KABARBURSA.COM – Pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbka tau BBCA, terlihat tenang di permukaan. Namun data transaksi memperlihatkan dinamika di balik layer yang sangat intens.
Harga BBCA memang tampak stabil di 8.400, tetapi struktur orderbook, broker summary, dan rekam jejak pergerakan hariannya menunjukkan bahwa saham perbankan terbesar ini sedang menghadapi tekanan distribusi yang tidak bisa diabaikan.
Ketika offer terus menebal dan buyer hanya menjaga support tanpa agresivitas, mampukah BBCA bertahan di zona 8.300–8.500 yang selama seminggu terakhir menjadi arena tarik-menarik pelaku besar?
Orderbook pada Senin sore, 24 November 2025, pukul 14.30 WIB memperlihatkan sesuatu hal yang kontras dan mencolok antara sisi jual dan sisi beli. Meskipun harga tidak bergerak, bid menumpuk stabil di 8.400 hingga 8.350, dengan total volume hampir mendekati 500 ribu lot. Area ini cukup kuat untuk menahan tekanan intraday.
Namun sisi offer bercerita lain. Penawaran saham di 8.425 hingga 8.450 tampak lebih agresif, dengan volume mencapai lebih dari 830 ribu lot. Setiap kenaikan satu tik langsung dijawab dengan tebalnya offer.
Artinya, saat ini pelaku pasar besar lebih nyaman melepas barang daripada mengejar harga yang lebih tinggi. Ketimpangan ini membuat BBCA terjepit dalam formasi sideways yang tertekan dari atas, seolah ada “cap” yang menahan harga untuk tidak bergerak bebas.
Broker summary memperkuat narasi tersebut. Beberapa broker besar memang terlihat melakukan akumulasi, seperti CGS International Sekuritas Indonesia (YU), BCA Sekuritas (SQ), dan Stockbit Sekuritas Digital (XL). Ketiganya bertransaksi dengan nilai pembelian yang cukup signifikan, di kisaran 8.370–8.392.
Namun di sisi lain, pelaku besar seperti CLSA Sekuritas Indonesia (KZ), Macquarie Sekuritas Indonesia (RX), dan Maybank Sekuritas Indonesia (ZP) justru melepas dalam volume yang lebih besar. Tekanan jual terbesar berasal dari rumah-rumah broker asing dan institusi dengan nilai distribusi mencapai ratusan miliar rupiah.
Polanya jelas—meski ada yang mengumpulkan, dominasi tetap berada pada penjual besar. Ketika kelompok ini berada dalam mode rebalancing dan profit-taking, kecenderungan harga adalah bergerak mendatar dengan risiko koreksi ringan jika tekanan berlanjut.
Pasar Mencari Harga Wajar Baru
Historical data memberikan gambaran yang lebih luas, bahwa saat ini BBCA sedang memasuki fase konsolidasi dengan volatilitas yang belum stabil. Dalam sepuluh hari perdagangan terakhir, harga bergerak zig-zag tanpa arah jelas, naik 150 poin pada satu hari, lalu jatuh 175 poin pada hari berikutnya. Sebaliknya, menguat 75 poin, kemudian kembali melemah.
Nilai transaksi yang besar—di atas satu triliun rupiah pada beberapa hari—menunjukkan bahwa BBCA menjadi arena pertempuran para pelaku besar, dan bukan saham yang sedang sepi minat. Fase volatilitas pendek seperti ini biasanya menjadi ciri bahwa pasar sedang mencari harga wajar baru sambil menunggu katalis fundamental berikutnya.
Jika tiga data ini digabungkan, kritik utamanya terletak pada ketidakseimbangan tekanan antara buyer dan seller. Bid memang ada, tetapi belum cukup agresif untuk mengimbangi offer yang terus menekan dari atas.
Distribusi dari broker besar masih dominan dan sentimen jangka pendek terlihat condong ke arah defensif. Kondisi ini membuat BBCA berpotensi terus bergerak di rentang sempit 8.300–8.500 sambil menunggu pelaku pasar menemukan arah yang lebih jelas.
Bila tekanan jual mulai mereda dan lapisan offer menipis, peluang pengujian area 8.500–8.575 terbuka kembali. Namun jika distribusi bertahan kuat, retest ke 8.300 menjadi skenario yang realistis.
Dengan struktur pasar seperti ini, BBCA sedang memasuki fase penentuan yang akan membentuk ritme pergerakannya menuju akhir tahun. Investor perlu mewaspadai apakah dominasi seller akan berubah dalam beberapa sesi ke depan, atau justru BBCA memilih bertahan dalam konsolidasi panjang sambil menunggu sentimen baru yang lebih kuat untuk mendorong harga keluar dari kisaran sempit ini.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.