KABARBURSA.COM – Di tengah dinamika, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melaporkan kinerja semester I 2025 yang tertekan, sekaligus mengungkap fokus pada tiga proyek ekspansi strategis.
Ketiganya smelter-Precious Metal Refinery (PMR), pembangunan pembangkit listrik tenaga uap berbasis liquefied natural gas (LNG), serta ekspansi pabrik konsentrator.
Merujuk laporan keuangan, dalam enam bulan pertama 2025, AMMN menghasilkan 191.657 metrik ton kering konsentrat dengan kandungan 89 ribu ton tembaga dan 59,7 ribu ons emas. Produksi katoda tembaga yang dihasilkan smelter baru mencapai 19.005 ton, sedangkan emas hanya 4,1 ton.
Produksi emas turun signifikan dibanding tahun sebelumnya akibat kadar bijih lebih rendah, sementara produksi tembaga relatif stabil. Tekanan produksi ini berimbas langsung ke kinerja keuangan. Penjualan bersih hanya tercatat USD182,6 juta, anjlok dibanding USD1,55 miliar pada semester I 2024. EBITDA merosot ke USD368 juta dari USD952 juta, dan laba bersih berbalik menjadi rugi USD146,4 juta.
Meski demikian, manajemen menekankan pondasi operasional tetap tangguh. Presiden Direktur AMMN Arief Sidarto dalam keterangan tertulis menegaskan bahwa transisi ke fase hilirisasi adalah agenda besar yang harus ditempuh.
“Kami mencatat kemajuan signifikan, tetapi kami masih menghadapi tantangan dalam memastikan kesiapan operasional untuk transisi ke fase produksi penuh. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan membawa manfaat besar bagi perusahaan dan perekonomian nasional,” ujarnya, dikutip Kamis, 11 September 2025.
Selain kendala teknis, AMMN menghadapi tantangan regulasi terkait kewajiban penjualan dalam negeri dan bea keluar ekspor konsentrat. Regulasi ini menekan arus kas perusahaan pada kuartal I 2025. Namun, volume penjualan meningkat pada kuartal II seiring penyesuaian strategi penambangan.
Pasar komoditas global juga masih berfluktuasi. Harga tembaga cenderung tertekan akibat perlambatan ekonomi global, sementara kebutuhan domestik untuk hilirisasi makin besar.
Meski merugi, AMMN masih menegaskan optimisme. Belanja modal semester I 2025 mencapai USD6,05 miliar, meningkat 4 persen dari Desember 2024. Peningkatan ini sebagian besar untuk menyelesaikan proyek smelter, PLTU LNG, dan konsentrator.
Dengan cadangan tembaga Batu Hijau dan rencana pengembangan tambang Elang, tiga proyek ekspansi ini diproyeksikan menjadi katalis pertumbuhan jangka panjang. Integrasi hilir juga dipandang sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor mentah, sekaligus meningkatkan nilai tambah mineral di dalam negeri.
Arief menutup dengan keyakinan bahwa momentum pemulihan akan datang setelah fase ramp-up. “Kami percaya bahwa keberhasilan tiga proyek ekspansi ini akan menjadi fondasi pertumbuhan berkelanjutan. AMMN tidak hanya bertransformasi sebagai perusahaan tambang, tetapi juga menjadi motor hilirisasi nasional,” katanya.
Smelter dan Precious Metal Refinery
Proyek pertama adalah pembangunan smelter dengan kapasitas input 900 ribu metrik ton konsentrat per tahun dari tambang Batu Hijau dan Elang.
Fasilitas ini dirancang menghasilkan 220 ribu ton katoda tembaga, 830 ribu ton asam sulfat, 370 ribu ton terak tembaga, dan 170 ribu ton gipsum.
Selain itu, terdapat PMR yang mampu memurnikan 70 ton emas per tahun dan 350 ton perak. Kehadiran PMR menjadikan AMMN salah satu perusahaan tambang di Indonesia yang benar-benar terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Arief menegaskan bahwa keberhasilan proyek smelter-PMR akan menjadi katalis utama kinerja ke depan. “Smelter dan PMR bukan hanya memenuhi kewajiban hilirisasi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok tembaga dan emas global. Kami berkomitmen agar fasilitas ini beroperasi penuh dengan standar tertinggi,” kata dia.
Namun, manajemen juga mengakui tantangan teknis dalam fase komisioning. Proses ini kompleks, menuntut biaya tinggi, serta rawan gangguan produksi sebelum stabil. Perusahaan menyebut ramp-up awal hanya menargetkan utilisasi sekitar 50 persen hingga akhir 2025.
PLTU Bahan Bakar LNG
Ekspansi kedua adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar gas alam cair (LNG) dengan kapasitas 450 MW. Pembangkit ini menggantikan unit lama yang berbahan bakar minyak, sehingga diharapkan memberikan efisiensi biaya lebih baik dan menekan emisi karbon.
Pihak manajemen menyebut PLTU LNG sebagai salah satu proyek energi terbesar yang pernah dikerjakan Amman Mineral untuk menopang hilirisasi.
Manajemen menjelaskan, kebutuhan energi untuk mengoperasikan smelter dan PMR sangat besar. Fasilitas tersebut diproyeksikan menyerap listrik dalam jumlah signifikan setiap tahun, sehingga keberadaan sumber energi baru yang lebih stabil menjadi mutlak.
“Pembangunan PLTU LNG adalah bagian penting dari strategi energi bersih dan berkelanjutan kami. Fasilitas ini memastikan ketersediaan listrik yang stabil dengan biaya lebih efisien,” kata Arief.
Selain efisiensi, PLTU LNG juga dirancang untuk mendukung target dekarbonisasi perusahaan. Dengan teknologi yang lebih modern, pembangkit ini mampu menekan jejak karbon dibanding fasilitas lama. AMMN menyebut langkah ini selaras dengan praktik keberlanjutan global dan kebijakan energi nasional yang mendorong transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
PLTU LNG diharapkan beroperasi penuh pada 2025, seiring dengan ramp-up smelter dan PMR. Jika sesuai rencana, pembangkit tersebut akan menjadi salah satu infrastruktur energi terbesar berbasis LNG di sektor pertambangan Indonesia, sekaligus menegaskan komitmen AMMN dalam membangun rantai pasok hilirisasi tembaga dan emas yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Ekspansi Pabrik Konsentrator
Proyek ketiga adalah ekspansi pabrik konsentrator untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan bijih dari 40 juta ton menjadi 70 juta ton per tahun.
Ekspansi ini diperlukan untuk menyokong Fase 8 tambang Batu Hijau dan integrasi tambang Elang yang akan segera dikembangkan.
Dengan kapasitas lebih besar, AMMN bisa menjaga keberlanjutan pasokan konsentrat untuk kebutuhan smelter dalam negeri. Selain itu, ekspansi konsentrator akan mendukung pencapaian target produksi jangka panjang dan memperkuat posisi keuangan perusahaan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      