KABARBURSA.COM – PT United Tractors Tbk (UNTR) melebarkan portofolio bisnisnya pada sektor pertambangan nikel dengan mendirikan anak usaha baru bernama PT Nusantara Industri Nikel Lestari (NINL).
Corporate Secretary United Tractors, Ari Setiyawan, dalam keterbukaan informasi mengatakan, pendirian NINL merupakan langkah lanjutan divestifikasi bisnis yang telah dirancang secara bertahap dan bagian ekspansi ke sektor pengolahan mineral nikel.
“Pembentukan NINL adalah bagian dari strategi grup untuk mengembangkan usaha di sektor jasa dan pengolahan mineral nikel melalui entitas yang kami kendalikan,” ujar Ari, dikutip Rabu, 3 Desember 2025.
Merujuk keterbukaan informasi tersebut, UNTR menjelasakan bahwa NINL didirikan melalui dua anak usaha yang dimiliki penuh, yakni PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) dan PT Energia Prima Nusantara (EPN). Akta pendirian tercatat pada 21 November 2025 dan telah mendapatkan pengesahan Kemenkumham pada 2 Desember 2025.
Ari menambahkan, struktur modal NINL menempatkan DTN sebagai pemegang 99,90 persen saham dengan nilai Rp9,99 miliar, sementara EPN memegang 0,10 persen atau setara Rp10 juta.
“NINL akan beroperasi pada kegiatan industri pembuatan logam dasar bukan besi serta perdagangan besar logam dan bijih logam,” imbuh dia.
UNTR menilai bahwa ekspansi ini tidak menimbulkan dampak material terhadap operasi maupun kondisi keuangan jangka pendek perseroan, namun diposisikan sebagai bagian dari pemetaan jangka panjang menuju diversifikasi di sektor mineral strategis.
Dengan demikian, pembentukan NINL menjadi penanda bahwa UNTR mulai memperluas pijakan ke sektor hilirisasi nikel, tepat di saat pergerakan saham perseroan menunjukkan tren penguatan dalam sepekan terakhir.
Aksi Korporasi Berefek ke Saham UNTR?
Perdagangan saham UNTR hari ini bergerak stabil di zona hijau. Hingga sesi I, harga tercatat naik ke level 28.650, menguat 125 poin atau 0,44 persen. Harga bergerak dalam rentang harian 28.475–28.800, dengan volume mencapai 966.300 saham, atau masih di bawah rata-rata transaksi hariannya yang berada di kisaran 3,17 juta.
Secara historis, saham UNTR telah menguat 3,06 persen dalam sepekan terakhir, dengan kenaikan bersusun sejak awal Desember.
Pola harga membentuk rangkaian higher low dan higher high, mencerminkan peningkatan minat beli setelah sempat terkoreksi pada 1 Desember sebelum kembali pulih menuju area 28.600.
Melihat kombinasi data harga dan momentum aksi korporasi, penguatan UNTR dalam beberapa hari terakhir beririsan dengan waktu diumumkannya pembentukan NINL.
Meski UNTR menyatakan aksi ini tidak berdampak material dalam jangka pendek, pasar tampaknya merespons positif arah diversifikasi baru di sektor nikel.
Pergerakan harga yang beranjak naik sejak awal pekan dapat mencerminkan sentimen investor yang mulai menangkap arah ekspansi tersebut.
Dari sisi pelaku pasar, broker summary menunjukkan bahwa UBS Sekuritas Indonesia (AK) menjadi pihak paling agresif melakukan akumulasi dengan nilai beli mencapai Rp308,7 miliar pada periode 21 November–2 Desember 2025. Sementara itu, CLSA Sekuritas Indonesia (KZ), Mandiri Sekuritas (CC), dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) berada di sisi distribusi dengan nilai jual signifikan.
Orderbook hari ini juga memperlihatkan dukungan kuat pada sisi bid di rentang 28.575–28.625, menandakan terdapat buyer institusional yang menjaga momentum kenaikan harga UNTR. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.