Logo
>

Twin Deficit Ekonomi RI, Rupiah Letoy ke Rp15.625/US$

Ditulis oleh KabarBursa.com
Twin Deficit Ekonomi RI, Rupiah Letoy ke Rp15.625/US$

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam konteks twin deficit yang sedang terjadi di Indonesia, serta adanya arus keluar modal asing dari Surat Berharga Negara (SBN) selama tiga pekan berturut-turut.

    Menurut data dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah sebesar 0,22 persen menjadi Rp15.625/US$. Pelemahan ini sejalan dengan depresiasi yang terjadi pada hari sebelumnya, yaitu tanggal 23 Februari 2024, yang mengalami penurunan sebesar 0,03 persen.

    Sementara itu, indeks DXY pada pukul 15:00 WIB turun menjadi 103,88 atau mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Meskipun angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya yang berada di 103,93.

    Pelemahan rupiah terjadi setelah Indonesia mencatatkan defisit Transaksi Berjalan sebesar US$1,3 miliar pada kuartal keempat tahun 2023, dengan total defisit sepanjang tahun 2023 mencapai US$1,6 miliar atau setara dengan 0,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Di sisi lain, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 mencapai Rp347,6 triliun atau sekitar 1,65 persen dari PDB.

    Ekonom CIMB Niaga, Mika Martumpal, mengungkapkan bahwa twin deficit seringkali memberikan dampak negatif pada pasar keuangan Indonesia, meskipun faktor suku bunga dan prospek pertumbuhan global juga berpengaruh terhadap stabilitas pasar.

    Sindhu Rahadian Ardita, Kepala Divisi Treasury BTN, juga memiliki pandangan serupa, bahwa twin deficit sudah menjadi hal yang umum terjadi di Indonesia, namun upaya pemerintah dalam meningkatkan hilirisasi berpotensi untuk menghasilkan surplus dalam transaksi berjalan, yang pada gilirannya dapat mengurangi tekanan twin deficit.

    Selain itu, investor asing juga terlihat melakukan arus keluar modal dari SBN selama tiga pekan berturut-turut, dengan total sekitar Rp4 triliun sejak pekan kedua Februari 2024.

    Data transaksi dari Bank Indonesia pada tanggal 19-22 Februari 2024 menunjukkan bahwa investor asing dalam pasar keuangan domestik mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp1,01 triliun, yang terdiri dari penjualan bersih sebesar Rp0,19 triliun di pasar SBN, pembelian bersih sebesar Rp2,08 triliun di pasar saham, dan penjualan bersih sebesar Rp0,88 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

    Pasar juga masih menantikan data inflasi Amerika Serikat (AS) (Personal Consumption Expenditure/PCE) yang diharapkan menunjukkan penurunan. PCE AS ini meningkat sebesar 2,6 persen secara tahunan untuk kuartal ketiga tahun 2023. Jika terjadi penurunan atau mendekati target bank sentral AS (The Fed) sebesar 2 persen, hal ini dapat menyebabkan penurunan suku bunga acuan AS secara lebih cepat, dan akibatnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah menjadi lebih berkurang.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi