Logo
>

Tanggapan WIKA Terkait Titah Merger Menteri BUMN

Ditulis oleh KabarBursa.com
Tanggapan WIKA Terkait Titah Merger Menteri BUMN

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten konstruksi PT Wijaya Karya (WIKA) telah mulai mempersiapkan diri terkait rencana penggabungan atau merger dengan PT PP (PTPP), sebagaimana yang diusulkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

    Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya, mengungkapkan bahwa perusahaan sedang melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi pengumuman merger tersebut. Persiapan ini mencakup perbaikan sistem digitalisasi serta peningkatan tata kelola perusahaan.

    “Proses itu [merger] pastinya akan ada valuasi yang diperlukan, kemudian akan ada proses peninjauan atau segala macam. Kami siapkan supaya proses itu bisa berjalan lebih smooth [mulus],” kata Mahendra saat ditemui, Selasa 2 April 2024 malam.

    Mahendra menyebut, WIKA bersama Kementerian BUMN sudah pernah berdiskusi mengenai merger. Namun, hingga saat ini belum ada arahan resmi mengenai petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis merger tersebut.

    Dia meyakini, rencana itu sudah dipikirkan secara matang oleh Kementerian BUMN sehingga WIKA tinggal mengikuti mekanisme serta eksekusi merger tersebut. Dia berharap merger WIKA dan PTPP bisa menjadikan BUMN Karya menjadi lebih baik.

    “Intinya kami mendapatkan informasi itu [merger] yang penting kami siapkan dari sisi internal diperkuat tata kelolanya dan sistemnya. Anytime itu dilakukan ya harusnya bisa lebih siap,” tutur Mahendra.

    Menteri BUMN Erick Thohir berencana mengonsolidasikan tujuh BUMN Karya menjadi tiga perusahaan. Nantinya, setiap perusahaan konstruksi pelat merah yang dimerger memiliki penugasan yang berbeda-beda.

    Ketujuh BUMN Karya tersebut yaitu PT Hutama Karya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Nindya Karya, dan PT Brantas Abipraya.

    Erick menyebut, rencana merger di BUMN Karya sudah sampai tahap klasterisasi. Klaster pertama yakni penggabungan antara Hutama Karya dan Waskita Karya (WSKT).

    Klaster ini, kata Erick, akan fokus pada proyek-proyek jalan tol, non-tol, institutional building dan residential commercial.

    Klaster kedua, Wijaya Karya (WIKA) digabung dengan PTPP akan fokus pada proyek-proyek seperti seaport, airport, engineering procurement construction (EPC), termasuk proyek residensial seiring dengan adanya sisa aset-aset sebelumnya.

    Klaster ketiga, menggabungkan PT Adhi Karya Tbk (ADHI), Nindya Karya, dan Brantas Abipraya. "Klaster ini akan fokus pada proyek air, railway, dan lainnya," tutur Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa 19 Maret 2024.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi