,” kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, dalam sebuah pernyataan pers yang dikutip, Jumat, 31 Mei 2024.

    Dividen per saham ditetapkan sebesar Rp148, naik dari Rp141 per lembar saham pada tahun sebelumnya. Sementara itu, sisa laba bersih 2023 sebesar USD55,62 juta akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan bisnis.

    Rachmat menjelaskan bahwa PGN menghadapi tantangan ketidakpastian dan dinamika industri pada tahun 2023 yang berdampak pada kinerja perusahaan. Namun, PGN tetap fokus untuk memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam penyediaan gas bumi, dengan mengoptimalkan pengelolaan gas bumi, meningkatkan konektivitas infrastruktur, dan melakukan diversifikasi bisnis.

    Pada tahun 2023, PGN mencatat pendapatan sebesar USD3,65 miliar, dengan laba operasi sebesar USD542,42 juta, dan laba bersih sebesar USD278,1 juta.

    Volume pengelolaan gas PGN juga tumbuh positif sepanjang tahun 2023, dengan volume niaga gas dan TUA mencapai 977 BBTUD atau naik 6 persen dari tahun sebelumnya. Pengaliran gas bumi melalui pipa transmisi juga meningkat menjadi 1.458 MMSCFD atau naik 8 persen dari tahun sebelumnya.

    Dalam layanan baru, PGN melaporkan pertumbuhan yang baik dalam beberapa portofolio usaha Subholding Gas Grup. Transportasi minyak mencapai 56,86 MMBOE atau tumbuh 305 persen dari tahun sebelumnya, terutama dari penyaluran minyak melalui pipa Rokan. Volume regasifikasi juga meningkat 10 persen menjadi 158 BBTUD, dan pemrosesan LPG mencapai 38.782 ton pada tahun 2023.

    “Tahun 2024 merupakan milestone penting PGN dalam layanan LNG ke pasar domestik, dan PGN berupaya menjaga realibilitas dan kehandalan pasokan gas bumi yang diharapkan oleh pelanggan,” jelas Rachmat.

    PGN juga telah memasuki era layanan baru dengan komoditas LNG untuk mendukung keberlanjutan gas bumi dalam negeri, yang ditunjukkan dengan tambahan pasokan gas dari regasifikasi LNG pada bulan Mei 2024.

    Pertamina Terapkan Pencatatan Digital Elpiji Kg

    Pertamina Patra Niaga akan mulai menerapkan pencatatan digital di pangkalan elpiji 3 kilogram (kg) mulai 1 Juni 2024. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pendataan pengguna gas elpiji 3 kg.

    Menurut Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, pencatatan digital ini mendukung transformasi subsidi elpiji 3 kg agar tepat sasaran dan meningkatkan layanan pendataan serta integrasi data. Prosesnya akan melibatkan peralihan dari pencatatan manual dengan logbook ke logbook digital menggunakan aplikasi berbasis website bernama Merchant Apps Pangkalan (MAP), yang merupakan inovasi dari Pertamina Patra Niaga.

    Irto menegaskan, bagi yang belum terdaftar, disarankan membawa KTP saat membeli elpiji tiga kilogram di Pangkalan agar dapat terdaftar. Sedangkan bagi yang sudah terdaftar, pembelian dapat dilakukan seperti biasa dengan menunjukkan KTP.

    Melalui sistem MAP, siapa saja dan berapa konsumsi elpiji tiga kilogram dapat dipertanggungjawabkan kepada Pemerintah. Pangkalan mayoritas mengakses logbook manual itu melalui HP masing-masing.

    Irto juga menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga terus membuka pendaftaran pengguna elpiji 3 kg di pangkalan. Konsumen cukup membawa KTP agar dicatat oleh Pangkalan melalui MAP Pertamina.

    “Pendaftar sudah mencapai 44,8 juta per Mei 2024 ini dan masih terus kita buka. Pendataan itu dilaksanakan dalam rangka subsidi tepat, agar subsidi Pemerintah jelas siapa-siapa pengguna atau yang menikmatinya,” ujarnya.

    Pada 2024, pemerintah menetapkan kuota elpiji tiga kilogram sebesar 8,03 juta metrik ton. Hingga April 2024 realisasi telah mencapai 2,69 juta metrik ton secara nasional.

    Pertamina Soroti Elpiji

    Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo, menyatakan bahwa pengecekan kuantitas dan kualitas elpiji ukuran 3 kg dilakukan di beberapa titik Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) dan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) guna memastikan bahwa elpiji yang dipasarkan kepada masyarakat memenuhi standar kuantitas dan kualitas.

    Mars Ega menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga akan terus meningkatkan sinergi dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Perdagangan, tidak hanya dalam pengawasan, tetapi juga dalam pemutakhiran sistem agar penyaluran elpiji 3 kg berjalan dengan baik mulai dari pengisian di SPPBE hingga ke masyarakat.

    Selama beberapa hari terakhir, Tim Pertamina telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di berbagai SPBE di seluruh Indonesia. Contohnya, sidak di SPPBE PT Petro Gasindo Energy di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 28 Mei yang berfokus pada konsistensi takaran setiap pengisian tabung elpiji 3 kg.

    Inspeksi juga dilakukan terhadap penggunaan LPG di sejumlah hotel, restoran, dan kafe (horeka) di Medan, Sumatera Utara, untuk memastikan bahwa elpiji bersubsidi digunakan tepat sasaran. Hasilnya menunjukkan tidak ditemukan penggunaan LPG 3 kg di tempat-tempat tersebut.

    Pengecekan juga dilakukan di SPBE dan SPPBE di Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat, yakni di SPBE PT Patra Trading, SPPBE PT Renata Putra Sentosa, dan SPPBE PT Chunur Company. Pengukuran terhadap 80 sampel tabung menunjukkan bahwa semua tabung memiliki berat tabung dan isi di atas 8 kg sesuai ketentuan.

    Mars Ega menyatakan bahwa pengawasan dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa tera metrologi tetap aktif dan memastikan bahwa pengisian tabung gas di SPBE dan SPPBE dilakukan dengan tepat. Pertamina juga mengantisipasi adanya residu atau sisa gas di dalam tabung elpiji yang dapat mempengaruhi jumlah pengisian untuk mencegah kesalahan takaran yang dapat merugikan konsumen.

    Melalui kegiatan ini, Pertamina berkomitmen untuk memastikan bahwa masyarakat menerima elpiji 3 kg sesuai dengan takaran yang ditentukan, mengingat elpiji merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Pertamina berupaya melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya dan menyarankan konsumen untuk menghubungi Call Center 135 jika terdapat kekurangan pada layanan Pertamina.

    Dugaan Praktik Kecurangan

    Kepala Biro Komunikasi, Informasi Layanan Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menyatakan bahwa perlu dilakukan pembuktian lebih lanjut terkait dugaan praktik kecurangan berupa pengurangan isi tabung gas elpiji 3 kilogram (kg).

    “Jadi belum bisa dikatakan sebagai kecurangan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) dengan adanya temuan Kemendag,” kata Agus.

    Agus menilai, istilah yang tepat untuk menggambarkan temuan dari Kemendag adalah tidak pas atau tidak tepat isi tabungnya.

    “Pengawasan terhadap SPBBE sudah dilakukan berlapis, yakni oleh Kementerian ESDM, Pertamina, dan Kemendag terkait masalah alat pengisian yang digunakan apakah sesuai dengan aturan atau tidak,” jelas Agus.

    Menurut Agus, alat pengisian di SPBBE memiliki sistem semi otomatis. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah beratnya pas atau tidak, perlu ada timbangan di setiap pangkalan, agen, hingga pengecer.

    “Termasuk masyarakat, juga bisa lebih kritis untuk ikut mengawasi dengan menimbang di agen ketika membeli, atau jika ada keluhan gasnya cepat habis dari biasanya bisa melaporkan lokasinya di mana untuk dicek,” tambahnya.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi