Logo
>

UNTR Resmi Bubarkan Anak Usaha, ini Fokus Berikutnya

Ditulis oleh Syahrianto
UNTR Resmi Bubarkan Anak Usaha, ini Fokus Berikutnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT United Tractors Tbk (UNTR) telah membubarkan atau melikuidasi anak usahanya, PT Anugerah Gunung Mas (AGM). Manajemen perusahaan mengungkapkan alasan di balik langkah tersebut.

    Sara K Loebis, Corporate Secretary, menyatakan bahwa AGM adalah anak usaha UNTR yang dimiliki melalui PT Tuah Turangga Agung (TTA). Status badan hukum AGM telah berakhir sebagaimana dinyatakan dalam surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) No. AHU-AH.01.03-00338 tertanggal 6 Juni 2024.

    "Dengan demikian, Kemenkumham telah mencatat berakhirnya status badan hukum AGM dan menghapusnya dari daftar perseroan dalam Sistem Badan Hukum Kemenkumham," ujar Sara dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Sara menjelaskan bahwa alasan di balik likuidasi AGM adalah karena sejak awal pendirian hingga saat ini, AGM belum melakukan kegiatan operasional apa pun.

    "Likuidasi anak perusahaan perseroan tersebut tidak berdampak secara material terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan perseroan saat ini," kata Sara. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa likuidasi AGM bukan merupakan transaksi material atau transaksi afiliasi.

    Pembubaran AGM oleh UNTR ini mencerminkan langkah strategis perusahaan untuk fokus pada entitas bisnis yang aktif dan produktif, memastikan bahwa setiap anak usaha memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.

    Keputusan ini juga memperlihatkan kepatuhan UNTR terhadap regulasi dan ketentuan hukum yang berlaku, serta komitmen untuk menjaga transparansi kepada para pemegang saham dan publik.

    Kinerja UNTR Kuartal I

    PT United Tractors Tbk (UNTR) melaporkan laba bersih sebesar Rp4,5 triliun pada kuartal I 2024, mengalami penurunan 15 persen dari Rp5,3 triliun pada periode yang sama di 2023.

    Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh penurunan pendapatan, meningkatnya biaya keuangan, dan kerugian selisih kurs. Pada Maret 2024, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp32,4 triliun, turun 7 persen dari Rp34,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

    “Disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen mesin konstruksi dan pertambangan batu bara,” kata Sara. Secara rinci, segmen usaha mesin konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 37 persen menjadi 1.126 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 1.791 unit.

    Sementara itu, pendapatan perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun 11 persen menjadi Rp2,6 triliun dari Rp3 triliun. Kemudian, penjualan Scania turun dari dari 218 unit menjadi 87 unit dan penjualan produk UD Trucks turun dari 89 unit menjadi 32 unit yang disebabkan oleh penurunan permintaan terutama di sektor pertambangan.

    “Secara keseluruhan, pendapatan unit usaha mesin konstruksi turun 22 persen menjadi Rp8,3 triliun dibandingkan Rp10,6 triliun pada periode yang sama 2023,” ujar Sara.

    Dari segmen usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA), sampai dengan bulan Maret 2024 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp13,3 triliun, atau naik 14 persen dari Rp11,7 triliun.

    Lalu, segmen usaha pertambangan batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,3 triliun atau turun 21 persen dari sebelumnya Rp10,5 triliun.

    Sementara itu, segmen usaha pertambangan emas dan mineral lainnya mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 8 persen menjadi Rp1,8 triliun, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas sebesar 14 persen, dari USD1.896 per ons menjadi USD2.165 per ons.

    Lalu, segmen usaha industri konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACST), sampai dengan Maret 2024 masih mencatatkan kenaikan rugi bersih menjadi sebesar Rp42 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp30 miliar.

    Penggunaan Capex UNTR

    PT United Tractors Tbk (UNTR) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD1,3 miliar hingga USD1,4 miliar atau Rp21 triliun sampai dengan Rp22,6 triliun.

    Direktur UNTR, Iwan Hadiantoro, menjelaskan belanja modal sebesar USD1 miliar dialokasikan untuk segmen bisnis jasa kontraktor penambangan. Kemudian, sebesar USD100 juta dialokasikan untuk segmen pertambangan batu bara, khususnya untuk ekspansi infrastruktur washing plant dan pelabuhan.

    “Untuk tambang emas kami spend sekitar USD100 juta, dan sebesar USD100 juta lainnya untuk keperluan lain,” kata Iwan.

    Untuk anggaran belanja modal akan dipenuhi dari kas internal perseroan. Sementara itu, untuk kebutuhan bisnis baru perseroan mendapatkan pendanaan dari pihak ketiga.

    Iwan menyebut, sejak tahun lalu perseroan aktif mencari dana untuk ekspansi hingga saat ini UNTR memiliki fasilitas pembiayaan sebesar USD2 miliar. “Kami harapkan dengan adanya stand by facility sebesar USD2 miliar itu cukup untuk membiayai kebutuhan investasi di masa yang akan datang,” imbuh Iwan.

    Sepanjang 2023, perseroan menganggarkan belanja modal sebesar USD1,2 miliar. Sebagian besar dialokasikan untuk lini bisnis kontraktor pertambangan atau sebesar USD800 hingga USD900 juta. Dana tersebut digunakan untuk pembelian alat berat baru dan penggantian alat berat lama.

    Kemudian, sebesar USD190 juta dialokasikan kepada lini bisnis pertambangan emas perseroan, yakni untuk tambang Martabe dan Sumbawa Jutaraya (SJR). Lalu, sekitar USD60 juta untuk lini bisnis pertambangan batu bara. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.