KABARBURSA.COM - Meskipun diperdagangkan dengan harga Rp8.150 per lembar saham, namun PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) bukanlah saham murahan. Perusahaan kertas milik Grup Sinar Mas, masih menarik untuk dikoleksi. Bahkan para analis melihat ada potensi cuan besar dari industri tersebut.
INKP diperkirakan akan mencatat peningkatan pendapatan dari segmen pulp sebesar 24 persen secara kuartalan (qoq) atau 40,7 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2024. Peningkatan ini diproyeksikan karena volume penjualan pulp yang lemah pada kuartal II-2024, yang mengalami penurunan sebesar 29,1 persen qoq dan 21,2 persen yoy. Namun, impor bleached hardwood kraft (BHK) China hanya turun 3,7 persen qoq, tetapi naik 2,1 persen yoy, yang mengindikasikan adanya pemulihan pasar.
Menurut RHB Sekuritas, produksi pulp Indah Kiat telah kembali normal, dengan kenaikan harga pulp sebesar 2,2 persen qoq dan 32,7 persen yoy, yang diprediksi mendorong pemulihan penjualan INKP. Harga pulp INKP pada kuartal III-2023 tercatat sebesar USD426/ton, sementara pada kuartal III-2024 diperkirakan naik menjadi USD565/ton. Namun, harga pulp global baru-baru ini mengalami penurunan, dan diprediksi akan mulai mempengaruhi pendapatan pada kuartal IV-2024, dengan harga diperkirakan turun menjadi USD530/ton.
Meskipun penurunan harga pulp baru diproyeksikan terjadi pada kuartal IV, pendapatan pada kuartal III-2024 kemungkinan masih akan mengikuti harga yang lebih tinggi pada periode Mei-Juli sebesar USD700/ton. Harga impor China pada Juli mencapai USD680/ton, dan pesanan biasanya memerlukan waktu 2-6 minggu untuk pengiriman dan tambahan 2-4 minggu untuk pengeluaran dari gudang.
Faktor utama yang mendorong pertumbuhan INKP tahun ini adalah harga pulp, meskipun fasilitas baru yang akan mulai beroperasi pada kuartal II-2025 akan mengurangi ketergantungan pada harga pulp. Produk kertas industri INKP memiliki margin yang lebih tipis dibandingkan kertas grafis dengan margin lebih tinggi, tetapi permintaan dan harga kertas industri stagnan. Dengan tingkat utilisasi pulp yang sudah mencapai 98 persen, pertumbuhan volume penjualan diperkirakan akan terbatas, sehingga pemulihan harga pulp menjadi penting bagi laba perusahaan.
Fasilitas baru yang sebagian besar memproduksi kertas industri putih akan mengurangi ketergantungan INKP pada harga pulp mulai 2025, dengan potensi margin yang lebih tinggi karena integrasi fasilitas produksinya dengan sumber pulp internal. RHB Sekuritas merevisi proyeksi laba INKP untuk 2024-2025, dengan peningkatan sebesar 20,4 persen dan 19,1 persen karena penurunan harga pulp dan stagnasi harga kertas dan kemasan.
Dengan mempertahankan rekomendasi buy, RHB menetapkan target harga saham INKP sebesar Rp13.625, turun dari sebelumnya Rp15.250, tetapi tetap memberikan potensi keuntungan hingga 60 persen, dengan dividend yield sebesar 1 persen. Rasio harga terhadap laba (PER) INKP sebesar 9 kali masih tergolong murah dengan diskon 24 persen dibandingkan industri, dan termasuk premi 2 persen untuk ESG. Risiko utama yang dihadapi adalah pelemahan ekonomi China, volatilitas nilai tukar, kenaikan suku bunga, serta perubahan regulasi yang tidak menguntungkan.
Surat Utang INKP
PEFINDO baru saja mengumumkan bahwa sejumlah surat utang yang diterbitkan oleh PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) akan segera jatuh tempo pada Desember 2024.
Salah satu surat utang yang akan jatuh tempo adalah Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III Tahun 2023 Seri A senilai Rp16,89 miliar dengan peringkat idA+, yang akan jatuh tempo pada 1 Desember 2024. Selain itu, ada juga Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Tahap III Tahun 2023 Seri A senilai Rp87,21 miliar yang memiliki peringkat idA+(sy) dan juga jatuh tempo pada tanggal yang sama.
Tak hanya itu, Obligasi USD Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2023 Seri A senilai USD251 ribu dengan peringkat idA+ juga akan mencapai jatuh tempo pada 2 Desember 2024. Kemudian, pada 8 Desember 2024, dua surat utang besar lainnya yang akan jatuh tempo adalah Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2021 Seri B senilai Rp304,53 miliar dengan peringkat idA+(sy) dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2021 Seri B senilai Rp876,81 miliar dengan peringkat idA+.
Untuk memenuhi kewajiban ini, INKP telah menyiapkan strategi dengan memanfaatkan dana internal. Pada akhir Juni 2024, INKP telah mengumpulkan kas dan setara kas sebesar USD1,5 miliar, memastikan bahwa mereka siap menghadapi jatuh tempo surat utang tersebut.
INKP sendiri adalah salah satu raksasa industri pulp dan kertas, tak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Berdiri sejak tahun 1976, INKP terus berinovasi dengan memproduksi berbagai jenis produk seperti pulp, kertas budaya dan industri, kemasan, hingga tisu. Pabrik-pabrik perusahaan ini tersebar di Tangerang, Serang, dan Perawang, Riau, memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri ini.
Hingga 30 Juni 2024, mayoritas saham INKP masih dikuasai oleh PT APP Purinusa Ekapersada sebesar 56,57 persen, sementara 43,43 persen saham lainnya dimiliki oleh publik.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.