KABARBURSA.COM – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melaporkan penurunan laba bersih sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2025, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD104,28 juta, turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD117,18 juta.
Pendapatan perseroan pada periode tersebut mencapai USD318,86 juta, meningkat 4,2 persen dari USD306,02 juta pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Peningkatan pendapatan berasal dari penjualan uap dan listrik kepada pihak berelasi.
PGEO mencatat penjualan kepada PT PLN (Persero) dan PT PLN Indonesia Power sebesar USD305,73 juta, atau sekitar 95,9 persen dari total pendapatan konsolidasian.
Beban pokok pendapatan PGEO tercatat USD140,22 juta, naik dibandingkan USD120,01 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Komponen terbesar dalam beban pokok tersebut berasal dari beban depresiasi dan amortisasi sebesar USD91,49 juta, diikuti oleh beban gaji dan tunjangan sebesar USD34,68 juta.
Dari sisi profitabilitas, laba bruto PGEO turun menjadi USD178,65 juta, dibanding USD186,01 juta pada sembilan bulan pertama 2024. Laba usaha juga mengalami penurunan dari USD171,80 juta menjadi USD158,60 juta, seiring meningkatnya beban umum dan administrasi yang mencapai USD20,05 juta.
Laba sebelum pajak penghasilan tercatat sebesar USD147,52 juta, dengan beban pajak kini dan tangguhan sebesar USD43,26 juta, sehingga menghasilkan laba tahun berjalan sebesar USD104,26 juta. Nilai tersebut setara dengan laba per saham dilusian sebesar USD0,0025.
Dari sisi posisi keuangan, total aset PGEO per 30 September 2025 mencapai USD2,96 miliar, naik dibandingkan posisi akhir tahun 2024 yang sebesar USD2,84 miliar. Total liabilitas tercatat sebesar USD957,39 juta, sedangkan ekuitas mencapai USD2,00 miliar.
Komponen utama aset terdiri dari kas dan setara kas sebesar USD628,12 juta, piutang usaha pihak berelasi sebesar USD159,34 juta, serta aset tetap neto sebesar USD1,77 miliar.
Kenaikan aset tetap berasal dari selesainya proyek Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas 55 MW yang telah memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada 29 Juni 2025, dan mulai berkontribusi terhadap pendapatan pada kuartal III tahun berjalan.
Pada sisi ekuitas, modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan tercatat sebesar 41,808,086,596 saham dengan nilai nominal Rp500 per saham.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) tanggal 3 Juni 2025, PGEO juga menyetujui pembagian dividen tunai sebesar USD136,40 juta, atau sekitar USD0,003 per saham.
Per 30 September 2025, posisi arus kas bersih dari aktivitas operasi tercatat USD160,61 juta, arus kas investasi sebesar USD147,77 juta, dan arus kas pendanaan sebesar USD11,34 juta. Dengan demikian, saldo kas dan setara kas akhir periode tercatat meningkat dari USD626,61 juta pada akhir 2024 menjadi USD628,12 juta.
Secara keseluruhan, laporan keuangan sembilan bulan 2025 menunjukkan PGEO masih mempertahankan pertumbuhan pendapatan di tengah peningkatan biaya depresiasi dan beban operasional. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.