KABARBURSA.COM - Emiten produsen makanan ringan PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS) menargetkan laba bersih sebesar Rp7,78 miliar pada tahun 2025. Namun, untuk tahun 2024, TAYS memperkirakan akan mengalami kerugian bersih sebesar Rp26,57 miliar. Pada kuartal III 2024, perusahaan sudah mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp20,38 miliar.
Corporate Secretary TAYS, Dinna Afrianti, dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (IDX) pada Jumat (13/12), menjelaskan bahwa perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp339,32 miliar pada tahun 2025. Sementara itu, untuk tahun 2024, TAYS menargetkan pendapatan mencapai Rp164,66 miliar, setelah pada kuartal III 2024 tercatat pendapatan sebesar Rp130,44 miliar.
Pada kuartal III 2024, TAYS mencatatkan rugi usaha sebesar Rp6,26 miliar, dan diperkirakan rugi usaha sepanjang tahun 2024 akan mencapai Rp11,69 miliar. Meskipun demikian, perusahaan optimistis bahwa pada tahun 2025, mereka dapat membukukan laba usaha sebesar Rp9,73 miliar.
Dalam hal laba kotor, TAYS berhasil mencatatkan laba kotor sebesar Rp29,65 miliar pada kuartal III 2024, dengan prediksi laba kotor sepanjang tahun 2024 sebesar Rp36,52 miliar. Untuk tahun 2025, perusahaan menargetkan laba kotor mencapai Rp95,22 miliar.
Sebelumnya lagi, TAYS mencatatkan rugi bersih sebesar Rp9,5 miliar pada kuartal II 2024. Hal ini menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perusahaan masih berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,4 miliar.
Pendapatan TAYS pada semester pertama 2024 tercatat sebesar Rp99,1 miliar, turun sebesar 30,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang mencapai Rp142,6 miliar. Pendapatan pada kuartal II 2024 juga mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan kuartal I 2024, yang tercatat sebesar Rp54,1 miliar, menurun 83,2 persen dibandingkan dengan kuartal II 2023.
Penurunan pendapatan ini berdampak pada laba kotor perusahaan, yang pada kuartal II 2024 tercatat hanya Rp26,9 miliar, turun 36,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, yang tercatat Rp42,4 miliar. Laba kotor per lembar saham pun mengalami penurunan seiring dengan menurunnya pendapatan dan laba kotor perusahaan.
Rugi bersih perusahaan pada semester pertama 2024 tercatat sebesar Rp9,5 miliar, yang mencerminkan penurunan yang sangat tajam jika dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp1,4 miliar yang tercatat pada semester pertama 2023. Hal ini menunjukkan penurunan laba bersih per saham yang signifikan, yang kini tercatat Rp8,68 per lembar saham.
Di tengah tantangan kinerja keuangan tahun 2024, TAYS juga aktif melakukan berbagai upaya untuk memperluas pangsa pasar. Tahun ini, perusahaan telah menjalin kemitraan dengan Mixio Holdings Incorporated untuk memperluas penetrasi pasar internasional, khususnya di Jepang. Selain itu, TAYS juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan dalam sektor modern trade untuk meningkatkan distribusi produknya.
Selain itu, TAYS melakukan perubahan dalam susunan Direksi dengan menunjuk Melania Halim sebagai pengganti Bapak Andrew Sanusi. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kepemimpinan perusahaan dalam menghadapi tantangan dan mempercepat pencapaian target bisnis.
Untuk tahun 2025, TAYS telah menyiapkan empat strategi ekspansi bisnis utama. Pertama, perusahaan akan memperluas distribusi produk di area Jabodetabek. Kedua, TAYS akan meluncurkan inovasi produk baru melalui kolaborasi dengan merek-merek besar. Ketiga, penjualan akan difokuskan pada produk dengan marjin yang lebih baik. Terakhir, TAYS akan lebih selektif dalam memilih mitra distribusi yang memiliki kompetensi yang lebih baik, baik dari segi jangkauan area maupun kondisi keuangan.
Dinna menambahkan, "Dengan strategi-strategi tersebut, kami yakin dapat mencapai target yang telah ditetapkan dan membawa perusahaan menuju pertumbuhan yang lebih stabil di masa depan."
Pergerakan Harga Saham TAYS
Pada perdagangan Jumat, 13 Desember 2024, saham TAYS mengalami penurunan signifikan. Saham TAYS tercatat turun sebesar Rp 2 atau setara dengan 3,64 persen, dengan harga penutupan di level Rp 53 per lembar saham. Penurunan ini cukup mencolok, mengingat saham tersebut sempat dibuka pada harga Rp 56 dan mencapai harga tertinggi di Rp 56, namun akhirnya ditutup dengan harga yang lebih rendah.
Volume perdagangan saham TAYS pada hari ini tercatat sebesar 1,79 juta lot, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan volume rata-rata harian yang tercatat sebesar 2,62 juta lot. Meski volume perdagangan relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata, harga saham yang mengalami penurunan ini menunjukkan adanya aksi jual yang cukup besar. Total nilai transaksi pada hari ini mencapai Rp 95,2 miliar, mencerminkan pergerakan yang cukup signifikan dalam pasar saham perusahaan.
Pada perdagangan hari ini, saham TAYS bergerak di kisaran harga Rp 51 hingga Rp 56, dengan harga terendah mencapai Rp 51 dan harga tertinggi di Rp 56. Saham ini sempat mencapai level harga Rp 56 pada awal sesi perdagangan, namun kemudian mengalami tekanan jual yang menyebabkan harga turun hingga menyentuh level Rp 53 di akhir sesi. (*)