Logo
>

Total Emisi Obligasi dan Sukuk Capai Rp91,39 Triliun

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Total Emisi Obligasi dan Sukuk Capai Rp91,39 Triliun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 108 emisi dari 64 emiten senilai Rp91,39 triliun. Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah 588 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp458,16 triliun dan USD60,1188 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten.

    Sementara, surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 194 seri dengan nilai nominal Rp6.273,24 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi EBA dengan nilai Rp2,93 triliun. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Senin 30 September 2024.

    Terdapat pencatatan Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 terdiri dari:

    - Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 Seri A (BFIN06ACN1): nilai nominal sebesar Rp100.000.000.000,00 dengan tingkat bunga 6,60 persen per tahun, jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.

    - Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 Seri B (BFIN06BCN1): nilai nominal sebesar Rp200.000.000.000,00 dengan tingkat bunga 6,80 persen per tahun, jangka waktu 2 tahun sejak tanggal emisi.

    - Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 Seri C (BFIN06CCN1): nilai nominal sebesar Rp300.000.000.000,00 dengan tingkat bunga 6,90 persen per tahun, jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.

    Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia atas Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 adalah AA-(idn) (double A minus) dengan Wali Amanat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

    Menurut data sepekan periode 23.27 September 2024, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 9,64 persen menjadi Rp16,36 triliun dari Rp14,92 triliun pada pekan sebelumnya. Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami peningkatan 5,33 persen menjadi 1,33 juta kali transaksi dari 1,26 juta kali transaksi pada pekan yang lalu.

    Sedangkan rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 14,72 persen menjadi 23,94 miliar lembar saham dari 28,07 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar Bursa juga mengalami perubahan sebesar 1,02 persen menjadi Rp12.875 triliun dari Rp13.007 triliun pada pekan lalu.

    Kemudian, perubahan tipis juga dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan sebesar 0,60 persen menjadi berada pada level 7.696,916 dari 7.743,004 pada pekan lalu. Pergerakan investor asing pada Jumat, 27 September 2024, mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp493,27 milyar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp52,74 triliun.

    Potensi Pasar Obligasi Indonesia

    Indonesia memiliki profil ekonomi yang menarik di antara negara berkembang lainnya, ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi rendah, dan tingkat utang negara yang relatif rendah. Stabilitas politik dan imbal hasil obligasi yang tinggi juga menjadikan Indonesia sebagai tujuan menarik bagi investor asing.

    Catatan bahwa peningkatan arus dana asing ke pasar obligasi menunjukkan minat yang tinggi, dengan nilai tukar Rupiah yang cenderung menguat di kisaran Rp15.340 (per 18 September 2024).

    Namun, stabilitas nilai tukar Rupiah menjadi kunci. Meskipun ada pola historis di mana pemangkasan suku bunga The Fed biasanya melemahkan USD, potensi resesi di AS dapat meningkatkan permintaan untuk USD sebagai aset safe haven.

    Oleh karena itu, dinamika global dan kondisi domestik seperti inflasi dan neraca perdagangan akan menjadi faktor penting yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah dan, pada gilirannya, pasar obligasi.

    Sebelum berinvestasi, pastikan untuk melakukan riset mendalam dan pertimbangkan berkonsultasi dengan penasihat keuangan untuk menyesuaikan pilihan investasi dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda.

    Dengan siklus pemangkasan suku bunga yang sedang berlangsung, pasar obligasi Indonesia memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang menarik. Meskipun ada tantangan dari faktor eksternal dan kondisi domestik, proyeksi pasar obligasi tetap optimis, dan reksadana obligasi dapat menjadi opsi yang menarik bagi investor. Dalam kondisi ekonomi yang dinamis, tetap penting bagi investor untuk melakukan analisis menyeluruh dan mempertimbangkan strategi investasi yang tepat.

    Berikut beberapa jenis obligasi yang menarik untuk dikoleksi, tergantung pada tujuan investasi dan profil risiko Anda:

    1. Obligasi Negara (SUN):

      • Obligasi Negara Ritel (ORI): Dikenal sebagai investasi yang aman, dengan imbal hasil tetap dan risiko default yang rendah.
      • Sukuk Negara: Dikenakan prinsip syariah, cocok untuk investor yang mencari investasi halal.

    2. Obligasi Korporasi:

      • Obligasi Perusahaan dengan Peringkat Baik: Cari perusahaan dengan rating yang baik (misalnya, dari Pefindo) untuk mengurangi risiko default.
      • Obligasi Konversi: Memberikan opsi untuk mengubah obligasi menjadi saham pada harga yang telah ditentukan, menarik jika Anda ingin berinvestasi dalam ekuitas juga.

    3. Obligasi Daerah:

      • Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk proyek pembangunan, bisa memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi negara.

    4. Obligasi Jangka Pendek:

      • Obligasi dengan tenor kurang dari 5 tahun, biasanya memiliki risiko yang lebih rendah dan lebih likuid.

    5. Reksadana Obligasi:

      • Jika Anda ingin diversifikasi tanpa membeli obligasi individu, reksadana obligasi memberikan akses ke portofolio obligasi yang dikelola oleh manajer investasi.

    6. Obligasi Hijau:

      • Diterbitkan untuk mendanai proyek-proyek berkelanjutan dan ramah lingkungan, cocok untuk investor yang peduli dengan tanggung jawab sosial.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.