KABARBURSA.COM-Industri perbankan nampaknya masih berhati-hati dalam menyerap surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan BUMN Karya dalam jangka menengah, kemungkinan dipengaruhi oleh traumatisasi akibat kasus gagal bayar.
Menurut PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), perbankan, terutama yang berasal dari sektor swasta, memiliki catatan khusus terhadap sektor ini, sehingga diperlukan pertimbangan yang ketat sebelum membeli surat utang dari sektor tersebut.
"Namun, bank-bank BUMN mungkin akan tetap memberikan dukungan, tetapi dengan mempertimbangkan kesehatan bank-bank itu sendiri," ungkap Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito, Selasa 13 Februari 2024.
Dito menjelaskan bahwa bank-bank swasta tidak sepenuhnya akan menolak untuk menyerap surat utang dari sektor BUMN Karya, namun mereka akan lebih berhati-hati dalam menilai prospek pertumbuhan sektor tersebut.
Meskipun demikian, Dito melihat bahwa minat perbankan untuk membeli surat utang dari sektor tersebut mungkin akan terbatas pada awalnya, terutama karena kasus gagal bayar yang menjadi perhatian khusus.
"Jika prospeknya dinilai baik, mereka kemungkinan juga akan mempertimbangkannya," tambahnya.
Dito juga mengungkapkan bahwa bank-bank saat ini masih menunggu upaya restrukturisasi dari beberapa surat utang, seperti yang dimiliki oleh PT Waskita Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.
Proses penyelesaian atas masalah tersebut dianggap sebagai tolak ukur bagi perbankan untuk memutuskan apakah akan membeli surat utang dari sektor tersebut atau tidak. Jika penyelesaiannya berhasil, maka perbankan kemungkinan akan kembali tertarik.
Pefindo mencatat bahwa penerbitan surat utang BUMN di sektor konstruksi sepanjang 2023 mencapai Rp 630,48 miliar, dengan surat utang dalam bentuk bond mendominasi senilai Rp 503,73 miliar.