KABARBURSA.COM - Emiten menara (tower) Group Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3.046 miliar, EBITDA sebesar Rp 2.545 miliar dengan margin EBITDA sebesar 83,5 persen, dan laba bersih sebesar Rp797,4 miliar di periode Maret 2024.
Pada Public Exposé yang digelar hari ini, manajemen Sarana Menara Nusantara Tbk. (SMN atau TOWR) mengungkapkan pencapaian terbaru dan rencana bisnisnya. Perseroan telah menginformasikan bahwa laporan keuangan TOWR untuk kuartal kedua tahun 2024 saat ini masih dalam proses audit.
Aming Santoso, Direktur Utama dan CEO SMN Group menyatakan, dengan arus kas IBST yang baik, perseroan berhasil melunasi utang bank sebesar Rp580 miliar serta menurunkan biaya bunga dari 8,5-9,0 persen per tahun menjadi sekitar 6,5 persen. Sinergi aset dan kegiatan operasional sedang berlangsung dan pihaknya optimis dampaknya akan terlihat pada tahun 2025.
"Kami menemukan sinergi aset dan operasional yang sangat baik antara segmen FTTH, FTT, Connectivity, serta sinergi dengan segmen menara. Akuisisi 90,11 persen saham IBST pada 1 Juli 2024 memungkinkan kami menambah sekitar 3.300 menara dan 16.000 km aset fiber optic," kata Aming, di Jakarta, Rabu 28 Agustus 2024.
Rencana bisnis organik SMN untuk tahun 2024 tetap pada target pertumbuhan revenue sebesar 4-6 persen seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Perkiraan penambahan revenue ini belum mencakup hasil dari akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST) yang saat ini masih dalam proses audit.
Lanjutnya akuisisi mayoritas saham IBST yang telah selesai pada 1 Juli 2024 akan mulai dikonsolidasi dalam laporan keuangan TOWR pada awal kuartal ketiga tahun 2024.
Aming juga menambahkan Dengan arus kas IBST yang baik, kami berhasil melunasi utang bank sebesar Rp580 miliar serta menurunkan biaya bunga dari 8,5-9,0 persen per tahun menjadi sekitar 6,5 persen. Sinergi aset dan kegiatan operasional sedang berlangsung dan kami optimis dampaknya akan terlihat pada tahun 2025.
"Kami menemukan sinergi aset dan operasional yang sangat baik antara segmen FTTH, FTT, Connectivity, serta sinergi dengan segmen menara. Akuisisi 90,11 persen saham IBST pada 1 Juli 2024 memungkinkan kami menambah sekitar 3.300 menara dan 16.000 km aset fiber optic," jelasnya.
Public Exposé ini menegaskan komitmen SMN untuk terus tumbuh dan berinovasi dalam industri telekomunikasi, sambil memanfaatkan peluang sinergi dan efisiensi untuk meningkatkan kinerja dan nilai bagi pemegang saham
Kinerja Keuangan TOWR
Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2023, TOWR mencatat pendapatan sebesar Rp11,74 triliun, meningkat 6,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya (Year on Year/YoY) dari Rp11,03 triliun.
Laba usaha TOWR mengalami pertumbuhan sebesar 1,66 persen YoY menjadi Rp6,94 triliun sepanjang 2023. Sebagai perbandingan, laba usaha TOWR pada 2022 adalah Rp6,82 triliun.
Namun, laba usaha tersebut tertekan oleh biaya keuangan yang meningkat 19,49 persen menjadi Rp2,85 triliun, dibandingkan dengan Rp2,39 triliun di tahun sebelumnya. Akibatnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TOWR mencapai Rp3,25 triliun pada 2023, turun 5,49 persen YoY dari Rp3,44 triliun pada 2022.
Sebagai akibatnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TOWR turun menjadi Rp3,25 triliun pada 2023, menurun 5,49 persen YoY dari Rp3,44 triliun pada 2022.
Menurut analis Indo Premier Sekuritas Giovanni Dustin, capaian kinerja TOWR sepanjang tahun buku 2023 telah memenuhi ekspektasinya.
Giovanni menegaskan bahwa peningkatan peluncuran site organik secara berurutan, serta pertumbuhan pendapatan non-menara yang solid, mendukung rating beli terhadap TOWR.
Namun, ia juga menyoroti beberapa risiko negatif yang mungkin menghadang TOWR ke depannya, terutama rendahnya pertumbuhan sewa dan tekanan pada tarif sewa.
Meskipun demikian, Indo Premier Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk TOWR dengan target harga di Rp1.300, dengan basis penilaian campuran DCF dan EV/EBITDA multi.
Kinerja IBST
PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) mencatat laba periode berjalan sebesar Rp49,126 miliar dalam sembilan bulan 2023, mengalami penyusutan 3,3 persen dari periode sama tahun 2022 yang mencapai Rp50,857 miliar. Data laporan keuangan IBST untuk sembilan bulan 2023 yang telah diaudit tersedia di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis 28 Desember 2024 lalu.
Dampaknya, laba per saham dasar menurun menjadi Rp36 per lembar pada akhir September 2023, sedangkan pada akhir September 2022 mencapai Rp38 per lembar. Meskipun begitu, pendapatan usaha berhasil tumbuh 2,9 persen secara tahunan menjadi Rp829,77 miliar pada akhir kuartal III 2023. Rinciannya, pendapatan dari sewa menara telekomunikasi naik 4,5 persen menjadi Rp436,9 miliar.
Sewa peralatan jaringan dan bandwith juga mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen menjadi Rp249,72 miliar, sementara sewa peralatan dan mesin meningkat 2,8 persen menjadi Rp143,13 miliar. Meskipun berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 2,03 persen menjadi Rp385,09 miliar, laba kotor IBST tetap naik 7,7 persen menjadi Rp444,68 miliar.
Namun, beban keuangan meningkat 10,6 persen menjadi Rp208,12 miliar, sedangkan beban administrasi naik 2,4 persen menjadi Rp125,59 miliar. Begitu juga dengan beban pajak penghasilan yang melonjak 17,2 persen menjadi Rp34,4 miliar.
Selain itu, perseroan juga mengalami kerugian penurunan nilai aset tetap sebesar Rp16,202 miliar dalam sembilan bulan 2023, berbeda dengan periode yang sama tahun 2022 yang nihil. Pendapatan keuangan juga turun 41,6 persen secara tahunan menjadi Rp14,835 miliar.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.