Logo
>

Telkom (TLKM) Persiapkan RUPSLB, Apa Saja Agendanya?

Telkom revisi panduan kinerja 2025 dan bersiap gelar RUPSLB untuk perubahan pengurus, di tengah strategi pemulihan lewat stabilisasi ARPU dan spin-off FiberCo.

Ditulis oleh Yunila Wati
Telkom (TLKM) Persiapkan RUPSLB, Apa Saja Agendanya?
Gedung PT Telkomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Foto: Dok Telkom.

KABARBURSA.COM - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) tengah bersiap menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 3 September 2025. 

Agenda ini diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia dan akan dilaksanakan secara daring mulai pukul 14.00 WIB, dengan pokok bahasan perubahan susunan pengurus perseroan.

Perubahan manajemen di Telkom bukanlah hal sepele. Setiap pergantian pengurus selalu dipandang pasar sebagai langkah strategis yang berhubungan dengan arah kebijakan perusahaan ke depan. Terlebih, Telkom kini berada dalam fase penting. 

Setelah kinerja paruh pertama tahun ini melemah, manajemen terpaksa merevisi proyeksi pertumbuhan pendapatan 2025 menjadi datar, dari semula low single digit. 

Target margin EBITDA pun dipangkas ke kisaran 50 persen. Situasi ini membuat kebutuhan akan strategi baru semakin mendesak, baik untuk mengembalikan performa bisnis inti maupun memperkuat agenda transformasi digital.

Keterkaitan antara RUPSLB dan kondisi bisnis Telkom terasa jelas. Investor menanti siapa saja sosok yang akan masuk dalam jajaran pengurus baru, serta bagaimana peran mereka dalam mengeksekusi rencana besar, mulai dari menjaga stabilitas average revenue per user (ARPU) hingga mempersiapkan spin-off bisnis fiber melalui Infranexia yang direncanakan pada kuartal IV. 

Agenda ini menjadi titik penting dalam upaya Telkom menata kembali bisnis fixed broadband dan membuka potensi utilisasi aset infrastruktur yang lebih luas.

Pasar sendiri mulai memberi sinyal optimisme. Saham TLKM sempat menguat 3,8 persen pada awal Agustus, menandakan ada keyakinan bahwa kinerja terlemah sudah terlewati pada kuartal II. 

Dengan RUPSLB yang akan menentukan arah baru kepemimpinan, ekspektasi semakin tinggi bahwa perusahaan mampu mempercepat pemulihan.

Dalam konteks ini, rapat pemegang saham mendatang bukan sekadar formalitas. Ia bisa menjadi momentum penting yang menegaskan komitmen Telkom dalam menjaga stabilitas kinerja sekaligus melanjutkan transformasi bisnis. 

Jika susunan pengurus baru mampu memberikan energi segar, langkah ini bisa menjadi katalis tambahan bagi prospek saham TLKM yang kini mulai kembali dilirik investor.

Gelar Earnings Call Kinerja 2025

Kinerja PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sepanjang paruh pertama 2025 tak secerah harapan. Manajemen terpaksa merevisi panduan kinerja, dari semula menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran low single digit menjadi hanya flat. 

Dalam catatan Stockbit Sekuritas, margin EBITDA yang awalnya dipatok 50–52 persen, kini diturunkan ke 50 persen setelah pada semester I hanya tercatat 49,5 persen. Untuk mencapai sasaran itu, Telkom harus membukukan pendapatan sekitar Rp77 triliun di semester II, naik 5,4 persen dari paruh pertama tahun ini sekaligus lebih tinggi tiga persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Target ini memang tak mudah, namun bukan berarti mustahil, mengingat sejumlah katalis positif sudah mulai terlihat.

Salah satu titik terang datang dari tren penurunan average revenue per user (ARPU) di segmen mobile yang mulai mereda. Setelah tertekan ke level Rp41.200, manajemen menilai angka itu sudah menjadi titik dasar. 

Beberapa strategi dinilai efektif untuk memperbaiki kondisi, antara lain penyesuaian harga starter pack dengan kuota lebih kecil, penyederhanaan produk dari ribuan menjadi hanya ratusan, serta berakhirnya stok kartu perdana murah yang sebelumnya membanjiri pasar akibat perang tarif. 

Dengan daya beli masyarakat yang mulai membaik, konsumsi data diperkirakan tetap meningkat meskipun harga paket naik, karena kebutuhan digital sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, langkah strategis Telkom lewat pembentukan FiberCo juga menjadi sorotan. Entitas baru bernama Infranexia akan menampung lebih dari separuh aset dan bisnis fiber milik Telkom pada tahap pertama spin off di kuartal IV tahun ini. 

Strategi ini memungkinkan infrastruktur fiber milik Telkom dimanfaatkan lebih optimal, tidak hanya untuk kepentingan internal, tetapi juga untuk pihak eksternal. Meski begitu, manajemen tetap berhati-hati agar langkah tersebut tidak mengganggu bisnis IndiHome yang sudah mapan. 

Jika berhasil dieksekusi dengan baik, manuver ini berpotensi memperkuat posisi Telkom sekaligus memperketat persaingan di pasar fixed broadband.

Yang menarik, meski kinerja semester pertama kurang menggembirakan, saham TLKM justru mulai bangkit. Dalam sepekan terakhir, harganya naik 3,8 persen dari Rp2.880 menjadi Rp2.990 per lembar. Pasar tampaknya menilai titik terendah kinerja sudah terlewati di kuartal II, dan peluang perbaikan terbuka di paruh kedua. 

Investor kini menanti konfirmasi lebih jauh, apakah ARPU benar-benar stabil dan basis pelanggan tetap terjaga. Jika kedua hal itu tercapai, pemulihan laba bisa berlangsung lebih cepat dari perkiraan, yang pada gilirannya menjadi katalis bagi kenaikan harga saham.

Kesimpulannya, Telkom memang menghadapi jalan terjal di 2025, tetapi tanda-tanda pemulihan mulai terlihat. Stabilnya ARPU, pertumbuhan konsumsi data, dan langkah strategis melalui FiberCo menjadi pijakan penting. 

Dengan valuasi yang masih menarik, saham TLKM layak dipertimbangkan untuk akumulasi bertahap, terutama bagi investor yang menyiapkan horizon investasi jangka menengah hingga panjang.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79