Logo
>

Tender Offer Rp79 FUTR, Menarik untuk Siapa?

Perbedaan tajam antara harga tender dan harga pasar membuat tender offer FUTR lebih relevan sebagai kewajiban regulasi, sekaligus menguji siapa pemegang saham yang benar-benar berkepentingan untuk keluar.

Ditulis oleh Yunila Wati
Tender Offer Rp79 FUTR, Menarik untuk Siapa?
PT Futura Energi Global Tbk (FUTR). Foto: Dok Perusahaan.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM Penawaran tender wajib (mandatory tender offer) PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) di harga Rp79 per saham sekilas tampak seperti peluang. Ini bisa menjadi katalis positif bagi investor yang hanya melihat adanya kepastian pembelian dari pengendali baru. 

    Namun ketika diletakkan berdampingan dengan harga pasar dan dinamika perdagangan harian, tender ini justru membuka pertanyaan yang lebih penting: tender offer ini menarik untuk siapa?

    Ardhantara sebagai pengendali baru menetapkan harga tender Rp79 per saham untuk menyerap maksimal 22,547 persen saham publik. Secara regulasi, langkah ini adalah kewajiban yang harus dipenuhi akibat perubahan pengendali. 

    Namun secara ekonomi, harga tersebut berada sangat jauh di bawah harga pasar FUTR yang masih diperdagangkan aktif di kisaran ratusan rupiah. Kesenjangan ini langsung memisahkan dua dunia yang berbeda: dunia kewajiban hukum dan dunia pembentukan harga di bursa.

    Di pasar reguler, struktur orderbook FUTR menunjukkan bahwa harga tidak merespons tender sebagai referensi nilai. Antrean beli tetap tebal dan berlapis di level ratusan, sementara tekanan jual tersebar tanpa memaksa harga turun mendekati level tender. 

    Kondisi ini mencerminkan bahwa pelaku pasar aktif tidak akan menjadikan Rp79 sebagai opsi keluar yang relevan. Bagi mereka, peluang—jika ada—tetap berada di dinamika pasar, bukan pada mekanisme tender.

    Lalu, aksi ini menarik untuk siapa?

    Kelompok pertama adalah pemegang saham lama yang masuk di harga sangat rendah, jauh sebelum saham aktif diperdagangkan atau sebelum cerita naik terbentuk. Bagi investor lama, tender offer ini tetap memberikan keuntungan besar secara absolut.

    Ketika investor lama ini tidak tertarik menunggu volatilitas atau narasi jangka panjang, maka tender offer Adalah jalan keluar yang bersih dan pasti.

    Yang kedua adalah pemegang saham pasif atau institusional kecil yang secara kebijakan internal tidak ingin berada di bawah pengendali baru. Bagi mereka, tender bukan soal harga terbaik, tetapi soal kepatuhan mandat. Begitu ada perubahan pengendali, investor ini wajib keluar meskipun harga tender tidak ideal.

    Selanjutnya, tender offer ini menarik bagi pemegang saham minoritas yang sahamnya tidak likuid tau sulit dijual di pasar. Biasanya terjadi pada saham yang tipis, jarang diperdagangkan atau rawan digerakkan.

    Dan, yang jarang tapi ada adalah pemegang saham yang pesimis terhadap arah baru perusahaan. Kelompok ini tidak percaya pada narasi pasca akuisisi dan memilik keluar melalui tender, meskipun secara harga terlihat tidak masuk akal.

    Jadi, yang hampir tidak pernah mengikuti tender offer ini yaitu trader aktif, spekulan jangka pendek, dan investor yang membeli saham di harga pasar saat ini. Bagi investor yang membeli di harga sekarang, penawaran tender di harga rendah menjadi tidak relevan sama sekali. Alasannya, mereka sudah memiliki opsi jual di pasar regular dengan harga yang jauh lebih baik.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79