Logo
>

Tak Lakukan Ekspansi dalam Waktu Dekat, RSCH: Fokus Raup Keuntungan

Pendapatan RSCH per 31 Maret 2025 tercatat menurun menjadi Rp11,9 miliar, dari sebelumnya Rp12,5 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Tak Lakukan Ekspansi dalam Waktu Dekat, RSCH: Fokus Raup Keuntungan
Direktur Utama RSCH Junianto. (Foto: Tangkapan Layar).

KABARBURSA.COM - Manajemen PT Charlie Hospital Semarang (RSCH) menyampaikan optimisme kinerja keuangan perusahaan akan membaik secara signifikan di paruh kedua 2025. Namun manajemen mengaku tidak ada ekspansi dalam waktu dekat.

Hal ini disampaikan Direktur Utama RSCH Junianto, dalam sesi paparan publik secara daring. Dia menanggapi sejumlah pertanyaan investor mengenai kondisi keuangan, rencana ekspansi, dan strategi pemulihan pasca IPO.

"Semester pertama kami masih terbebani, salah satunya adalah beban gaji dari tahun 1994. Namun di semester kedua ini kami sangat optimistis, karena kami sudah bekerja sama dengan BPJS dan rumah sakit di Demak sudah mulai beroperasi," ujar Junianto dalam acara publik ekspos secara daring pada Selasa, 10 Juni 2025.

Menurutnya, potensi pertumbuhan pendapatan sangat besar jika melihat kinerja rumah sakit Charlie Hospital di Kendal yang pada 2024 mampu mencatat pendapatan hingga Rp48 miliar.

 Ia meyakini rumah sakit di Demak akan mencatat kinerja lebih baik, karena memiliki kapasitas tempat tidur dan volume pasien yang lebih besar.

Sejak melakukan IPO, perseroan tercatat belum mampu mencatatkan laba usaha. Namun, dana hasil penawaran umum saham telah digunakan untuk pengembangan rumah sakit, yang disebut Junianto sebagai fondasi untuk pertumbuhan jangka panjang. 

Ia menegaskan titik balik profitabilitas mulai terlihat sejak Juni 2025, seiring dengan beroperasinya rumah sakit baru yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

"Tanpa beban operasional tambahan dan hanya mengandalkan rumah sakit Kendal, kita sudah menunjukkan sinyal positif. Apalagi sekarang dengan rumah sakit di Demak yang sudah jalan. Ini seperti kami punya dua mesin pendorong. Saya yakin ini titik awal kita kembali mendapatkan keuntungan," jelasnya.

Target Kinerja Jangka Menengah: Bangun Lima RS 

Menanggapi pertanyaan investor terkait rencana aksi korporasi, manajemen menyatakan belum merencanakan aksi korporasi apapun di 2025. Fokus utama adalah meningkatkan tingkat utilisasi rumah sakit, menjaga efisiensi, dan menghindari potensi kerugian pada tahun ini.

Namun untuk jangka menengah, Junianto mengungkapkan bahwa perseroan menargetkan pembangunan dua hingga tiga rumah sakit baru dalam lima tahun ke depan. Namun, prioritas utama di 2025 adalah stabilisasi kinerja keuangan dan operasional dari dua rumah sakit yang sudah berjalan.

"Saat ini kami sudah menyiapkan lahan baru, termasuk di Ungaran dan beberapa lokasi lain. Tapi untuk tahun ini, kami akan fokus dulu untuk menguatkan posisi keuangan sebelum ekspansi lebih jauh," ujarnya.

Dari sisi keuangan, kerja sama dengan BPJS disebut sebagai pendorong utama pertumbuhan pendapatan. Tingkat okupansi (BOR/bed occupancy rate) di Charlie Hospital Kendal disebut telah mencapai 60–65 persen, dan manajemen berharap angka serupa tercapai di rumah sakit Demak.

Catatkan Pendapatan Menurun di Q1-2025

Meski demikian, pendapatan perseroan per 31 Maret 2025 tercatat menurun menjadi Rp11,9 miliar, dari sebelumnya Rp12,5 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Junianto menjelaskan, penurunan tersebut terjadi karena periode awal 2025 masih dalam masa transisi sebelum operasional penuh dari rumah sakit baru dimulai. 

Ia juga menegaskan bahwa peningkatan kunjungan pasien akan mulai berkontribusi penuh terhadap pendapatan di kuartal III 2025.

Soal dividen, perseroan belum berencana melakukan pembagian dalam waktu dekat. "Kami masih fokus memperkuat perseroan. Tapi untuk tahun 2026, kami sangat optimis sudah bisa membagikan dividen karena dua rumah sakit ini sudah optimal secara operasional," kata Junianto.

Salah satu langkah strategis lain yang dilakukan perseroan adalah pendirian anak usaha baru, PT Charlie Konstruksi Indonesia (CKI), yang khusus bergerak di bidang pembangunan rumah sakit. Junianto menjelaskan bahwa CKI didirikan untuk mempercepat ekspansi dan mengamankan efisiensi pembangunan infrastruktur kesehatan.

"PT CKI kami bentuk agar bisa membangun sendiri rumah sakit yang kami rencanakan. Bahkan sekarang mulai ada perusahaan lain yang ingin membangun rumah sakit dan tertarik bekerja sama dengan kami. Jadi PT CKI juga akan menjadi sumber pendapatan baru di luar rumah sakit," katanya.

Perseroan juga menjelaskan mengenai posisi utang bank yang tercatat sebesar Rp140 miliar. Dana tersebut diperoleh melalui sindikasi perbankan, terutama dari Bank Mandiri, dan digunakan untuk membiayai pembangunan rumah sakit Demak serta investasi di PT CKI.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".