Logo
>

Terungkap, Strategi Pengeboran Batu Bara ITMG dan Prospek Sahamnya pada 2025

Ditulis oleh Syahrianto
Terungkap, Strategi Pengeboran Batu Bara ITMG dan Prospek Sahamnya pada 2025

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melaporkan kegiatan pengeboran untuk mendalami potensi sumber daya batu bara, yang telah dilakukan selama periode Oktober hingga Desember 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses pengembangan sumber daya batu bara yang dilakukan melalui pengeboran preproduction dan development di berbagai lokasi yang tersebar di Kalimantan dan Sumatra.

    Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis oleh perseroan, ITMG menyampaikan hasil eksplorasi dari lima anak usahanya. Aktivitas pengeboran ini berada di bawah pengawasan departemen geologi yang dilakukan oleh kontraktor-kontraktor spesialis. Rinciannya sebagai berikut.

    Di wilayah Blok Selatan, Kecamatan Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, PT Trubaindo Coal Mining melaksanakan pengeboran preproduction pada SB2. Kegiatan ini dilakukan oleh kontraktor pengeboran PT Cosyindo Teknik, yang telah memulai pekerjaan di lokasi ini sejak awal periode.

    "Sementara itu, pengeboran di Blok Selatan SB3 masih menunggu persetujuan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK," tulis manajemen ITMG dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 13 Januari 2025.

    [caption id="attachment_112629" align="aligncenter" width="667"] Laporan eksplorasi PT Trubaindo Coal Mining atau PT TCM, anak usaha ITMG. (Foto: ITMG)[/caption]

    Sementara itu, anak usaha kedua yakni PT Indominco Mandiri, yang beroperasi di Kecamatan Sangatta, Kutai Timur, serta beberapa wilayah lainnya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, melaksanakan sejumlah pengeboran di Blok Barat dan Blok Timur. Kegiatan pengeboran di Blok Barat mencakup 47 lubang pengeboran preproduction dengan kedalaman mencapai 4.731 meter, terdiri dari 11 lubang open hole dan 36 lubang coring. Di Blok Timur, pengeboran eksplorasi underground dilakukan dengan kedalaman 530 meter.

    "Selain itu, aktivitas pengambilan sampel batu bara untuk analisis juga dilakukan di area existing pit dan ROM, dengan total 220 sampel berhasil diambil sepanjang periode ini. Biaya total pengeboran di PT Indominco Mandiri untuk kuartal ini mencapai lebih dari Rp4 miliar," sambung laporan milik ITMG itu.

    Pengeboran di PT Bharinto Ekatama dilakukan di Blok Lempanang di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, dengan 39 lubang bor yang mencapai total kedalaman 3.679 meter. Dari jumlah tersebut, 2.810 meter di antaranya menggunakan metode open hole, sementara 869 meter lainnya menggunakan metode coring. Kegiatan ini mendukung kegiatan praproduksi perusahaan untuk memperdalam pemahaman mengenai potensi cadangan batu bara. Biaya total untuk kegiatan pengeboran di PT Bharinto Ekatama selama Oktober-Desember 2024 tercatat sebesar Rp977 juta.

    Berbeda dengan anak perusahaan lainnya, PT Jorong Barutama Greston (JBG) tidak melakukan kegiatan pengeboran pada periode ini. Hal ini disebabkan oleh penundaan izin AMDAL terkait dengan pengalihan Sungai Asam-asam, yang merupakan bagian dari rencana kegiatan pengeboran di Blok Barat dan Blok Timur di Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

    "Meskipun demikian, JBG telah merencanakan pengeboran pre-produksi di area tersebut dengan 28 titik pengeboran yang direncanakan untuk verifikasi cadangan dan uji karakterisasi batuan," sambung laporan tersebut.

    Di area yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, PT Tepian Indah Sukses juga melanjutkan kegiatan pengeborannya, meskipun area yang dibidik terletak pada kawasan hutan produksi yang memerlukan izin untuk dapat melanjutkan kegiatan penambangan. Pada periode Oktober hingga Desember 2024, PT Tepian Indah Sukses melakukan pengeboran eksplorasi sebanyak 27 titik bor, dengan total kedalaman mencapai 1.338 meter untuk open hole dan 530 meter untuk bor inti. Aktivitas ini bertujuan untuk memastikan kemenerusan lapisan batu bara serta mendalami potensi geoteknik dan hidrogeologi di wilayah kerjanya.

    "Secara keseluruhan, kegiatan pengeboran yang dilaksanakan oleh Indo Tambangraya Megah dan anak perusahaannya di sepanjang periode ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengembangkan potensi sumber daya batu bara yang dimilikinya," tulis ITMG.

    [caption id="attachment_112631" align="aligncenter" width="647"] Ringkasan hasil kegiatan pengeboran bulan Oktober-Desember 2024 oleh ITMG dan anak usahanya. Foto: ITMG[/caption]

    Meskipun beberapa tantangan, seperti penundaan izin, mempengaruhi kelancaran beberapa proyek, perusahaan tetap bergerak maju dengan tujuan jangka panjang untuk memperkuat cadangan batu bara dan mendukung keberlanjutan operasi penambangan.

    Prospek Saham ITMG

    Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani menyoroti volume penjualan dan efisiensi biaya produksi batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang mampu mendorong margin pendapatan dan laba.

    Berdasarkan keterbukaan informasi, ITMG mencatatkan peningkatan volume produksi sebesar 12 persen (year on year/yoy) selama sembilan bulan pertama tahun 2024. Capaian tersebut didukung oleh pengoperasian dua tambang baru, yakni PT Tepian Indah Sukses (TIS) dan PT Graha Panca Karsa (GPK). Kedua tambang baru tersebut menawarkan kualitas produk yang berbeda.

    “GPK lebih pada nilai kalori rendah, sedangkan TIS memiliki kalori tinggi. Kami berupaya memperluas kapasitas kedua tambang ini untuk meningkatkan total produksi batu bara serta memperoleh lebih banyak nilai dengan menyediakan kualitas batu bara yang beragam,” tulis manajemen ITMG dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 15 November 2024.

    Kenaikan volume penjualan pada kuartal ketiga tahun 2024 disumbang oleh salah satu tambang batu bara berkalori tinggi, PT Bharinto Ekatama, yang mencatatkan peningkatan produksi signifikan. Produksi Bharinto bertambah sebesar 1 juta ton, dengan peningkatan 55,5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter on quarter/qoq) dan 21,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year yoy year/yoy).

    Hendriko menyampaikan, kenaikan produksi di tambang Bharinto ini juga berkontribusi terhadap peningkatan rata-rata harga jual (ASP) ITMG secara kuartalan pada kuartal ketiga tahun 2024, dengan kenaikan sebesar 2,6 persen qoq ke level USD96,5 per ton.

    [caption id="attachment_112624" align="aligncenter" width="1391"] Foto: Stockbit/Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani[/caption]

    ITMG mencatatkan peningkatan signifikan pada pendapatan kuartal III 2024, didorong oleh kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 8,6 persen secara kuartalan (qoq) dan 18,9 persen secara tahunan (yoy), mencapai 6,3 juta ton.

    Selain peningkatan pendapatan, ITMG juga berhasil meningkatkan efisiensi operasionalnya pada kuartal III 2024. Total biaya produksi per ton turun menjadi USD57 per ton, mencatat penurunan sebesar 12,3 persen qoq dan 5 persen yoy. Penurunan biaya ini didukung oleh berkurangnya stripping ratio, yaitu sebesar 9,2x, dibandingkan 10,5x pada kuartal II dan 11,7x pada kuartal III 2023.

    Hendriko menambahkan, efisiensi ini berdampak langsung pada peningkatan margin laba kotor yang naik ke level 33,6 persen, dibandingkan 27,8 persen pada kuartal sebelumnya dan 28,8 persen pada periode yang sama tahun lalu. Hasil ini mencerminkan kemampuan ITMG dalam menjaga kendali biaya operasional di tengah fluktuasi pasar.

    Sementara itu beban pokok pendapatan mengalami penurunan sebesar 3 persen secara tahunan, dari USD1.216 juta pada periode Januari-September 2023  menjadi USD1.178 juta pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya biaya royalti, yang sejalan dengan penurunan harga jual rata-rata (ASP). Penurunan ASP ini berpengaruh langsung pada besaran biaya royalti, sehingga memberikan dampak positif pada total beban pokok pendapatan.

    Meski beban pokok pendapatan menurun, biaya operasional untuk penambangan dan transportasi mengalami kenaikan masing-masing sebesar 7 persen dan 9 persen. Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan volume produksi batu bara yang mencapai 15,0 juta ton pada sembilan bulan pertama tahun 2024, meningkat 12 persen dibandingkan 13,4 juta ton pada Januari-September 2023. Lonjakan produksi ini mengakibatkan kenaikan biaya operasional di kedua area tersebut untuk mendukung aktivitas penambangan dan distribusi yang lebih tinggi.

    Beban penjualan menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 43 persen secara tahunan, didorong oleh peningkatan volume penjualan pada periode ini. Namun, beban umum dan administrasi justru menurun sebesar 26 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Lebih jauh, Hendriko menuturkan, memasuki kuartal keempat 2024, ITMG menetapkan target produksi sebesar 5,2 juta ton, yang lebih rendah 10,3 persen dibandingkan triwulan III 2024.

    “Penurunan target ini mempertimbangkan potensi curah hujan yang lebih tinggi pada akhir tahun, yang secara historis dapat menghambat aktivitas tambang,” imbuhnya.

    Selain itu, target volume penjualan juga diproyeksikan menurun sekitar 1,6–5,8 persen, dari 24,9–25,6 juta ton menjadi 24,2–24,5 juta ton. Penyesuaian target ini bertujuan untuk menjaga efisiensi operasional di tengah tantangan cuaca musiman.

    Dengan kombinasi strategi yang solid dan efisiensi yang terukur, ITMG berada di jalur yang baik untuk mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri batu bara.

    Performa Harga Saham ITMG

    Sementara itu, Indo Tambangraya Megah mencatatkan penurunan harga saham sebesar 6,22 persen sepanjang tahun lalu. Pada perdagangan Senin, 14 Januari 2025, saham perusahaan ini diperdagangkan di level Rp25.275, tidak ada perubahan dibandingkan dengan harga pembukaan yang tercatat pada level yang sama, yakni Rp25.275.

    [caption id="attachment_112628" align="aligncenter" width="682"] Harga saham ITMG selama setahun. Foto: Google Finance[/caption]

    Volume perdagangan saham ITMG hari ini tercatat sebesar 1.1 juta lot, dengan volume rata-rata per hari mencapai 1.49 juta lot. Meskipun saham ITMG tidak bergerak signifikan pada hari ini, investor masih mencermati fluktuasi harga dengan rentang tertinggi tercatat di Rp25.475 dan terendah Rp24.975.

    Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar saham ITMG saat ini berada di angka Rp27,7 triliun, dengan harga penutupan hari ini tetap stabil di angka yang sama seperti harga sebelumnya. Dalam periode satu tahun terakhir, saham ITMG mengalami penurunan yang cukup signifikan, mencatatkan angka penurunan sebesar 6,22 persen.

    Saham ITMG Menarik untuk Dikoleksi?

    Jika melihat seluruh data tersaji di atas, maka saham ITMG kurang menarik untuk dibeli dalam waktu dekat karena penurunan harga saham dan penurunan target produksi. Di sisi lain, prospek saham cukup menarik, mengingat efisiensi biaya dan peningkatan produksi yang signifikan, meskipun ada risiko terkait cuaca.

    Namun demikian, ITMG memiliki prospek yang baik, berkat pengembangan proyek baru, cadangan yang lebih besar, dan strategi efisiensi yang berhasil. Namun, kinerja jangka panjang akan sangat bergantung pada kondisi pasar batu bara dan keberhasilan proyek eksplorasi. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.