Logo
>

The Fed di Persimpangan: Powell Dihadapkan pada Perpecahan Kebijakan

Data inflasi yang dirilis pekan lalu lebih lemah dari ekspektasi, memberi jeda bagi kelompok pejabat The Fed

Ditulis oleh Pramirvan Datu
The Fed di Persimpangan: Powell Dihadapkan pada Perpecahan Kebijakan
Federal Reserve System. Kantor pusat, Eccles Building, Washington, D.C., A.S

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - Pasar keuangan menatap dua hal krusial dari pertemuan Federal Reserve Amerika Serikat pekan ini: penurunan suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase, dan sikap hati-hati Ketua Jerome Powell yang diperkirakan tidak akan memberi panduan baru di tengah perbedaan tajam antarpejabat bank sentral.

Powell sebelumnya menegaskan, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) masih berfokus pada risiko yang mengintai pasar tenaga kerja. Data inflasi yang dirilis pekan lalu lebih lemah dari ekspektasi, memberi jeda bagi kelompok pejabat The Fed yang cenderung hawkish untuk menahan diri sementara waktu.

Menurut Krishna Guha, Kepala Kebijakan Global dan Strategi Bank Sentral di Evercore ISI, data ketenagakerjaan tetap menjadi penentu utama arah debat kebijakan. Selama ekspektasi inflasi dan tekanan harga dari upah serta jasa masih terkendali, Powell akan tetap berpegang pada stabilitas pasar tenaga kerja dan mengembalikan kebijakan moneter ke posisi netral.

Keputusan suku bunga The Fed akan diumumkan Rabu (29 Oktober) pukul 2 siang waktu Washington, disertai pernyataan resmi dari komite. Powell akan menggelar konferensi pers setengah jam kemudian. Tidak ada pembaruan proyeksi ekonomi maupun estimasi jalur suku bunga pada pertemuan kali ini. Seperti dilansir bloomberg di Jakarta, Rabu 29 Oktober 2025.

Kontrak berjangka federal funds menunjukkan hampir seluruh investor yakin pemangkasan seperempat poin akan dilakukan. Namun kesepakatan itu tidak berarti para pejabat memiliki pandangan seragam. Sebagian masih khawatir terhadap inflasi, meskipun risiko terhadap lapangan kerja kian meningkat.

Indeks harga konsumen (CPI) pada September naik lebih lambat dari perkiraan, tetapi inflasi inti—indikator tren harga jangka panjang—masih bertahan di 3 persen secara tahunan, satu poin persentase di atas target bank sentral. Sejumlah pejabat juga menyoroti kenaikan harga sektor jasa yang masih tinggi, sektor yang relatif kebal terhadap fluktuasi tarif perdagangan. Di saat bersamaan, ancaman tarif baru terhadap China dan Kanada memperkeruh proyeksi harga dan pertumbuhan ekonomi.

Perbedaan pandangan di dalam komite kini diyakini semakin lebar dibandingkan September lalu, ketika sembilan anggota mendukung tak lebih dari satu kali pemangkasan tambahan dalam setahun. Kondisi ini mendorong para analis meyakini Powell akan menahan diri dari memberi sinyal kebijakan untuk pertemuan berikutnya. Minimnya data ekonomi resmi akibat penutupan sebagian pemerintahan AS turut membuatnya lebih waspada.

“Powell mungkin berharap data baru nanti bisa menjembatani kesenjangan dua kubu,” ujar Matthew Luzzetti, Kepala Ekonom AS di Deutsche Bank Securities. “Namun selama perbedaan itu bertahan, sinyal untuk Desember atau seterusnya akan tetap samar.”

Sementara itu, Gubernur The Fed Stephen Miran—yang kembali diangkat oleh Presiden Donald Trump untuk masa jabatan baru pada Februari—disebut cenderung mendukung pemangkasan setengah poin. Di sisi lain, Presiden Fed Kansas City Jeff Schmid diperkirakan memilih mempertahankan suku bunga saat ini.

Neraca Keuangan

Selain keputusan suku bunga, pengamat menyoroti peluang besar bahwa The Fed akan menghentikan pengurangan surat utang pemerintah dari neraca senilai US$6,6 triliun. Beberapa bulan terakhir, bank sentral berusaha mengurangi portofolio tanpa menekan likuiditas di pasar pendanaan harian.

Powell sempat menyebut bahwa batas pengetatan neraca mungkin tercapai dalam beberapa bulan ke depan. Namun, pasar uang mulai menunjukkan tanda tekanan. “Kita sudah berada di ambang antara volatilitas dan stres pasar,” ujar Guneet Dhingra, Kepala Suku Bunga AS di BNP Paribas. “Dari sisi manajemen risiko, ini sinyal kuat bahwa The Fed perlu serius mempertimbangkan akhir dari proses pengurangan neraca tersebut.”(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Pramirvan Datu

Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.