Logo
>

Usai Umumkan Tebar Dividen, Saham ESSA Langsung Gacor

Para pemegang saham ESSA resmi menyetujui pembagian dividen sebesar Rp10 per saham dengan total nilai Rp172,26 miliar

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Usai Umumkan Tebar Dividen, Saham ESSA Langsung Gacor
Aktifitas Papan Pantau di main Hal Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/4/2025) sampai sore ini. Papan Pantau Saham mulai 14.00 sampai soer ini masih memperlihatkan Panah Hijau. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) mengumumkan ihwal pembagian dividen setelah disetujui oleh para pemegang saham. 

    Para pemegang saham ESSA resmi menyetujui pembagian dividen sebesar Rp10 per saham dengan total nilai Rp172,26 miliar, dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

    Keputusan ini didukung oleh upaya deleveraging yang signifikan dan posisi kas ESSA sebesar USD63 juta, setelah seluruh kewajiban keuangan terselesaikan.

    Presiden Direktur & CEO ESSA, Kanishk Laroya mengatakan pembagian dividen ini menegaskan   komitmen pihaknya untuk terus memberikan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham. 

    "Kombinasi antara peningkatan margin dan langkah deleveraging yang signifikan telah memungkinkan kami untuk membagikan imbal hasil yang lebih tinggi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen yang lebih besar untuk tahun 2024," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 17 April 2025.

    Sembari terus menjaga operasi yang stabil dan efisien, kata dia, ESSA juga memulai rencana pertumbuhan sejalan dengan upaya perusahaan  untuk menjadi pelaku utama dalam transisi menuju keberlanjutan. 

    "Kami terus mencurahkan upaya besar dalam mentransformasi pabrik amoniak kami menjadi pabrik rendah karbon, dengan target penyerapan karbon sekitar 1 juta ton CO₂ per tahun yang akan dimulai pada kuartal IV tahun 2028," ungkapnya. 

    Selain itu, ESSA juga baru mengumumkan proyek Sustainable Aviation Fuel (SAF) terbaru kami melalui anak perusahaan PT ESSA SAF Makmur (ESM). 

    "ESM akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi hingga ±200.000 metrik ton SAF per tahun, dengan target operasi komersial pada Q1 tahun 2028," pungkasnya.

    Kinerja Saham ESSA

    Usai mengumumkan pembagian dividen, saham ESSA terpantau menguat 0,82 persen atau naik 5 poin ke level 615 pada sesi I perdagangan Kamis, 17 April 2025, demikian data yang dihimpun dari Stockbit. 

    Selain itu, ESSA juga mencatatkan kinerja keuangan yang solid, tercermin dari indikator keuangan utama dalam aspek solvabilitas dan profitabilitas, 

    ESSA memperlihatkan current ratio sebesar 2,36 dan quick ratio sebesar 2,05, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang sangat baik. Rasio ini menandakan bahwa aset lancar perusahaan lebih dari cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. 

    Current ratio di atas 2 mengindikasikan bahwa perusahaan berada dalam posisi aman untuk memenuhi utang jangka pendek, sementara quick ratio yang juga tinggi menegaskan bahwa aset lancar non-inventori tetap mampu menutup kewajiban tanpa penjualan barang.

    Selain itu, Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,22 mencerminkan struktur permodalan yang konservatif. Rasio ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendanaan perusahaan berasal dari modal sendiri, bukan utang, yang mengurangi risiko keuangan di tengah volatilitas pasar.

    Dalam aspek profitabilitas, ESSA menunjukkan kinerja yang mengesankan. Return on Assets (ROA) sebesar 6,51 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 10,85 persen menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari aset dan modal yang dimiliki secara efisien.

    Dari sisi margin, perusahaan mencatatkan gross profit margin sebesar 37,07 persen, operating profit margin sebesar 26,90 persen, dan net profit margin sebesar 16,01 persen. Margin laba ini mencerminkan efisiensi operasional yang tinggi dan kontrol biaya yang baik. 

    Sebelumnya, saham SSA memang direkomendasikan di tengah potensi Energi Baru Terbarukan (EBT)  mengalami pertumbuhan.

    Kepada Kabarbursa.com beberapa waktu lalu, Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy mengatakan proyeksi kinerja emiten yang fokus pada sektor EBT hingga kuartal I 2025 akan terus mengalami pertumbuhan signifikan.

    Dia menjelaskan kondisi tersebut sejalan dengan target pemerintah yang berupaya menarik investasi antara Rp1.900 triliun hingga Rp2.200 triliun pada tahun ini.

    Abdul menuturkan Stocknow.id memiliki rekomendasi sejumlah saham di sektor EBT, salah satunya adalah ESSA. 

    ESSA Kepakkan Sayap di Bisnis Produksi SAF

    ESSA) mulai mengepakkan sayapnya di bisnis produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF). Bisnis tersebut dijalankannya melalui dua anak usaha, yaitu PT ESSA Sustainable Indonesia (ESI) dan PT ESSA SAF Makmur (ESM).

    Presiden Direktur dan CEO ESSA Kanishk Laroya, mengatakan, ESSA sedang mendayagunakan keahlian di bidang energi dan kimia. 

    Perusahaan memposisikan ESSA di garis depan revolusi penerbangan ramah lingkungan dengan menargetkan diri menjadi salah satu pabrik bersertifikasi ISCC CORSIA pertama di Indonesia.

    Dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 23 Desember 2024, Laroya menjelaskan, langkah perusahaan memfokuskan diri pada bisnis SAF ini sejalan dengan komitmen untuk membawa Indonesia dalam solusi energi ramah lingkungan. 

    Dengan semakin meningkatnya tuntutan bagi industri penerbangan global untuk mengurangi emisi CO2 yang terus meningkat, proyek SAF yang digarap ESSA ini diharapkan bisa membawa perubahan global di sektor yang terus berkembang.

    Sementara, anak usaha ESEA, yakni ESM akan menjadi fasilitas manufaktur greenfield berteknologi termutakhir yang akan didirikan di Jawa Tengah dengan kapasitas produksi ±150.000 MT per tahun. Adapun operasi komersial diharapkan dimulai di antara Kuartal IV 2027 dan Kuartal I 2028.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.