KABARBURSA.COM - Langkah Temasek Holdings, perusahaan investasi milik Pemerintah Singapura, memperluas portofolionya di Indonesia kian terasa nyata.
Meski tidak selalu muncul di permukaan, jejak investasi Temasek sudah tersebar di sejumlah sektor strategis Tanah Air, mulai dari layanan kesehatan, telekomunikasi, hingga ritel dan energi. Kini, sektor pengelolaan limbah mulai masuk dalam radar ekspansi mereka.
Salah satu emiten yang saat ini tengah mencuri perhatian investor adalah PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). Harga saham perusahaan ini mengalami kenaikan tajam sejak April 2025, didorong oleh aksi korporasi besar, yaitu akuisisi divisi pengelolaan limbah milik Sembcorp, konglomerasi asal Singapura, pada akhir Maret lalu.
Akuisisi ini tak hanya memperluas skala operasi TOBA, tetapi juga langsung mengangkat posisinya menjadi pemain dominan di industri pengelolaan limbah di Asia Tenggara.
Pasca akuisisi, lini bisnis pengelolaan sampah diproyeksikan menyumbang hingga 50 persen dari total EBITDA TOBA, menggeser ketergantungan lama pada lini energi konvensional. Ini menandai arah baru transformasi TOBA menjadi perusahaan yang semakin fokus pada sektor hijau dan berkelanjutan.
Penting untuk dicatat, Sembcorp, yang menjual unit bisnisnya ke TOBA, merupakan perusahaan yang 56 persen sahamnya dikuasai oleh Temasek.
Sembcorp: Dari Singapura hingga Oman
Sembcorp sendiri bukan nama asing di kawasan. Perusahaan ini telah lama berkiprah di sektor energi, air, dan pengelolaan limbah, dengan jejak operasi di Singapura, India, Bangladesh, Oman, dan Indonesia.
Dengan keterkaitan ini, TOBA tidak hanya mengambil alih aset bisnis, tetapi juga berpotensi membawa masuk jaringan, teknologi, dan ekosistem strategis yang sebelumnya dikembangkan oleh Sembcorp di bawah bayang-bayang Temasek.
Selain TOBA, ada sejumlah nama lain di pasar modal Indonesia yang secara historis atau struktural memiliki hubungan dengan Temasek. Di antaranya Siloam Hospitals (SILO), operator rumah sakit swasta yang telah lama menjadi bagian dari portofolio kesehatan Temasek.
Kemudian Telkomsel, operator seluler terbesar di Indonesia yang dimiliki bersama dengan Telkom Indonesia dan Matahari Putra Prima (MPPA) di sektor ritel.
Belakangan, muncul juga nama Chandra Asri Petrochemical (TPIA) yang diketahui memiliki kerja sama strategis dengan Sembcorp, meski detil kemitraan ini belum sepenuhnya diungkap ke publik.
Namun, pola yang terlihat cukup konsisten: Sembcorp, dan secara tidak langsung Temasek, terus membangun keterlibatan dengan perusahaan-perusahaan lokal yang memiliki posisi kuat di sektor-sektor prioritas.
Bagi pelaku pasar, pergerakan ini patut dicermati secara serius. Temasek bukanlah investor jangka pendek. Setiap akuisisi dan kemitraan yang mereka bangun hampir selalu didasarkan pada strategi jangka panjang dan pertimbangan makro yang matang.
Masuknya TOBA ke dalam orbit bisnis Sembcorp dan potensi kolaborasi lanjutan dengan emiten lain mengindikasikan bahwa sektor pengelolaan limbah dan infrastruktur lingkungan kini mulai naik kelas dalam peta investasi regional.
Dalam konteks investasi berkelanjutan, langkah TOBA juga bisa dibaca sebagai bagian dari gelombang transformasi ESG (Environmental, Social, Governance) yang makin kuat memengaruhi keputusan investasi global.
Ketika perusahaan seperti Temasek mulai memperbesar eksposur mereka di sektor hijau Indonesia, itu menjadi sinyal bahwa transformasi struktural sedang terjadi—dan pelaku pasar lokal tidak bisa mengabaikannya begitu saja.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.