Logo
>

Tips Gen Z yang Ingin Beli Rumah, Enggak Perlu Tapera

Ditulis oleh KabarBursa.com
Tips Gen Z yang Ingin Beli Rumah, Enggak Perlu Tapera

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang diinisiasi pemerintah bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pembiayaan perumahan.

    Generasi Z, khususnya, diperkirakan akan menghadapi kesulitan untuk dapat membeli rumah tanpa bantuan pembiayaan seperti yang ditawarkan oleh Tapera.

    Namun, kebijakan ini tidak luput dari kritik dan penolakan. Banyak pihak, termasuk generasi muda yang berpenghasilan minimum, merasa keberatan dengan potongan gaji sebesar 3 persen yang terdiri dari 2,5 persen potongan pekerja dan 0,5 persen potongan pemberi kerja.

    Tejasari Asad, seorang Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, menyatakan bahwa sudah ada banyak program dan fasilitas yang tersedia untuk membantu Gen Z yang berpenghasilan UMR dalam membeli rumah. Menurutnya, ada empat kunci utama yang perlu diperhatikan oleh generasi muda untuk bisa memiliki rumah:

    1. Nilai Kredit yang Baik

    Memiliki Bank Indonesia (BI) score yang baik sangat penting untuk mendapatkan pinjaman bank.

    2. Memilih Rumah Sesuai Kemampuan Keuangan

    Cicilan KPR sebaiknya tidak melebihi 1/3 dari penghasilan.

    3. Memanfaatkan Program KPR Subsidi

    Menggunakan program KPR subsidi jika memenuhi syarat.

    4. Mempersiapkan Uang Muka (DP)

    Menyiapkan DP sesuai dengan kebutuhan KPR.

    Sementara itu, Andy Nugroho, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, juga mengemukakan pandangan yang serupa.

    Menurut dia, meski sulit, membeli rumah tanpa bantuan pembiayaan tetap memungkinkan, meski memerlukan waktu lebih lama untuk menabung.

    Ia menekankan pentingnya bekerja keras untuk meningkatkan pendapatan guna mempermudah proses pembelian rumah.

    Andy juga memberikan tips untuk mengatur keuangan bagi mereka yang bergaji UMR:

    1. Memilih Rumah yang Realistis

    Fokus pada rumah yang bisa dijangkau dan dimiliki, bukan hanya yang diimpikan.

    2. Simulasi Pembayaran KPR

    Mendapatkan simulasi pembayaran KPR dari pengembang untuk memahami besaran DP dan cicilan bulanan yang dibutuhkan.

    3. Menabung untuk DP dan Pembayaran Pertama

    Idealnya menabung sebesar 20 persen dari harga rumah untuk DP.

    4. Menyisihkan Pendapatan

    Menyisihkan setidaknya 10 persen dari pendapatan untuk tabungan DP rumah. Jika mendapat bonus dari tempat kerja, sebaiknya sisihkan 30-50 persen untuk tabungan KPR.

    Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, diharapkan generasi muda bisa lebih mudah mencapai impian memiliki rumah sendiri, meskipun menghadapi tantangan finansial.

    Tapera Menurut Gen Z, Menguntungkan atau Merugikan?

    Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dihadirkan oleh pemerintah dengan harapan sebagai salah satu solusi untuk meringankan pembiayaan perumahan bagi masyarakat Indonesia. Bahkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pernah menyatakan bahwa Generasi Z akan menghadapi kesulitan besar untuk membeli rumah tanpa bantuan pembiayaan seperti Tapera.

    Regulasi mengenai Tapera di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 yang merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tapera.

    Rencananya, iuran Tapera akan mulai diterapkan paling lambat pada tahun 2027. Skema iuran ini akan memotong sebesar 2,5 persen dari gaji pekerja, baik dari sektor swasta maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS), sementara perusahaan akan menanggung 0,5 persen.

    Lalu, bagaimana tanggapan Generasi Z terhadap kebijakan ini?

    Vina, 25 tahun, karyawati sebuah perusahaan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, menilai penerapan iuran Tapera secara wajib justru akan memberatkan masyarakat. Selain itu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana publik oleh pemerintah yang rendah menjadi faktor tambahan yang memperburuk situasi.

    “Menurut saya, kebijakan ini memberatkan, apalagi dengan ketidakpercayaan saya terhadap pengelolaan dana tersebut, yang dikhawatirkan bakal dikorupsi oleh oknum-oknum,” kata Vina dalam sebuah perbincangan dengan Kabar Bursa, Minggu, 17 Juni 2024.

    Pandangan Yusuf didasarkan pada sejumlah kasus korupsi pengelolaan dana masyarakat oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.

    Kemudian dia menyoroti besarnya tunjangan pemerintah yang menurutnya bisa dipangkas untuk mendukung Tapera jika memang ingin diterapkan dengan baik.

    Meski begitu, Vina mengakui bahwa harga rumah di Indonesia terus naik setiap tahun hingga di luar jangkauan banyak orang.

    Baginya, membeli rumah bukan menjadi hal yang prioritasnya saat ini, sehingga iuran seperti Tapera dianggap belum diperlukan.

    “Saat ini lebih memilih untuk mengontrak sambil menabung untuk membeli rumah secara tunai. Saya tidak ingin memiliki utang,” ujarnya.

    Adam, pekerja dari kalangan Gen Z lainnya berpendapat yang sama. Ia tidak setuju dengan skema Tapera yang menurutnya seolah-olah memaksa masyarakat untuk ikut serta.

    Menurut Adam, Indonesia masih belum siap secara sistem pengelolaan untuk menerapkan program semacam ini.

    “Tujuan Tapera memang untuk mempermudah kepemilikan rumah, tapi seakan-akan memaksa semua orang untuk ikut iuran itu,” kata Rizky.

    Sebagai seorang konsultan bisnis yang sering bekerja sama dengan pemerintah, Rizky melihat langsung kondisi pengelolaan yang ada dan menyadari bahwa sistem di Indonesia masih perlu banyak perbaikan sebelum bisa menjalankan program seperti Tapera dengan efektif. Ditambah lagi, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah masih rendah.

    “Mayoritas ekonomi masyarakat Indonesia masih berada di kalangan menengah ke bawah, ditambah jumlah penduduk yang besar. Ini jelas menjadi polemik bagi kebijakan ini, terutama dengan pernyataan bahwa generasi milenial atau Gen Z sulit memiliki rumah,” ujarnya.

    Adam juga tidak menyangkal bahwa harga rumah semakin mahal dan memberatkan, terutama bagi dirinya yang belum memiliki aset rumah pribadi. Namun, seperti Vina, membeli rumah belum menjadi prioritas dirinya saat ini.

    Adam lebih memilih untuk menabung terlebih dulu dan membeli rumah secara tunai di masa depan.

    “Saat ini masih menabung. Ada rencana membeli rumah, tapi belum dalam waktu dekat. Saya ingin membeli secara tunai, dan belum merasa terbantu dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau sejenisnya,” pungkas Rizky. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi