KABARBURSA.COM - PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) telah memperoleh pinjaman sebesar Rp175 miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Informasi ini disampaikan dalam keterangan resmi perusahaan yang dipublikasikan pada Jumat, 12 Juli 2024.
Manajemen SWID menjelaskan bahwa pinjaman ini diperlukan untuk mendukung strategi investasi perusahaan guna meningkatkan profitabilitas. Dengan adanya transaksi pinjam meminjam ini, SWID dapat melakukan investasi yang terjaga, berkesinambungan, dan meningkat di masa yang akan datang.
"Nilai kredit sebesar Rp175 miliar ini terdiri dari Tranche A dan Tranche B. Tranche A sebesar Rp79 miliar dan Tranche B sebesar Rp96 miliar. Pinjaman tersebut memiliki bunga 7,75 persen per tahun," ujar Manajemen SWID.
Manajemen juga merinci bahwa jangka waktu Tranche A adalah 72 bulan dengan masa availability period selama satu bulan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit.
Sementara itu, Tranche B memiliki tenor 72 bulan dengan masa availability period selama 12 bulan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit.
Langkah ini menunjukkan komitmen SWID dalam menjalankan strategi bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan dan keberlanjutan, serta memperkuat struktur keuangan perusahaan untuk mendukung investasi di masa depan.
SWID Bagikan Dividen
SWID akan membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2023 sesuai dengan hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan yang digelar pada 26 Juni 2024.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Sekretaris Perusahaan SWID, Agung Cucun Setiawan, dalam keterangan tertulisnya yang dikutip pada Senin, 1 Juli 2024 lalu, menyatakan bahwa SWID akan membagikan dividen tunai sebesar Rp5.888.960.697 atau Rp1,0936 per saham.
Cum dan Ex Dividen di pasar Reguler dan Negosiasi akan dilakukan pada 4 Juli dan 5 Juli 2024, sementara itu Cum dan Ex Dividen di Pasar Tunai pada 8 Juli dan 9 Juli 2024.
Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai akan ditetapkan pada 8 Juli 2024, dan pembayaran dividen tunai akan dilakukan pada 26 Juli 2024.
Lapor Dana IPO
SWID menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) per tanggal 31 Desember 2022. Emiten Properti dan Real Estate itu, menggunakan dana IPO sebagai modal kerja Rp15,04 miliar dari hasil bersih sebanyak Rp65,4 miliar.
Dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Kamis (19/1/2023), Direktur pengembangan bisnis SWID, Agung Cucun Setiawan menyampaikan bahwa Perseroan memperoleh hasil IPO efektif tanggal 7 Juli 2022 sebesar Rp68 miliar. Dipotong dengan biaya sebesar Rp2,45 miliar, akhirnya SWID meraih hasil bersih IPO sebesar Rp65,4 miliar.
Data yang ada menunjukkan, SWID merealisasikan dana IPO untuk Modal kerja sebesar Rp15,04 miliar dan masih menyimpan sisa dana IPO sebagai Giro di Mandiri Taspen sebesar Rp50,4 miliar dengan bunga 5,25 persen.
Sebagai informasi, PT Saraswanti Indoland Development Tbk resmi menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 7 Juli 2022. SWID melepas 340 juta lembar saham atau setara 6,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO di harga penawaran Rp200 per lembar sahamnya, Perseroan mengincar dana segar dari hasil IPO sekitar Rp68 miliar.
Profil Emiten SWID
SWID adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha properti dan real estate. Perusahaan menjalankan proyek pembangunan meliputi apartemen, rumah tapak (residential) dan hotel. Perusahaan merupakan anak perusahaan dari kelompok usaha Saraswanti, yang bergerak dalam bidang properti, khususnya dalam pengembangan high rise building, berupa apartemen, condotel, dan convention hall.
Perusahaan mengembangkan kawasan flagship yang merupakan mixed-used, yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan nama Mataram City, yang juga merupakan kantor pusat perusahaan. Mataram City berdiri di atas lahan sekitar 2,5 hektar, dan terdiri dari 3 tower, yaitu Nakula yang merupakan condotel 19 lantai, Sadewa yang merupakan apartemen 19 lantai, dan Yudhistira yang merupakan apartemen 19 lantai, serta sebuah convention hall yang merupakan gedung pertemuan 2 lantai. Tower Nakula dioperasikan sebagai hotel dengan nama The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center (Hotel Alana) di bawah supervisi operator PT Archipelago International Indonesia. Hotel Alana merupakan hotel berbintang 4 dengan kapasitas 264 kamar.
Dalam kawasan Mataram City terdapat sebuah convention hall dengan nama Mataram City International Convention Centre (MICC), yang terdiri dari grand ballroom di lantai 2, dan 9 ruang rapat di lantai 1 yang merupakan fasilitas utama Hotel Alana, dan terdapat 4 ruang meeting. Keberadaan MICC menempatkan Hotel Alana menjadi hotel MICE yang memiliki kapasitas untuk menyelenggarakan konferensi, pameran, konser musik, penikahan, dan acara besar lainnya.
Perusahaan mengembangkan proyek Graha Indoland di lahan seluas sekitar 3.074 m2, yang merupakan tower condotel 8 lantai yang dioperasikan sebagai hotel oleh PT SOL Melia Indonesia dengan nama Innside by Melia Yogyakarta (Hotel Innside), yang terletak di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hotel Innside merupakan hotel berbintang 4 dengan kapasitas 242 kamar dan didukung dengan adanya 5 ruang rapat. (*)